6

2.3K 88 11
                                    

"Tidak ada waktu dan tempat yang tepat untuk cinta, karna cinta bisa datang kapan dan dimana saja"

💣

Di jam istirahat Nadia pergi ke perpustakaan sekolah untuk mengembalikan buku novel yang telah selesai ia baca yang berada di lantai 2.

Nadia berjalan di koridor yang sepi, perpustakaan yang jarang sekali ramai membuat Nadia nyaman berlama-lama disana.

Nadia sampai didepan pintu perpustakaan, mengetuk pintu beberapa kali lalu membukanya secara perlahan.

"Permisi" ucapnya pelan.

Hanya ada beberapa siswa yang menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk membaca siapa lagi kalau bukan anak-anak kutu buku serta kacamata yang tebal.

Nadia melangkah kebelakang perpustakaan yakni tempat buku-buku novel.

Ia manaruh novel yang sedari tadi digenggam. Nadia melihat keatas rak buku, melihat barisan buku paling atas.
Nadia berusaha mengambilnya namun tubuhnya yang kecil tidak memungkinkan untuk menggapainya.

Saat Nadia sedang berusaha menggapai buku barisan paling atas tiba tiba ada tangan yang mengambil buku tersebut.

Nadia membalikan tubuhnya, mendapatkan Vano sedang berdiri dihadapannya.
Nadia mendorong tubuh Vano lumayan keras.

Vano melihat judul buku yang baru saja ia ambil.
'Secret admirer'

"Hahaha, masih kecil udah cinta-cintaan lo" Vano mengeluarkan suara yang cukup besar, sampai-sampai siswa yang ada didalam perpustakaan matanya tertuju kepada mereka berdua.

"Woi, ini perpustakaan tempatnya cari ilmu buka pacaran" sahut seorang perempuan yang sedang membaca disisi kanan

"Cowok ga waras!" Nadia langsung merebut buku yang digenggam Vano dan keluar meninggalkan Vano.

Tanpa Nadia sadari bahwa sedari tadi Vano mengikutinya. Vano mengejarnya.

Vano memegang bahu Nadia. "Eh tunggu" ucap Vano yang terengah-engah karna mengejar Nadia

"Apa lagi sih" ucap Nadia kesal

"Soal gua nabrak lo kemarin, gua minta maaf ya?" Vano menaikan alis menunggu jawaban Nadia

Tanpa menjawab Nadia langsung pergi begitu saja, menuruni tangga dan hilang di belokan tangga.

"Kemarin gua ga minta maaf salah, sekarang gua mau minta maaf malah di cuekin. Dasar cewek" ucap Vano kepada dirinya sendiri.

"Besok dan seterusnya gua coba buat minta maaf lagi aja deh" Vano pergi menyusul Nadia kearah lantai dasar.

Vano melihat Reyhan dengan yang lain sedang bermain basket dilapangan dan membuat lapangan SMA Garuda ramai untuk menonton Reyhan sang kapten basket yang sedang bertanding dengan Alex kelas XII IPS 3.

Vano tidak berminat sama sekali untuk menontonnya, dengan rubik ditangannya Vano berjalan kearah kantin berniat untuk bermain rubik sambil duduk-duduk santai.

Saat sampai dibelokan kantin Vano melihat seorang perempuan yang tak asing baginya.

Ia melangkah maju mendekati perempuan yang sedang duduk dipojok kanan kantin.

Vano meletakan bokongnya tepat di samping perempuan itu.

"Hai" Vano tersenyum setelah berkata seperti itu.

Bukannya menjawab Nadia malah bergeser ke samping untuk menghindari Vano.

"Kok malah ngehindar sih" Vano menaikan alisnya bingung.

kakak kelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang