"Jadi Ying bagaimana?" Hanna bertanya.
"Aku nggak tau Na. Tadi saat Kak Hali menelponku dia malah bertanya dimana Ying berada," Yaya memijat pelipisnya.
Gempa, Hanna dan Taufan terkejut. "Hah? Kak Hali menelponmu?"
Yaya mengangguk lesu. "Ya dan sekarang, aku belum tau gimana kondisi mereka sekarang."
Hanna mendekati Yaya dan duduk di sampingnya. "Aku juga kaget kalau Ying belum pulang sampai sekarang." Lanjutnya tertunduk.
"Kalau bukan karena Gempa kau pasti nggak tau kalau Ying belum pulang." Taufan menatap Gempa dan Hanna secara bergantian dengan tatapan menggoda.
"Taufan!" kesal Gempa.
Taufan terkekeh. Tiba-tiba ia terkejut kalau ponselnya berdering.
KakHali👅 is calling.
Taufan terkejut dan langsung mengangkat panggilannya. "Halo? Kenapa Kak? Hah?! b-baiklah kami akan ke san- hah?! Ka-kau yakin Kak? err yayaya baiklah hufft." Taufan mengakhiri panggilannya.
Yaya langsung berdiri dan mendatangi Taufan. "Kenapa? Ada apa Taufan!"
"Ying sudah bersama Kak Hali," jawaban Taufan membuat Yaya, Hanna dan Gempa terkejut.
"Ka-kau yakin Fan?" tanya Hanna ragu.
"Barusan aja Kak Hali baru menelponku kalau Ying dengan dia tapi kondisinya sekarang-" Taufan menghela napas dan menghentikan kata-katanya.
"Kondisinya kenapa?" Jawab Yaya cepat tidak sabaran.
Taufan malah bungkam beberapa detik. "Kita tunggu saja Kak Hali, susah ngejelasinnya."
Yaya menghela napas dan mengangguk. Perasaannya kali ini kalut entah apa yang akan terjadi.
.
.
.
Halilintar mematikan panggilannya dan meletakkan ponselnya ke kantongnya. Sesekali matanya menatap sendu ke kaca yang memantulkan sesosok gadis tertidur lelap dengan memar di pipi orientalnya.
'Ying'
Tak lama Halilintar mengemudi mobilnya, sampailah mereka di sebuah rumah dan memberhentikan mobilnya di depan rumah tersebut.
Halilintar keluar dari mobil dan membuka pintu lalu menggendong Ying dan membawanya masuk ke rumah yang di ketahui rumah Ying.
Tapi sebelum masuk tadi, ia mencari sebuah benda yang bernama kunci di tas Ying dan memperogohnya.
Sebelumnya Ying memang tinggal sendiri. Orang tuanya berada di luar negeri karena suatu pekerjaan dan Ying tinggal sendiri di rumah.
Setelah sampai di kamar Ying, Halilintar meletakkannya di ranjang.
Halilintar menghela napas. Tangannya mengambil ponselnya dan menelpon Taufan kembali.
"Kesinilah. Dirumah Ying. Cepatlah." Halilintar menghentikan panggilannya sepihak dengan jawaban-jawaban yang singkat.
Tak lama setelah Halilintar menelepon Taufan, Yaya datang dengan berlari dan menghampiri Ying yang terbaring di ranjang.
"Ying!" Yaya terkejut melihat kondisi Ying.
"Obatilah." setelah berkata singkat, Halilintar langsung keluar.
Yaya mengangguk. "Hanna bantulah aku dan kalian berdua keluarlah!" lanjutnya menyuruh Taufan dan Gempa untuk keluar dengan mode singanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For you
FanfictionJust cerita tentang seorang gadis yang selalu di bully karena mendekati Pangeran Es mereka. Ia terus mendekatinya. Walaupun harus merasakan sakit di sekujur tubuhnya yang rahasiakannya dari semua orang. Dan ia akan membuktikannya kepada janjinya yan...