Ch 3

1.6K 152 11
                                    

Seharusnya aku tahu kau memang berniat mempermainkanku

.
.
.

***

SETELAH mengenal Tay selama empat tahun mereka menjadi sepasang kekasih, New tahu betul bagaimana sifat keras kepala Tay yang tak ada tandingannya. Itulah kenapa ia dan Tay dulu sering sekali adu mulut, karena ia dan Tay sama-sama keras kepala dan tak mau kalah. Yang mungkin menjadi awal mula perselingkuhan Tay sehingga pria itu akhirnya meninggalkan New dan pergi dengan seorang gadis.

Dan sifat keras kepala itu pula yang membuat Tay bersikeras mengantar New sampai rumah, dengan atau tanpa persetujuannya.

New keluar dari mobil Tay tanpa banyak suara, ia melirik sekilas ke arah Tay sebelum menutup pintu mobil pria itu.

"Aku besok akan menjemputmu di sekolah, jadi kuharap kau menyuruh dokter bedah itu untuk tak menjemputmu besok malam."

New menghelah napas berat,

Tanpa disuruh Tay pun, ia tak mau dijemput dokter itu setiap hari, kalau ia bisa.

***

"Gun bilang dia tak bisa mengantarmu ke sekolah pagi ini,"

Kalimat pertama yang diucapkan ibunya pagi ini membuat New mau tak mau tersenyum lebar, senang. Ibunya yang menangkap reaksi New yang terlihat senang menatap tajam ke arahnya.

New tak peduli, toh ibunya juga sudah tahu kalau ia tak suka dijodohkan dengan dokter bedah itu.

"Katanya ada pasien yang tiba-tiba harus dioperasi pagi-pagi sekali," lanjut ibunya lagi.

New hanya mengangguk singkat, lalu mengambil sehelai roti yang ada di hadapannya.

"Tapi ma yakin bukan itu alasannya."

New megernyitkan keningnya, ia menatap bingung ke arah ibunya. Ayahnya yang memang tak banyak bicara mengangkat bahunya tak acuh, sedangkan adiknya masih sibuk dengan sarapannya.

"Maksud mae?"

"Kemarin pa melihatmu turun bukan dari mobil P'Gun,"

New melirik ke arah adiknya yang bersuara. Lalu menatap bingung ke arah ayahnya yang mulai sibuk mengoleskan selain di rotinya.

"Pa?"

"Dan kau tahu phi? Mobil P'gun kemudian terlihat setelah mobil silver itu pergi,"

Ah... Ia ingat Tay memang bilang kalau Mobil Gun terlihat di belakangnya saat mereka masih di depan kafe milik Krist, tapi ia tak mengira kalau Gun akan mengikuti mereka sampai ke rumahnya.

"New sayang, jangan membuat Gun kecewa padamu" nasihat ibunya.

New mengernyitkan keningnya, kecewa? Ia bahkan akan sangat senang kalau Gun kecewa padanya dan memutuskan meninggalkannya, meskipun artinya ia harus kembali merasakan ditinggalkan untuk yang ketiga kalinya.

"Gun terlalu baik untuk kau kecewakan,"

New meringis, dalam hati ia merutuki Gun yang sudah membuat ibunya membela pria itu mati-matian.

Baik darimana? Brengsek iya.

Ia tak pernah lupa bagaimana mata pria itu saat menatapnya, ia juga tak pernah lupa tangan jahilnya yang merayap kemana-mana saat sedang duduk berdampingan dengannya. Astaga!

Baik darimananya?!

"Tapi kalau pemilik mobil itu lebih baik dari Gun, Pa setuju saja kau bersamanya."

"APA?!"

Ia dan Ibunya berteriak bersamaan.

"Pa, dia bukan siapa-siapa, hanya teman lama kok."

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang