4 || Diva dan Kocheng Orens✔

135K 5.1K 86
                                    

Diva menyeruput jus jambu miliknya. Semangkuk mie ayam sudah tersaji di depannya. Di depan Diva sudah ada kedua sahabatnya. Sintia dan Putri, Sinta sibuk dengan saos yang tak kunjung keluar. Sementara Putri sibuk dengan ponselnya.

Sintia meletakan Botol Saos di meja, poni rambutnya menutup sebagian wajah cantiknya. Membuat perempuan itu meniup poni di wajahnya.

"Tumben Saos lo dikit banget." cibir Diva membuat Sintia menghela nafasnya kesal.

"Saosnya nggk mau keluar." kata Sintia, Diva menaikan satu alisnya ke atas.

"Masa sih, " ucap Diva mencoba menuang Saos pada mangkuknya.

"Lah ini bisa." kata Diva kembali setalah berhasil menuangkan Saos di mangkuknya.

"Loh kok Diva bisa sih. Sintia sampai keringatan gini nggk bisa-bisa dari tadi." ujar Sintia. Putri yang berada di samping Sintia pun, meletakan ponselnya dan tertawa renyah.

"Lo kan nggk sepinter Diva Sin. Lo liat sekali teken aja langsung keluar tuh Saos." ejek Putri.

"Emang nuang saos pakek teori ya?" tanya Sintia, membuat Diva dan juga Putri  tak menangapi, pertanyaan Sintia.

Diva melanjutkan aksi makannya bagitu juga dengan Putri. Sintia memajukan bibir nya, kesal.

Meong..

Meong..

Diva tersedak kuah mie ayam, ketika mendengar suara itu. Putri menepuk Diva, dan Sintia memberikan minum kepada Diva. "Div lo nggk pa pa?" tanya Putri.

Meong..

Kembali Diva melebarkan matanya, di bawah meja. Kucing berwarna oren itu mengelus-elus pungung kaki Diva.
Diva panas dingin, wajahnya memerah menahan takut.

"Putri, singkirin kucing itu dari kaki gue.." ujar Diva menahan tangis, Putri dan Sintia saling memandang?

Sintia yang kelewat oon, pun memasukan kepalanya kedalam kolong meja. Sintia juga membawa kucing itu sembari mengelus elus kepalanya.

"Huaaa, Sintia buang kucing itu.." teriak Diva menahan tangis.

"Apaan sih Diva! ini tuh lucu tahu." kata Sintia santai sambari berbicara kepada Kucing tersebut.

Diva tak menghiraukan ucapan Sintia. perempuan berbandana kuning itu berlari meninggalkan kantin. Diva menagatur nafasnya perempuan cantik itu duduk di sofa yang berada di ruang kedisiplinan.

Diva masih mengatur nafas nya, "huh ini semua gara gara kucing oren itu." gumam Diva kesal, pintu ruang kedisiplinan terbuka menapilkan sosok lelaki tampan dengan senyum mengembang. Diva hanya memutar bola matanya malas.

"Hay Bebeb Diva ningguin abang ya." goda Lelaki itu mengoda Diva. Diva hanya diam tak menjawab.

"Oh Diva....
Wajah mu seperti rembulan...
Indah mata mu seperti senter di malam hari...
Harum tubuh mu seperti bunga kamboja..
Semerbak memenuhi pemakaman...
Ohh Divaa...
Mata mu bulat Bak--"

"Sttt lo bisa diem nggk. Lo mau gue bikin babak belur lagi! ancam Diva kepada Lelaki tersebut.

Cowok itu tak gentar ia berjalan menuju Diva." Aldo lo berhenti di situ. " kata Diva ia pun berlari menuju pintu lalu pergi dari ruangan itu.

Diva bergedik ngeri ketika ia harus bertemu dengan Aldo. Cowok yang sedari dulu mengejar ngejar nya. Bel masuk pun berbunyi membuat Diva memutuskan untuk masuk kedalam kelas.

Sampai di kelas, suasana kelas sangat sepi, membuat Diva mengkerutkan keningnya bingung. "Perasaan bel Masuk deh, kenapa nih kelas sepi banget sih." Gumam Diva.

Meong..

Meong..

Diva diam, suara kucing itu membuat Diva berdiri kaku. Pintu kelas tertutup membuat Diva melihat ke arah pintu, di depan Pintu ada Angkasa dengan kucing yang tadi di ada di kantin.

"Angkasa lo diem di situ jangan gerak." teriak Diva kepada Angkasa.

"Liat sayang, Mama Diva nggk mau temuin kita." ucap Angkasa mengelus bulu si kucing.  Angkasa kembali melangkahkan kakinya menuju Diva, Diva mundur perlahan.

"Angkasa gue mohon jangan kayak anak kecil deh lo." kesal Diva yang sudah panas dingin.

"Mama Diva Sava pingin di gendong Mama." ucap Angkasa menirukan suara anak kecil. Di sertai dengan seringaian kecil di bibir nya.

"Angkasa gue takut." teriak Diva dengan raut wajah yang mengemaskan.

Angkasa pun tertawa melihat tingkah lucu dari Diva. Tanpa sengaja juga, Kucing itu terlepas dari gendongan Angkasa membuat kucing itu berlari menuju Diva.

Tak berapa lama terdengar teriakan dari dalam kelas...



"ANGKASAA....TUNGGU PEMBALASAN GUE" teriak Diva sembari mengusri Kucing oren itu.






《《《》》》

Bab tergaje yg pernah gue tulis😂

Vote+comment.








Mayang😎
10 September 2019
❤❤❤❤❤

CINTA , BODO AMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang