Kumpul

274 16 16
                                    

Semua orang menyambut Halilintar. Yang tadinya makan terus sampai lupa dunia dan ngutak-atikkan ponselnya sampai jarinya ludes, tersangka tersebut yang bernama Gopal dan Fang ikut menyambut Halilintar.

"Karena Kak Hali yang baru saja datang, maka Kak Hali harus beristirahat saja di kamarnya dan kami akan melayanimu," ucap Taufan yang diam-diam memasang raut jahat.

Fang dan Gopal mengangguk setuju. "Iya kau harus ke kamar saja Hali. Atau mau makan bersama kami?" Fang menawari.

"Ke kamar nanti turun," Halilintar menjawab secara singkat, padat, dan jelas. Setelah itu ia langsung berjalan ke atas.

Taufan menatap punggung Kakaknya sampai menghilang itu langsung terkikik persis seperti hantu. "Khekhekhe uhuuy welkom to de hell ohoho!!"

"Welcome to the hell bodoh. Pantas saja nilai bahasa inggrismu selalu rendah," Gopal menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Emangnya buat siapa sih 'welcome to the hell'-nya?" tanya Fang.

"Ck siapa ya? Ngapain ku kasih tau. Siapa suruh nggak mau ikut rencanaku, jadi ya nggak usah ikut campur! Rahasia ini hanya Taufan yang mengetahuinya a-ha-ha-ha!" lagi-lagi Taufan tertawa bak orang gila.

Gempa, Fang dan Gopal menarapnya dengan datar lalu melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda karena menyambut Halilintar.

Sementara di bagian Ying, Yaya, dan Hanna, mereka sedang membuat makanan yang hampir terselesaikan juga.

"Kenapa kau baru berangkat tadi Ying?" pertanyaan Hanna membuat Ying yang tadinya melamun menjadi tersentak kaget, sampai jarinya pun teriris karena memotong sayuran.

"Shh!" ringis Ying dan otomatis pisau yang tadi ia pegang ikut terkena darah.

Hanna yang berada di depannya pun terkejut. "Ying kau baik-baik saja?"

Yaya juga yang tadinya sedang mengaduk-aduk sup jadi terkejut mendengar ringisan Ying.

"Hah? Ying apa yang terjadi? Kenapa jarimu teriris?" Yaya melihat jari Ying yang teriris cukup dalam dan darah pun terus memberes keluar.

Ying yang melihat jarinya teriris menatap jarinya horor.

"Sebaikanya kau bersihkan dulu dengan air nanti infeksi kalau nggak di bersihkan," suruh Hanna dan Ying langsung membuka kran air lalu di bersihkan darah yang keluar melalui jarinya dengan ringisan tentunya.

Setelah darahnya sudah tidak terlalu memberes keluar, Yaya pun berniat mengambilkan plester. "Apa perlu ku ambilkan plester, Ying?"

Ying menggeleng. "Tidak perlu Ya, aku akan mengobati jariku sendiri. Kalian berdua lanjutkanlah memasaknya. Jika kalian mengurusku, nanti tidak akan selesai."

"B-baiklah. Cepatlah kau obati!" kata Hanna memerintah takut infeksi jarinya Ying.

Ying mengangguk lagi dan langsung pergi berlalu. Setelah Ying pergi, Yaya dan Hanna melanjutkan membuat masakannya dan Yaya, melanjutkan pekerjaan Ying yang belum selesai.

.

.

.

"Apa Taufan membohongiku?" Ying mencari ke seluruh lemari yang berisikan obat P3K.

Ya setelah keluar dari dapur, Ying bertanya kepada Taufan di mana P3K dan Taufan malah menjawab 'cari aja di kamar Kak Halilintar' ngawur banget sampai Ying memukul kepala Taufan 'iyaiyaiya kamu cari aja di kamar san-- owh iya yah kau 'kan nggak terlalu tau isi rumah disini hehe.' Dengan santainya Taufan terkekeh seperti itu dan mendapatkan satu pukulan lagi di kepala Taufan. 'Iyaiyaiya kau lurus aja ke sana baru belok kanan nah di situ ada ruangan yang pertama nah masik saja.'

Waiting For youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang