chapter 8 (Suka or Luka)

46 4 0
                                    

Sesekali Arbi memainkan gadgetnya yang tampak sepi tak ada notif sama sekali,"Gue suka sama lo."

Alma terdiam. Suasana mendadak hening. Hanya suara kenderaan berlalu lalang yang terdengar. Dia tak bisa membalas ucapan Arbi yang menurutnya terlalu cepat. Hatinya sekarang dilanda bimbang. Disatu sisi dia masih berharap kepada Hans tetapi disisi lain dia juga tidak rela jika Arbi dimiliki orang lain.

"Tapi boong" Arbi tertawa terbahak-bahak hingga memecahkan suasana yang tadinya hening.

"Gak lucu!" Wajah Alma tampak cemberut ditambah dengan rasa malu.

"Siapa yang ngelucu?. Ternyata lo kalau lagi marah cantik juga yaa, tapi sayang..."  Arbi meneguk air mineral yang dibelinya sebelum pergi kerumah Alma.

"Sayang kenapa?"

"Yaa... gue sayang aja sama lo " Arbi cengegesan.

"Apaan sih gombalnya receh banget."

Arbi masih tak berhenti tertawa,"jadi gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kita."

Alma mengernyitkan dahinya,"kita? Memangnya kita kenapa?"

"Jadian gak?"

"Kapan lo nembaknya? Aneh deh..."

"Oh jadi kamu mau terima kalau gue tembak sekarang?" Arbi cengengesan.

Damn it !. Ini benar-benar jebakan. Arbi sengaja mengubah alur pembicaraan dengan bumbu candaan recehnya dan ujung-ujungnya dia membuat Alma bingung. Lagi!.

"Bercanda lo gak lucu! Udah deh sekarang gue mau pulang!" Alma mempercepat langkahnya dengan perasaan kesal. Batinnya sejak tadi menggurutuki Arbi yang benar-benar membuatnya malu bahkan malu level dewa.

"Kenapa main kabur aja sih, baru juga mau nembak." Arbi mengikuti Alma yang langkahnya sangat cepat. Namun dia tetap diam tak ingin berdebat dengan Arbi lagi.

"Secepat apapun langkah lo, ujung-ujungnya lo pulang sama gue juga, kan?"

Alma menghentikan langkahnya.

"Lo bisa gak sih jangan bercanda soal perasaan?!." Tiba-tiba Alma membentak Arbi dengan raut wajah yang memang sangat marah. Sehingga Arbi terdiam.

"Gue tahu lo pengen hibur gue, tapi gak gini caranya."

"Gue minta maaf."

"Gue mau pulang!."

__

Sepanjang jalan Arbi merasa tak tenang dengan perlakuannya terhadap Alma. Apalagi sejak tadi sikap Alma berubah karena kejadian tadi. Hingga sampai di depan kos, Alma juga tidak berbicara sepatah katapun seperti biasa. Arbi tidak ingin mengajaknya berbicara saat ini karena dia tahu bahwa suasana hati Alma sedang tidak baik sehingga dia memilih pulang. Saat ini Alma tinggal di kos yang juga tak jauh dari tempat tinggal Audy. Meskipun kecil tapi setidaknya Alma memiliki tempat tinggal. Sejak Audy mengusirnya tadi, dia langsung mengabari Popy untuk membantunya mencari tempat tinggal dan kebetulan pemilik kos itu adalah ibu angkat Popy. Biaya yang terbilang murah dan fasilitas yang cukup menurut Alma. Setelah melepas sepatu dan menghapus make-up nya dia langsung merebahkan tubuhnya. Tubuh, hati dan pikirannya sudah cukup lelah hari ini. Dia tidak ingin memikirkan Arbi lagi yang benar-benar membuatnya semakin stress.

Tubuhnya sangat lelah hari ini. tetapi matanya tak bisa terpejam. Padahal jam sudah menunjukkan hampir tengah malam.

Drrtdrttdrtt

"Hans?"

Dengan cepat Alma langsung mengangkat telponnya.

"Halo?"

PUPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang