Ketahuan?!

316 18 17
                                    

Mobil terus berjalan, setelah menempuh jarak sepuluh kilo meter akhirnya mereka sampai dirumah.

Hanna membuka pintu mobil. "Hah sampaaaii!!" ucapnya  menghela napas lega dan meregangkan tangannya lebar-lebar.

"Kak sudah sampai." Gempa melihat Halilintar dari pantulan kaca yang terlihat sedikit tertunduk.

"Hn"

Setelah itu Gempa pun keluar dari mobil. "Dah ayo masuk."

Hanna mengangguk dan mengikuti Gempa dari belakang dan dia melupakan kalau ada Ying yang masih di dalam.

"Hah!?" Ying membuka matanya terkejut. "Dimana aku?"

Ying mengedipkan matanya berulang kali menyesuaikan pupil matanya yang sempat kabur.

Setelah tidak mengabur, Ying sadar kalau ia berada di dalam mobilnya Gempa.

"Inikan mobil Gempa dan dimana dia dan Hanna?" gumam Ying.

Lalu secara refleks --gerak sendiri-- kepalanya memutar ke sebelah dan melihat seseorang yang ia kenal sangat amat kenal sedang tertidur, lebih tepatnya menutup kedua matanya.

Ying tersadar kalau dia berada di mobil berdua dengan Halilintar. Lambat laun ia terkejut sampai-sampai membulatkan kedua matanya hampir keluar dan merasa kalau tubuhnya membeku.

Dan Ying masih tidak bergerak sama sekali dan entah mengapa lagi tiba-tiba badannya menjadi bergetar.

Ia terus memikirkan sesuatu dan dengan refleks, Ying hendak membuka pintu, tetapi sebuah tangan menahan lengannya.

"Mau kemana hm?"

Ying POV

"Mau kemana hm?" suara itu, itu suara Halilintar.

Aku memutakan kepalaku dan melihat Halilintar menatapku dengan senyum andalannya yang biasa ia lihatkan kepadaku, yaitu senyum menyeringai.

"A-apa yang k-kau lakukan?!" ucapku sedikit berteriak tetapi gugup.

Halilintar tidak menjawab, tetapi senyum smirk-nya tidak berubah. Lalu karena keadaanku belum siap, Halilintar langsung menarikku dan mukaku menubruk dada bidangnya.

"Aku kembali pisang berjalan," ucapnya sambil menaikkan daguku dengan tangan satunya.

Aku mengumpat kesal kenapa dia memanggilku dengan sebutan itu ck!)

Tak lama, mata Sapphire-ku bertemu dangan Ruby-nya. Yass mata ruby yang sangat tajam itu menatapku dan tidak lagi menatap dengan seringai biasanya yang di tunjukkan kepadaku.

Inilah yang membuatku tidak suka dengan Halilintar. Dia selalu membuatku terlihat seperti orang yang tidak tau apa-apa dan gugup. Tetapi, kalau bersama dengan yang lainnya, ia selalu bersikap cuek dan jangan lupakan mukanya yang datar itu.

Lama kelamaan, raut matanya itu sepertinya menjadi raut sendu. Entah kenapa tapi mungkin itu benar.

Tok tok tok...!

"Waw sudah kuduga! Kak Hali dengan Ying! Wah pasti terjadi sesuatu!" terdengar suara ketukan di kaca mobil dan suara yang sepertinya itu suaranya Taufan dari luar mobil.

Refleks aku langsung bangkit dari dada bidangnya Halilintar lalu melihat ke kaca, dan ternyata ada Taufan yang mengintip ke dalam dan di belakang Taufan ada Yaya yang melongo di belakang Taufan.

Waiting For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang