Ch 5

2.1K 150 13
                                    

Siapa yang bisa menebak kapan datangnya cinta?

****

SECANGKIR Kopi di Minggu pagi mengawali sesi tanya-jawab yang akan dilancarkan Krist padanya. Pria bertopi itu tampak menatap lekat kearahnya, matanya tak pernah lepas memandang New, seolah kalau sedetik saja dia mengedip, New akan menghilang.

New benar-benar lupa, sungguh, kalau dia dan Krist ada janji kemarin siang. Janji yang harus ditepati, meskipun hanya sekadar menemani pria itu memilih hadiah yang akan diberikan nanti pada Singto-nya.

Janji tetaplah janji, dan ia malah melupakannya. Terlebih alasan kenapa ia melupakan janji itu tak mungkin ia beritahukan pada Krist, tidak sekarang, di saat Krist sendiri sedang marah padanya. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau Krist tahu alasan ia melupakan janji mereka adalah Tay.

Mungkin Krist tak akan mengizinkan New makan gratis di kafe milik pria itu lagi. Oke, lupakan.

"Masih tidak mau mengatakan alasan apa yang membuatmu lupa dengan janjimu?" tanya Krist lagi,

New tersenyum tipis,

"Seperti yang kubilang di telpon, aku kelelahan sampai lupa apa saja yang harus kulakukan kemarin, Krist,"

Krist tampak menghelah napas berat, sepertinya dia tak percaya dengan alasan New. New sendiri juga tak percaya alasan kelelahan yang ia gunakan, selelah apapun ia, ia tak akan sampai melupakan hal penting bernama janji. Apalagi janji dengan sahabatnya sendiri. Tapi, ia juga belum berani buka suara mengenai Tay. Tidak, sebelum hubungannya dengan pria itu sudah jelas. Tidak, sebelum ia yakin Tay tak akan meninggalkannya lagi.

"Yakin hanya kelelahan saja? Bukan karena pergi kencan?" tanya Krist sambil memincingkan matanya

New meringis, Krist memang pintar membuat orang tak berkutik. Meskipun ia tak tahu apakah kemarin tergolong kencan atau bukan, Tay hanya mengajaknya berkeliling kota bangkok dengan mobilnya sampai siang hari sebelum pergi ke...

New menggelengkan kepalanya.

Ugh... Ia tak mau mengingat tempat itu!

"Benarkan?! Kau benar-benar berkencan kemarin?!"

"Maii!" jawab New cepat, terlalu cepat sampai-sampai membuat Krist tergelak.

"Kalau kau menjawabnya begitu aku tambah yakin kemarin kau pergi kencan," goda Krist,

New menghelah napas panjang, apa boleh buat, selama Krist tak tahu siapa yang mengajaknya pergi sepertinya tak terlalu masalah. Pikirnya

"Maaf, krist.." sesalnya, ia benar-benar menyesal oke, bukan berpura-pura. Ia menyesal karna melupakan janjinya kemarin.

"Aku benar-benar lupa~"

"oke, tidak apa-apa! Tapi lain kali jangan membohongiku dong! Memangnya aku akan marah kalau tahu kau kencan? Malah aku senang tahu!"

Krist tersenyum lebar,

"Itu artinya ibumu akan berhenti merecokimu masalah wanita! Eh sekarang ibumu lebih menyukai pria" New mendelik, membuat Krist memamerkan deretan giginya dengan tangan yang membentuk huruf v.

New tersenyum miris, saat mengingat sekarang ibunya sedang merecokinya tentang Tay.

"Dan satu lagi..."

"apa?"

"Kau tak jadi dijodohkan dengan dokter bedah itu!"

New kali ini ikut tertawa, Krist benar. Akhir-akhir ini pria itu tak pernah terlihat. Tay benar-benar membebaskannya dari dokter itu.

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang