CHAPTER 4

34.5K 2.8K 85
                                    

Aku mengunci pintu kamar ku, tangan kiri. karena tangan kananku membawa bekal berupa roti isi yang sudah ku persiapkan dan juga susu kotak di dalamnya. Saat berbalik aku melihat perempuan berseragam sama denganku baru keluar dari kamarnya. Kamarnya tepat di depanku. Dia berbalik menatapku kaget, aku tersenyum, ia nampak membalas senyumku meski ragu.

"Hay, aku Sera anak baru disini," ucapku mencoba mengenalkan diri.

"Hay juga, gue Fiza kamar gue disini," balas perempuan itu. Aku mengangguk mengerti.

"Lo mau ke sekolah bareng gue aja sama yang lain juga," ucapnya kepada ku aku mengangguk tak berapa lama. Tetangga kamar keluar, ada sekitar 4 orang perempuan di depan ku termasuk Fiza tadi.

"Fiz, gue nanti nyontek PR Kimia,ya. Gue belum ngerjain, njir!" seru seorang perempuan di samping Fiza.

"Ck, kenapa lo gak ngerjain PR? takut ada Hantu Tiara ya!" sahut perempuan di sampingnya, aku mengkerutkan kening ku bingung.

Hantu Tiara?, apakah Tiara menjadi hantu seperti dalam mimpi ku. Batin ku bingung.

"Eh udah deh kalian pagi-pagi ngomongin Hantu. Hantu itu gak ada," ucap Fiza melerai keduanya.

"Btw guys. Kenalin ini Sera teman baru kita," ucap Fiza tersenyum aku mendongakan kepala ku lalu tersenyum.

"Hay Sera gue Diona, dan ini kembaran gue Viona," ucap perempuan di samping Fiza ternyata keduanya kembar, aku membalas uluran tangan mereka.

"Sera," ucapku singkat.

"Oh iya Ra, ini Aurel. Loh Aurel kok lo jalan dulu sih...." teriak Viona kepada perempuan yang hanya ku lihat dari belakang. Perempuan itu nampak acuh dan terus berjalan. Aku masih diam di tempat.

"Aduh sorry ya Ra, Aurel orangnya gak gitu kok. Mungkin karena di baru aja di tinggal sama Tiara sahabatnya jadi gitu deh," ucap Viona membuat Fiza mencubit lengan Viona.

"Aww, gila lo Za. Main cubit-cubit aja!" seru Viona mengusap lengannya yang di cibit Fiza. Aku diam, masih menelisik semuanya. Perempuan bernama Aurel tadi sahabat baik dari Tiara. Apa dia tau penyebab kematian Tiara? Aku harus mendekati Aurel.

"Oh iya kalian dari tadi nyebut-nyebut nama Tiara? Tiara itu siapa?" tanyaku pura-pura tidak tau. Ketiganya nampak tegang, aku mengkerut kan keningku bingung.

"Oh....... Bukan siapa siapa kok. Ayo kita berangkat sebelum bel masuk berbunyi," ucap Fiza gugup lalu mengandeng lengan ku untuk ikut bersama mereka menuju sekolah.

***

Sampai di sekolah bel masuk sudah berbunyi. Aku masuk kedalam kelas 12 IPA 2 ternyata ini adalah kelas Tiara dulu. aku masuk dengan wali kelas ku Pak Dodi, kami masuk kedalam kelas. Suasana kelas yang begitu ramai pun seketika hening.

"Baik anak-anak kita kedatangan murid baru. Ayo nak perkenalkan namamu,"  ucap Pak Dodi. Aku tersenyum,

"Perkenalkan nama ku Serania Agesha. Kalian boleh memanggil ku Sera. Aku pindahan dari Inggris," ucapku memperkenal kan diri.

"Baiklah Sera kamu duduk dengan Aurel. Aurel angkat tangan mu...." ucap pak Dodi, Aku melihat Aurel mengangkat tangannya.

Aku berjalan menju Aurel setelah itu duduk di kursi sebelah Aurel. Aurel masih diam perempuan itu sibuk mengeluarkan bukunya. "Hay Aurel,  aku Sera," ucapku mengulurkan tanganku kepada Aurel. Namun Aurel hanya menatapku sekilas,

"Udah tau nama gue 'kan?" ucap Aurel santai tanpa membalas uluran tangan ku. Aku menarik tanganku kikuk, lalu mengeluarkan buku paket yang sudah ku dapatkan.

Jam pelajaran di mulai semua murid nampak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Aku pun sama memperhatikan guru yang menjelaskan materi. Saat sedang memperhatikan guru, aku merasakan bulu kuduk ku merinding di terpa angin, ku usap sedikit lalu tak ku hiraukan lagi.

Setelah 4 jam belajar, bel istirahat pun berbunyi nyaring. Aku melihat Aurel buru-buru memasukan bukunya kedalam tas miliknya. Aku harus berbicara kepada Aurel.  Tidak lama Aurel pergi meninggal kan Kelas. Aku pun dengan buru-buru mengejarnya. Saat di ujung koridor, aku di tabrak seseorang laki-laki. Laki-laki itu hanya menatap ku sekilas lalu berjalan tanpa minta maaf.

Aku masih duduk di lantai menikmati rasa sakit di bagian pantatku. Rasanya enggan mau bangkit, hingga aku melihat seseorang mengulurkan tangannya di depan ku. Ku sambut uluran tangannya tanpa menatap dia yang sudah membantu ku.

"Aurel," ucapku karena yang menolongku adalah Aurel.

Aurel menatap mata ku," Sera Agesha, lahir di Bandung 24 April 2001. Kembaran Tiara Asyla, warna kesukaan hitam dan biru, makanan kesukaan kentang goreng, ayam madu panggang, sekolah di sini hanya untuk mencari tahu kematian saudara kembarnya Tiara Asyla."

Aku terdiam melongo, bangaimana mungkin Aurel bisa mengetahui semua tentang diriku?

"Karena gue indigo, jadi gue tau semua tentang lo," ucap Aurel seakan bisa membaca pikiranku.

"Kamu juga bisa baca pikiran ku?" tanyaku Aurel tak menjawab perempuan itu menarik tanganku, ia membawa ku pergi dari koridor sekolah.

●●●●

Vote + comment!!


Lampung, 17 Oktober 2019
Mayang❤
________________

DEATH(Misteri Kematian Tiara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang