part 1

304 22 37
                                    

PRANG...

" kau hanya memikirkan dirimu sendiri, tidak bisakah kau bersikap seperti seorang kepala keluarga " ucap daiki marah setelah melempar panci saat ia ingin memasak

" kau hanya mabuk-mabukan, menghamburkan uang sesuka hatimu, kau bahkan tak memberikan nafkah pada aku dan keito, aku selalu menyesal mau menikah denganmu " lanjut daiki dengan emosi yang tak tertahankan

" sudah cukup bicaranya? " balas yuya dengan kondisi mabuk, dia berusaha berjalan menuju kamarnya dengan sempoyongan, baru beberapa langkah ia kehilangan keseimbangannya dan hampir saja terjatuh jika saja tidak ada yang menangkapnya

" papa "

" ck lepaskan " rontak yuya melepaskan dirinya

" papa mabuk lagi "

" apa lagi yang dia bisa kalau tidak mabuk " ucap daiki yang masih kesal dengan tingkah suaminya itu

" aku bantu papa ke kamar yah "

" tidak usah, kaulah penyebab aku begini dasar anak pembawa sial "

" ayo pa " keito mencoba membantu yuya tapi yuya menepis kasar tangan anak perempuannya itu

" jangan pernah menyentuhku dengan tangan sialmu itu " ucap yuya penuh penekanan di setiap katanya

~○○○○○○○○○~
Keito pov

Aku terbangun dari mimpi indahku karena bunyi yang sangat nyaring,

"Pasti papa dan mama lagi' gumamku

Aku keluar kamarku dan melihat mama sudah melemparkan panci kearah papa, selalu saja begini setiap pagi aku disuguhkan drama lemparan panci dari mama untuk papa, ntahlah sudah panci keberapa yang mama lemparkan pada papa untuk setiap paginya. Aku berjalan kearah papa yang aku yakini tidak kuat lagi untuk berjalan, dan benar saja ia hampir jatuh kalau tidak kutangkap

" papa " panggilku

" ck lepaskan " rontak papa melepaskan dirinya dari tanganku

" papa mabuk lagi " kataku khawatir

" apa lagi yang dia bisa kalau tidak mabuk " ucap mama masih kesal dengan kelakuan papa

" aku bantu papa ke kamar yah "

" tidak usah, kaulah penyebab aku begini dasar anak pembawa sial "

Aku merasakan oksigen disekitarku terasa menipis, wajahku memerah menahan tangis, selalu saja papa mengatakan aku anak pembawa sial, aku tak mengerti apa yang terjadi sesungguhnya sampai papa sangat membenciku.

" ayo pa " aku mencoba membantu papa lagi tapi papa menepis kasar tanganku

" jangan pernah menyentuhku dengan tangan sialmu itu "

Kali ini air mata berhasil lolos dari tempatnya. Aku mencoba membendung air mata ini tapi nihil, ia lolos dengan lancarnya.

Papa berjalan sempoyongan kekamar dan membanting pintu kamar secara kasar.

Mau sampai kapan ini tetap berlanjut, tuhan kenapa kau memberikan aku ujian seperti ini, bahkan sejak lahir aku belum mendapatkan kasih sayang seorang papa, kenapa papa selalu memperlakukan ku seperti ini, apa salahku? Mama hanya bilang papa perlu waktu untuk menerima dan memperlakukanku tapi sampai kapan? Bahkan sekarang umurku sudah menginjak 17 tahun papa masih memperlakukanku seperti tadi

Aku menghela napas dan menghapus air mataku kasar.

" ma, ada yang bisa keket bantu? " tanya ku berjalan mendekati mama

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang