1840 hari yang lalu
Gadis berambut pirang itu tengah memandang sebuah foto masa lalunya di kamar pribadinya. Tepat disana dua anak laki laki dan dua anak perempuan sedang berlomba memanjat sebuah rumah pohon di sebuah pekarangan rumah seseorang. Foto itu mungkin sebuah kenangan terakhir sebelum kedua sahabat laki lakinya pergi jauh ke negeri Paman Sam.Kini hanya menyisakan ia dan seorang sahabat masa kecilnya, bernama Afra.
Pintu kayu berwarna coklat itu tiba tiba terbuka dan memunculkan seorang laki laki berparas Indonesia - London.
"Bangun, Alga!" Ucapnya mengintip dari balik pintu.
"Iya, gue udah bangun." Gadis itu mengusap air matanya yang sempat menetes. Air mata kerinduan.
"Cepat mandi, trus sarapan bareng di bawah!" Suruhnya lalu menutup pintu. Gadis itu menuruti dengan segera menuntaskan aktifitas di pagi harinya.
Gadis itu bernama Alganna Putri Reinhmel, lalu laki laki tadi adalah kakaknya atau lebih tepatnya saudara kembarnya. Namanya Arganno Putra Reinhmel.
Selesai mandi Alga segera turun dari kamarnya menuju ke ruang makan. Disana sudah ada Arga, Mommy-nya, lalu sepupunya yang baru saja pindah ke Indonesia, Jeffa namanya.
"Pagi saudara saudara sekalian!" Sapa Arga yang baru saja turun dari kamarnya. Alga hanya tersenyum pagi ini ia hanya ingin berbicara singkat singkat saja.
"Hari ini Mom gak pulang kerumah dulu, yaa.. Kalian baik baik dirumah." Kata Mommy-Sarah menyiapkan makanan Alga.
"Why Mom?" Arga bertanya lalu menyuapkan sepotong roti kemulutnya.
"Mommy must accompany Daddy to london, darling." Masih tidak ada perubahan di raut wajah Alga. Baginya ditinggal kedua orang tuanya adalah hal yang sangat biasa. Tapi tidak untuk seorang Arga, ia bahkan akan mengeluarkan sikap childisnya agar kedua orang tuanya tetap disampingnya.
"London? I miss London, Mom. May I join?"
"No!"
"C'mon Mommy.. C'mon.. C'mon.."
Alga terlihat bosan dengan perdebatan bahasa inggris seperti ini.
"Kenapa gak ikut debat bahasa inggris aja, sih? Kalo menang kan lumayan." Batin Alga, Ia pun segera menghabiskan sarapannya lalu segera menuju sekolah sebelum bel masuk berbunyi.
Ia bergegas mengambil sepatu dan memasangkannya pada roller belt-nya. Jarak sekolah dengan rumahnya juga lumayan dekat, jadi ia sudah terbiasa berangkat sekolang menggunakan, sepatu roda. Dan pagi ini ia sudah bodo amat tentang Arga, dan tentu saja Jeffa yang tidak berangkat bersamanya.
Soal Arga, ia tidak satu sekolah dengan Alga. Karena Arga lebih memilih satu sekolah bersama kawan kawan lamanya, lagian disana Arga juga mengeketuai sebuah geng. Lalu Jeffa, ia memilih satu sekolah bersama Alga karena waktu itu Alga menunjukkan sebuah foto bersama ketiga sahabatnya. Dan Jeffa menyukai salah satu dari mereka.
Sesampainya di depan gerbang sekolah ia mencopot Roller belt-nya, menyimpannya, lalu segera jalan menuju kelasnya.
Suasana kelas pada hari ini masih sama dengan suasana dengan hari hari biasanya. Alga menduduki kursinya lalu membenamkan wajahnya di kedua tangannya.
Lain hal dengan gadis berkulit putih yang berada di koperasi sekolah pagi ini. Entah apa yang membuatnya lupa membawa air putih lagi pada hari ini.
Baru saja ia keluar dari koperasi bahunya sudah saja menabrak seorang laki laki yang tak dikenalinya.
"Umh.. sorry!" Gadis itu hanya mengangguk tak berucap. Lagian ini juga salahnya ia jalan tak liat liat.
"Can you show where head master room?" Tanya orang yang baru saja ia tabrak. Lagi lagi gadis itu mengangguk dan menunjuk sebuah tulisan bertuliskan 'Head Master Room'.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION
Teen Fiction"Ehh ada empat cewek cantik lewat, nih." Ucap Reno langsung nyeplos begitu Alga, Afra, Aura, dan Aurel lewat. "Yang Alga cantik, yang Afra manis, yang Aura imut. Trus yang satunya apa?" Bara ikut berucap. "Yang Aurel, yang paling suka sama gue." Jaw...