7. Event Cermin

39 10 3
                                        

The Second Winner is...

Jasmine Kartika

Judul Cermin : The Secret of the World on the Could

Genre Cermin : Fantasy

Isi Cermin :

"Lalu, ia terbangun. 'Wah, ternyata itu hanya mimpi. Seandainya saja, itu kenyataan.' Selesai ...." Ibu Uzuki baru saja selesai menceritakan tentang dunia di atas awan kepada putri tercintanya, Uzuki.
      
"Wah, ceritanya sangat menakjubkan! Andai saja, aku bisa ke dunia di atas awan itu. Pasti menyenangkan!" seru Uzuki, seorang anak perempuan berusia 5 tahun.
     
Ibunya hanya tersenyum manis, seakan mengatangan bahwa jika memang benar ada, ia akan mengajak Uzuki ke sana. "Ya sudah, sekarang sudah malam. Ibu bacakan dongeng, kamu bukannya tidur, malah lebih ceria."
      
Uzuki tertawa kecil. "Baiklah, Bu, selamat malam ...," ujarnya. Uzuki menarik selimutnya, lalu memiringkan tubuhnya dan menutup matanya.
      
"Selamat malam ...." Ibu Uzuki mencium pipi Uzuki, lalu mematikan lampu kamar.

***
      
"Huft ...." Uzuki duduk di depan kelasnya. "Sebenarnya, ayah lupa menjemputku atau bagaimana, sih?" ujarnya kesal.
      
Uzuki sudah menunggu jemputan sejak dua jam yang lalu. Sekolah sudah sepi. Hanya ada beberapa guru yang sibuk di ruang guru. Sudah berulang kali Uzuki diajak gurunya untuk diantarkan pulang. Namun, Uzuki menolak, karena ia hanya ingin dijemput ayahnya.
       
"Apa aku lebih baik jalan kaki saja? Lagipula, aku bisa lewat jalan dalam, jadi aman," gumam Uzuki.
      
Uzuki berdiri. Ia berjalan keluar sekolahnya. Tidak ada yang melihatnya berjalan keluar sekolah.

***
      
Uzuki berjalan di tempat yang sepi. Ini sengaja ia lakukan, agar ia aman. Padahal, belum tentu.
      
Uzuki terus berjalan sambil menatap langit. "Awannya indah." Uzuki tersenyum.
      
Tiba-tiba, langit menjadi gelap. Hujan turun. Uzuki terkejut, ia berlari ke bawah pohon pisang yang ada di dekat tanah lapang yang tidak terlalu luas.
      
Di situ, Uzuki duduk, lalu menempelkan kepalanya di paha. Ia tak menghiraukan seragamnya yang basah dan kotor.
      
Hujan tak berlangsung lama. Setelah hujan reda, Uzuki mengangkat kepalanya.
      
"Hah!" Uzuki sangat terkejut. Ia mendapati jembatan melengkung ke atas yang berwarna-warni, tepat di depannya. Namun, ia masih ada di tempat yang sama.
      
Uzuki berdiri. Ia berjalan mengamati jembatan itu. Sebenarnya, ia masih ragu kalau itu adalah jembatan.
      
Namun, lama kelamaan, Uzuki bosan. Akhirnya, ia memutuskan untuk menaiki jembatan itu.
      
Untuk menaikinya, Uzuki harus merangkak. Jembatan itu terlalu licin, jika Uzuki berdiri, ia akan tergelincir.  
Belum lama, tapi Uzuki sudah kelelahan. Ia ingin turun. Namun, rasa penasarannya mengalahkan rasa lelahnya. Uzuki tersenyum dan menyemangati dirinya sendiri, "Yosh!"
      
Tiba-tiba, dua makhluk kecil seukuran kucing yang gembul datang dari bawah. Tubuhnya terlihat seperti awan, namun padat. Dua makhluk itu terkejut melihat Uzuki. "Eh?!"
       
Uzuki menoleh, ia pun ikut terkejut."Si-siapa kamu?!" tanya Uzuki.
       
"Seharusnya kami yang bertanya padamu. Siapa kamu?!" tanya salah satu dari mereka.
      
"A-aku ... aku ... aku Uzuki," jawab Uzuki pelan.
      
"Kamu manusia?"
      
"Iya ... a-aku manusia. Si-siapa kamu?" Uzuki masih dalam posisi yang sama. Karena jika ia berbalik, ia akan tergelincir.
      
"Kami adalah penjaga awan." Dua makhluk itu terbang ke depan wajah Uzuki. "Bagaimana kamu bisa memanjat pelangi ini?"
      
"Apaa?! Pelangii?!" Uzuki berteriak. Ia sangat terkejut mendengar perkataan penjaga awan itu.
      
"Iya. Kamu ada di pelangi. Kami sangat bingung. Bagi manusia, pelangi hanya bisa dilihat, tidak bisa disentuh, apalagi dinaiki seperti ini."    
"Kalau begitu, kami akan mengajakmu ke hadapan pemimpin kami."

***
      
"Oh, jadi begitu ...." Ratu Qezaze, Sang Pemimpin Negeri Awan mengangguk pelan.
      
Uzuki tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menunduk dan terdiam. Ia sudah benar-benar pasrah.
      
"Kalau begitu, berikan kamar yang paling baik di sini untuknya," kata Ratu Qezaze.
      
Uzuki terbelalak kaget. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Begitu pula dengan dua penjaga awan yang membawanya ke sini.
      
"R-Ratu, apa anda tidak salah?" tanya salah satu penjaga awan sambil berjalan selangkah mendekati Ratu Qezaze.
      
"Hihi! Maafkan aku, jadi begini .... Aku sudah membuatnya bisa merasakan kenikmatan dunia di atas awan. Karena, dia telah menemukan buku legenda kita yang sudah lama hilang. Yah, walaupun buku itu sudah banyak diganti, tapi itu sangat berarti. Kita bisa berdiskusi untuk memperbaiki buku itu lagi," jelas Ratu Qezaze.

***
      
Uzuki memasuki sebuah ruangan yang sangat luas. Ruangan itu dipenuhi oleh barang-barang mewah yang berwarna pink, warna kesukaanya. Uzuki merasa sangat ... senang.
      
Uzuki berjalan mendekati rak buku yang sangat luas. Lalu ia mengambil salah satu buku yang membuatnya tertarik. Lalu ia membacanya sampai habis.
      
Setelah itu, Uzuki membuka lemari makan yang ada di dekat meja makan (eits, ini masih di kamar, ya ...!). Ia mendapati banyak sekali cotton candy berwarna warni dengan berbagai bentuk. Uzuki mengambil cotton candy berbentuk awan dengan warna biru muda dan pink.
      
Setelah itu, Uzuki mendekati jendela, lalu membuka gordennya. Ia mendapati banyak sekali penghuni awan yang bermain bersama. Ia pun tertarik untuk keluar dan bermain bersama yang lainnya.

***
      
"Ayo, lempar ke sana!"
      
"Eh, oper sini!"
      
"Ah, ini!"
      
Uzuki dan para penghuni awan sedang asik bermain lempar bola awan bersama. Saking asiknya, Uzuki sampai lupa bahwa ia sedang menginjak awan yang sangat lembut.
      
"Uzuki!" panggil seseorang dari gerbang istana.
      
Dengan bola awan yang ada di tangannya, Uzuki menoleh. Ternyata, Ratu Qezaze yang memanggilnya. Uzuki berlari mendekati Rati Qezaze.
      
"Uzuki, sudah waktumu untuk pulang. Kedua orangtuamu pasti mencarimu," ujar Ratu Qezaze.
      
Wajah ceria Uzuki seketika berubah menjadi kusut.
     
"Tapi, aku punya hadiah untukmu. Ini ...." Ratu Qezaze menyodorkan sebuah kalung indah berliontin dua awan putih dengan pelangi di antara dua awan itu.
      
"Waah ...!" seru Uzuki senang. Ia langsung meraih kalung pemberian Ratu Qezaze yang indah.

Ratu Qezaze tersenyum manis. "Ini bukan kalung biasa, Uzu-chan!" Ratu Qezaze memegang pundak Uzuki. "Kalung ini adalah kalung teleportasimu ke Negeri Awan ini. Kamu bisa menggunakannya untuk pulang, atau datang ke sini."
      
"Caranya, kamu genggam liontin kalung ini, ya! Dan jangan pernah melepas kalung ini, kecuali atas izinku."

Uzuki terlihat sangat senang. Namun, ia sedikit tidak percaya. Ia mencubit pipinya. "Aah, sakit ...!"

"Hahaha!" Ratu Qezaze tertawa. "Ini buka mimpi, Uzu-chan!"

"Eh, hihihi!" Uzuki tertawa kecil.

Uzuki membalik badannya, lalu melemparkan bolanya ke teman-teman barunya. Uzuki melambaikan tangan pada mereka. "Aku akan datang lagi!"

"Terimakasih, Uzuki, sudah datang kemari. Jangan lupa untuk terus mengunjungi Negeri Awan ini, ya! Oh, iya. Dan satu lagi, kamu tidak boleh memberitahukan tentang semua ini kepada siapa pun," jelas Ratu Qezaze.

Uzuki mengangguk mengerti. Uzuki memakai kalungnya, lalu menggenggam liontinnya sambil memejamkan matanya.

.

Selamat kepada Jasmine AoiPinkieDash  sebagai pemenang ke dua Event Cermin pada bulan Juli yang di selenggarakan pada tanggal 29 Juli 2019.

.

.

All Admin and Owner❤

-WORK OF TSW-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang