Terpana, lekat aku memandang. Semu bahkan nyata. Ternyata mimpiku ilusi. Mengharap pada yang tak pasti. Tentang rindu, aku masih diam menyapa hadirnya. Karena kuyakin, namaku tak pernah ia harap dalam doa. Walau namanya terus kulangitkan dalam doa. Tapi, sayang daun sudah berjatuh pada tempatnya. Dia berakhir debu, hingga semua akan melayang begitu saja.
Bulukumba, 30 Agustus 2019