Aku masih menatap bangunan tua di depan ku. Bangunan dengan arsitektur khas belanda, ini adalah asrama putri. Di sini tidak begitu ramai mungkin karena hari yang sudah mulai malam. Aku melihat wanita bertubuh gempal itu berjalan ke arahku. Ia tersenyum ramah.
"Serania Agesha, murid baru pindahan dari Inggris?" tanya wanita itu membuat ku mengangguk.
"Mari ikut saya, saya asisten kepala asrama putri di sini," ucap wanita itu berjalan lebih dulu dari ku. Kami menyusuri lorong-lorong asrama yang mencekam. Aku sedikit melirik jam di pergelangan tangan ku, pukul 7 malam dan disini sudah sepi? Ini sangat aneh.
"Kita sudah sampai, ini ruangan Bu Lita kepala asrama putri. Mari masuk Bu Lita sudah menunggu kamu sedari tadi," ucap wanita yang tak ku tahui namanya itu. Aku hanya mengangguk, lalu masuk kedalam ruangan itu.
Di dalam ruangan itu, aku melihat wanita cantik nan anggun yang ku taksir umurnya sekitar 24 tahun itu tersenyum menatapku.
"Serania Agesha, silakan duduk... " ucap wanita itu ramah. Aku pun duduk di kursi yang telah di sediakan.
"Perkenalkan namaku Thalita Diera. Kepala asrama putri disini...." ucapnya membuat ku kaget.
Tadi, aku sempat membayangkan bahwa ketua asrama disini adalah seorang yang sudah tua. Tapi ini? Wanita cantik nan muda yang bahkan mungkin lebih muda dari asistennya tadi.
"Kamu mendapat kan nomor 225. Di lantai 4," ucal Bu Lita. Aku mengangguk.
"Ini ada beberapa peraturan yang harus di patuhi...." Bu Lita memberikan secarik kertas kepada ku.
Aku menatap kertas itu membaca peraturan demi peraturan yang tercantum di dalamnya. Di bagian awal peraturan memang tidak ada yang aneh, hanya saja 3 peraturan dari bawah membuat ku melongo diam sembari berpikir keras.
18. Dilarang kelur asrama pada pukul 06:30 hingga 08:30.
19: Khusus malam Jum'at kliwon di larang keluar kamar.
20: Jangan sesekali berjalan sendiri di lorong asrama lantai 3 pada malam hari.
Aku hanya menelan ludahku kasar saat membaca ke tiga peraturan tersebut.
"Serania Agesha apakah kamu bisa menaati peraturan tersebut?" tanya Bu Lita Aku mengangguk ragu."Baiklah saya akan mengantarkan mu menuju kamar mu. Ayo....." ajak Bu Lita aku hanya mengikuti beliau dari belakang sembari menarik koper besar milikku. Kami naik lift langsung ke lantai 4. Bunyi lift sudah berbunyi aku dan Bu Lita memasuki lorong asrama yang benar benar sunyi. Bahkan aku sempat berpikir apakah ada orang di asrama ini?
Tak terasa kami sudah sampai di depan kamar nomor 225. Bu Lita membuka kamarku, menyalakan Lampu dan aku masuk kedalam kamar itu.
"Ini kunci kamar kamu, kamu sudah baca peraturan yang saya beri tadi , kan? Jadi patuhi peraturan tersebut......" ucap Bu Lita menepuk bahu ku dua kali. Lalu beliau pergi dari kamarku. Aku mengunci pintu kamar setelah Bu Lita pergi. Menatap sekeliling kamar baru ku.
Ada sebuah ranjang yang hanya cukup untuk satu orang, sebuah sofa, televisi yang ada di dinding atas, meja belajar, lemari kayu, lemari es mini, dan juga karpet berbulu. Fasilitas di asrama ini tak perlu di ragu kan. Kamar mandi pun ada di dalam jadi tidak perlu khawatir untuk keluar masuk kamar untuk mencari kamar mandi.
Aku membereskan pakaian ku, manaruhnya didalam lemari yang telah di sediakan. Setelah selsai membereskan semua barang-barangku. Aku merebahkan tubuhku di ranjang. Suara ponsel di sebelah ku memecah keheningan.
Mama vidio call aku.
Sayang kamu sudah sampai kamu baik baik saja kan.
"Sudah Ma, Sera baru aja selsai beresin barang-barang," ucapku kepada Mama. Ku lihat Mama tersenyum.
Alhamdulilah kalau begitu, Kamu istirahat ya nak. Jangan lupa ganti baju cuci muka lalu tidur. Kan kamu besok masuk sekolah.
"Iya Mah, nanti setelah ini Sera ingin Mandi deh terus tidur badan Sera capek..."
Ya sudah kalau begitu, Mama matiin dulu ya. By by sayang.
Aku tersenyum, sambungan vidio Call pun di matikan. Aku berdiri mengambil handuk dan baju Tidur lalu pergi menuju kamar mandi.
●●●●
Vote + comment!!
Maaf kuen Typo😑
Lampung, 10 Oktober 2019
Mayang❤
_________________
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH(Misteri Kematian Tiara)
Mystery / ThrillerTiara di temukan mati bersimbah darah di lantai 3 lorong asrama. Dan kematian Tiara menimbulkan banyak teka-teki bagi keluarganya. Terlebih Kakak kembarnya, Sera. Sera berencana menguak kematian adiknya. Lalu apakah Sera mampu melakukan semua itu?