chapter 10 (Hans?)

59 5 0
                                    

Alma merasa dia adalah wanita paling bahagia malam ini. Setelah memiliki kekasih yang sangat di cintai kini orang tuanya pun mengajaknya kembali kerumah. Dia melihat raut wajah orang tuanya setibanya di rumah. Sangat bahagia tidak ada raut wajah yang masam dan hujatan yang dilontarkan lagi. Bahkan dibibir mamanya lekuk sabit itu kembali ia lihat setelah sekian lama dia mengharapkan kasih sayang orang tua dan sekarang dia bisa merasakannya kembali.

"Ma, Alma kangen banget sama mama..." Alma memeluk Hema, mamanya.

"Mama istirahat dulu ya." Mamanya mengelus pucuk kepala Alma lalu beranjak ke kamar. Lain halnya dengan Brata, papanya. Dia lebih memilih memeluk Audy dan membawakan hadiah untuk Audy. Tapi bagi Alma seperti ini saja sudah cukup baginya. Dia yakin pasti akan ada kemajuan esok hari.

"Gue mau ngomong sama lo!" Audy tiba-tiba menghampiri Alma.

Alma menatap heran,"Mau ngomong apa?"

"Kemarin gue nembak Hans."

Alma mengernyitkan dahi,"terus?"

"Dia gak terima gue dengan alasan karena dia cinta sama lo." Tatapan sinis Audy membuat Alma kikuk.

"Gue heran, apa yang buat Hans jatuh cinta sama lo! Lo itu pendek, tomboi, dan lo itu gak ada apa-apanya di bandingin gue!" Lanjutnya dengan nada tinggi.

"Terus? Masalahnya sama gue apa? Gue udah gak ada perasaan apapun sama Hans. Setelah gue tahu dia itu lebih dekat sama lo, sekarang gue mundur!"

Audy tersenyum licik,"apa jangan-jangan lo udah punya pacar?"

"Belum kok." Alma berusaha mengelak.

"Gue punya ide supaya lo punya pacar."

"Ide apa? Udah deh... gak usah comblangin gue!"

"No!! Jangan batalin ide gue!."

"Oke. Ide apaan? Gue gak mau yang aneh-aneh."

"Lo boleh deket sama Hans asalkan lo bantu gue buat dapatin semua harta mama dan papa, gue gak mau berbagi sedikitpun sama lo!"cetus Audy

"Lo gila ya?! Gue gak mungkin deket sama Hans!."

"Kenapa? Bukannya lo suka sama dia?" Audy menatap Alma heran. Tak biasanya dia menolak Hans seperti ini. Dia mulai curiga ada sesuatu yang di sembunyikan Alma.

"Apa jangan-jangan lo udah jadian sama..." Audy berpikir sejenak mencari tahu rahasia Alma.

"Arbi?" Lanjutnya

"Apaan sih... enggaklah! Gue gak punya pacar."

"Lo jangan bohong sama gue!!"

Karena melihat Audy yang terlihat emosi akhrinya dia pun jujur perihal hubungannya dengan Arbi.

"Iya. gu-gue... udah jadian sama Arbi."

"Kayak gak ada cowok lain deh! Cari yang Mapan kek, ini malah cowok miskin. Dasar!!" cetus Audy.

"Tapi gue cinta sama dia."

"Bocah bucin!. Gue gak mau tahu pokoknya lo harus deket sama Hans! Titik!." Audy pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban Alma terlebih dahulu.

"Mau dia apa sih, maksa terus!" gumamnya menggerutu. Dia pergi ke kamar lalu merebahkan tubuhnya yang lelah. Karena besok hari pertama ujian, Alma mengatur Alarm lebih cepat supaya ada waktu subuh untuk belajar.

***
Drtdrtt (getar ponsel)

Alma menatap layar hp nya.

"Video call?" gumamnya.

PUPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang