Setelah 3 hari mengikuti ujian akhir, kemudian melewati masa-masa perpisahan sekolah. Dimana hari itu adalah masa yang paling menyedihkan. Hari itu sangat dramatis sekali, air mata tak henti-hentinya mengalir di wajah yang sudah di baluti make up. Ada yang senang saat itu karena tak lama lagi pasti akan merasakan menjadi mahasiswa/mahasiswi. Tapi adapula yang sedih sebab tak bisa lanjut ke jenjang berikutnya karena masalah finansial. Namun, hari ini Alma beruntung karena tak lama lagi dia akan melanjutkan pendidikan di Universitas Bangsa dengan jurusan Designer. Walaupun masih di dalam kota, tapi yang penting harapannya bisa tercapai.
___
13.00Party perpisahan siang ini sudah selesai. Alma menghampiri Audy yang tengah asik berfoto bersama Hans. Dia merasa aneh mengapa Hans bisa se-playboy itu, bukankah sebelumnya dia mengejar Alma dan membenci Audy? Tapi kenapa sekarang Hans menjadi lebih dekat dengan Audy. Tidak. Dia sedang tidak cemburu tapi dia merasa dipermainkan.
Alma menatap Hans sinis kemudian memalingkan wajahnya,"kak, aku pulang duluan ya sama Popy"
Audy menyenderkan kepalanya di bahu Hans,"Eh bentar, nanti malam ada party di sekolah. Jangan lupa datang ya bawa pacar" ucap Audy dengan senyum bahagia.
Alma hanya mengangguk pelan kemudian pergi. Ya bagaimana mungkin pergi ke acara party tanpa pasangan. Pasti akan di permalukan teman-temannya.
"Kenapa lo diam aja, Al?" Tanya Popy penasaran.
Alma berjalan pelan dan tertatih-tatih karena memakai high heels,"Gue bingung, nanti malam ada acara party"
Langkah Popy berhenti, begitu juga dengan Alma,"Terus? Masalahnya apa?"
"Pasti semua pada bawa pasangan. Masa iya gue datang sendiri sih!" keluhnya
"Kan ada Hans... Lah kali ini gue yang gagal party nanti malam, soalnya Geri pasti bawa pacar barunya" giliran Popy mengeluh.
Mereka akhirnya sama-sama diam. Hening tanpa suara. Hanya ada suara kenderaan di tepi jalan raya persimpangan sekolah.
Popy memukul pundak Alma,"Gue punya ide!" Tiba-tiba Popy mengagetkan Alma yang sedang termenung.
"Gak usah mukul juga kali...!, ide apaan?!" cetusnya
"Gimana kalau lo telvon Arbi suruh dia balik ke Bandung?"
"Hah? Lo gila? Mana mau dia balik ke Bandung cuma demi party doang!"
"Ini kesempatan buat lo cari bukti kalau Arbi benar-benar sayang sama lo!" Kali ini hasutan Popy benar-benar membuat Alma bingung.
Alma mengeluarkan ponsel dari tasnya," gu-gue takut mau bilang apa sama Arbi. Lo yang ngomong aja gimana?"
Popy berdecak kesal," ya ampun ngomong gitu aja takut! Sini biar gue telvon" Popy mengambil ponsel di genggaman tangan Alma dan mulai beraksi.
"Ha-halo bi?" Popy sedikit gugup.
Sedangkan Alma saat ini benar-benar takut dan lebih gugup. Apalagi jika di tolak.
"Iya halo. Kenapa sayang?"
Popy menjauhkan ponselnya," anjir dia manggil sayang! Ya ampun jiwa kejombloanku meronta-ronta" rengek Popy kepada Alma.
"Eh awas ya, jangan baper!" Bibir Alma mngkerucut. Dia sedikit kesal.
"Ini gue, Popy"
"Ups Sorry gue kira Alma. Kenapa hp nya Alma ada sama lo?"
"Gi-gini bi, gue... hm... gu-gue mau bilang kalau nanti malam ada acara Party tapi Alma gak punya pasangan. Gimana dong?" ucap Popy terbata-bata
KAMU SEDANG MEMBACA
PUPUS
Roman d'amour●Slow Update Dia hanya berjuang di awal lalu setelah itu dia tak peduli lagi. Dia hanya penasaran kemudian ia datang lalu menghilang setelah ia bosan. Seseorang bisa berubah kapan saja bahkan termasuk perasaannya. Setelah 2 tahun berpacaran dan Arbi...