Acara Party pun berjalan dengan lancar dan sesuai ekspektasi mereka. Setiap orang membawa pasangan masing-masing dan tak hanya itu, makanan pun sangar beragam bahkan cita rasanya sangat enak. Setelah pulang dari acara party tersebut, Arbi dan Ghani ternyata pulang lebih dulu setelah berpamitan dengan Alma. Ternyata Geri juga termasuk dalam squad Crocodile akhirnya ia pun ikut dengan Ghani menuju basecame.
Sesampainya di basecame, sudah banyak sekali peralatan dan benda tajam yang mereka siapkan untuk memberantas mafia yang membobol markas besar mereka dan mengambil barang-barang berharga seperti senapan mahal dan lainnya. Malam ini mereka siap untuk menyerang. Setelah semua anggota berkumpul yang berjumlah 30 orang akhirnya mereka berangkat menggunakan mobil BMW Rai dan mobil Yogi dan beberapa yang lain naik motor masing-masing.
***
Sejak tadi Alma gelisah entah apa yang membuat pikirannya kalut. Ia cemas memikirkan Arbi yang sampai sekarang belum ada kabar padahal Alma suda dari tadi pulang kerumah selesai party. Ia pun berinisiatif pergi ke basecame tapi dia terlebih dahulu menemui Popy karena dia tidak berani ketempat yang dipenuhi para pria itu sendirian. Setelah sampai dirumah Popy, akhirnya sahabat terbaiknya ini siap menemani kemudian mereka pergi.Pukul 22.00 WIB akhirnya mereka sampai ketempat tujuan. Belum sampai di gerbang, Alma disuguhi pemandangan yang membuat hatinya hancur. Tubuhnya seketika lemah tak berdaya. air matanya semakin deras mengalir bagai benda tajam yang menghujam di tubuhnya benar-benar menyakitkan. Tak menyangka, Arbi melakukan hal yang menyakiti perasaan Alma, Arbi berpelukan dengan wanita lain. Tiba-tiba Arbi sadar, ada Alma yang dari jauh sedang memperhatikannya dengan perasaan campur aduk. Arbi berlari mengejar Alma yang sudah jauh dari basecame lalu Popy mengikuti dengan motornya lalu membawa Alma pergi dari pria tak berperasaan itu.
POV ARBI
"Gimana bro? Kenapa musuh belum datang juga?" tanya Arbi sekaligus mewakili teman-temannya yang juga ikut lelah menunggu 1 jam lebih tapi mafia itu tak kunjung datang.
"Bentar gue telvon Yogi dulu dia udah berhasil nemuin markas mereka atau belum" Ghani pun menelpon Yogi.
"Halo gi? Gimana?"
"Sorry bro, gue lupa kasih tahu kalau markas mafia itu ternyata baru aja di grebek polisi dan mereka udah ditahan"
"Kenapa lu gak ngasih tahu gue? Dasar!"
"Hehe sorry ini gue lagi di mall temenin pacar gue"
"Yaudah thanks informasinya. Besok kita rayain!"
"Oke"
Ghani menutup telvonnya lalu dengan semangat mengumpulkan anggota untuk merayakan kemenangan tanpa berperang ini. Mereka membeli beberapa kaleng bir dan makanan lainnya. Sampai Arbi tak sadarkan diri ternyata dia sudah minum banyak bir daripada yang lain. Hingga ia tak sadar bahwa sedang mencumbui wanita lain yang lewat di sekitaran markas mereka.
END POV
"Al, aku bisa jelasin semuanya, plis dengerin dulu" Arbi berlari mengikuti motor Alma. Tapi Alma tidak bisa mendengar apapun lagi dari mulut Arbi. Apapun itu!.
Arbi mengacak-acak rambutnya sambil memukul kepalanya. Dia benar-benar tak sadar akan apa yang diperbuatnya. Ghani saja bingung apa yang terjadi karena mereka semua seperti diracuni oleh bir sialan itu. Sampai mereka semua tak sadarkan diri dan markas mereka sudah ada ratusan bir berserakan.
"Gue pulang dulu bang, sorry gue kayaknya gak bisa ikut acara besok" ucap Arbi lalu berlalu meninggalkan Ghani. Sebenarnya ia tak pulang tapi pergi menuju kerumah Alma tengah malam begini.
Sesampainya dirumah Alma. Arbi melihat dari jendela kaca terlihat Popy yang sedang mengelus pucuk kepala Alma. Sedangkan Audy ikut serta menenangkan Alma. Ya, Audy memang sudah mulai berbaik hati dengan Alma sejak orang tuanya yang berubah baik memperlakukan Alma.
"Kak, aku mau nginap dirumah Popy aja ya, aku mau ditemenin Popy" ucap Alma dengan nada yang sedikit sesenggukan. Audy pun menuruti saja apa maunya Alma. Alma mengamb beberapa baju dan buku untuk dua hari.
"Pamit ya" ucap Popy kepada Audy.
Arbi pun langsung menuju rumah Popy lebih dulu setelah mendengar percakapan mereka sebelumnya. Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya Alma dan Popy sampai. Tiba-tiba Alma memilih masuk lebih dulu ketika melihat Arbi yang sudah ada di gerbang.
"Mau apa lagi lo?" ucap Popy ketus.
"Gue mau ngomong sama Alma"
"Mending lo pulang sana sama selingkuhan lo!" bentak Popy.
"Oke, gue minta maaf gue bakal jelasin semuanya sama lu, kalau gue bener- bener khilaf! Gue gak sadar sama sekali siapa cewek yang gue peluk. Sumpah!"
Entah kenapa Popy percaya setelah Arbi panjang lebar menjelaskan dari awal sampai akhir. Mereka bercerita di depan gerbang. Penjelasan Arbi membuat Popy berinisiatif menemukan Alma dan Arbi.
"Besok pagi aja deh lo datang, Alma udah tidur kalau jam segini"
"Oke thanks. Gue balik dulu" Arbi pun pulang dengan perasaan sedikit lebih lega dari sebelumnya. Setidaknya ada seseorang yang sudah mempercayainya.
***
Sebenarnya sejak tadi Alma tak bisa tidur. Ia terus saja menangis mengingat perlakuan Arbi dengan wanita itu.Drtdttdrtt
Ponsel Alma bergetar, ia melihat pesan masuk dari seseorang yang berhasil membuatnya menangis malam ini."Gue minta maaf, Al. Gue bener-bener gak tahu dan gak sadar. Gue minum banyak, Maaf. gue juga gak tahu perempuan itu siapa!" Alma tak menghiraukan pesan itu lagi, akhirnya ia tertidur dengan wajah yang masih basah karena air matanya.
***
"Al, bangun. Makan dulu kata mama"Sinar matahari yang menembus jendela kaca kamar Popy membuat mata Alma menyipit lalu terbangun. Dia melirik jam tangan ternyata sudah jam 7 pagi. Tidak biasanya dia bangun selama ini.
"Pasti lo begadang ya?" Popy tertawa kecil
"Tau aja lo! Gue mandi dulu ya"
"Eitsss... bentar, ada yang nyariin lo dari tadi. Udah lama dia nungguin"
"Hah? Siapa?" Alma menuruni tangga pelan lalu kaget siapa gerangan yang menunggu sejak tadi. Baju lengan panjang yang digulung sesiku, rambut basah yang rapi dan beberapa helai menutupi alisnya, sangat tampan dan rapi. Alma hendak berbalik badan sebenarnya, tapi dia segan karena mamanya Popy ada disana menemani Arbi sambil tertawa hangat.
"Eh Alma, ini pacar kamu ya?" tanya mama Popy sambil tersenyum.
"Bu-buk_"
"Iya tante, saya pacarnya Alma, dan Popy kebetulan teman saya juga, dia udah saya anggap kayak adik sendiri malahan" potong Arbi dan sedikit tertawa kecil.
Alma berdecak kesal saat Arbi mengatakan pacarnya.
"Yaudah tante tinggal dulu ya, kalian bicara aja disini" mereka hanya tersenyum. Setelah mama Popy pergi, keduanya terdiam. Tak ada yang memulai bicara.
"Ekhem... by the way, belum mandi ya?" tanya Arbi memecahkan keheninhan.
"Salah sendiri ngapain datang pagi-pagi kerumah orang. Kayak gak punya rumah aia!" cetus Alma.
"Kenapa jadi galak?"
"Lo mau ngapain sebenernya?"
"Mau minta maaf soal semalam. Gue khilaf"
Alma mencoba menahan air matanya,"gue tahu, kalau dia lebih cantik daripada gue!, dia lebih seksi daripada gue!, dia lebih kaya daripada gue! dia punya segalanya sedangkan gue enggak" Alma tak sanggup membendung air matanya lagi. Arbi hanya terdiam.
"Tapi bukan berarti lo seenaknya nyakitin gue!, kalau gue ada salah gue minta maaf bi tapi tolong jangan buat gue nangis gini"
Arbi ingin sekali memeluk dan menenangkannya tapi tidak mungkin untuk situasi seperti ini. Dia hanya mendengarkan semua ucapan Alma dan dia mengakuinya bahwa dia memang salah.
***
Happy reading
Jangan lupa like komen dan kritik+sarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
PUPUS
Romansa●Slow Update Dia hanya berjuang di awal lalu setelah itu dia tak peduli lagi. Dia hanya penasaran kemudian ia datang lalu menghilang setelah ia bosan. Seseorang bisa berubah kapan saja bahkan termasuk perasaannya. Setelah 2 tahun berpacaran dan Arbi...