Chapter 7

1.1K 141 1
                                    

Puimek mencium aroma manis yang menguar dari makhluk magis. Suatu hal yang baru ia temui setelah lama tinggal di hutan.

Aroma ini hadir sejak kemarin malam. Namun, ia tidak berani keluar dari tempat persembunyiannya. Karena ia tahu apa yang akan terjadi jika manusia menemukannya, tetapi ia sangat penasaran.

Selama bertahun-tahun ia tinggal di bumi dan berlindung di dalam pohon besar yang ada di hutan, berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya, tak pernah ia merasakan rasa se-penasaran ini. Sebenarnya, ia berlindung karena takut jika seseorang kembali mengejarnya.

Aroma manis yang sempat berseliweran menerpa hidungnya yang sempat hilang, tiba-tiba aroma itu kembali tercium dan terasa semakin kuat.

Ia tidak mau keluar dari tempat persembunyiannya, namun rasa penasaran mengalahkan segalanya. Ia keluar lalu mengikuti aroma manis yang menguat di indera penciumannya.

Puimek berjalan pelan melihat kanan dan kiri guna mengawasi sekitar, takut ada salah seorang warga yang melihatnya. Tak ingin kejadian lampau terulang kembali.

Ada salah satu warga yang datang dari arah aroma manis itu. Puimek bersembunyi, merubah dirinya menjadi sebuah kupu-kupu dengan warna sayap biru muda cerah yang mengkilap nan indah.

Ia terus mencium bau manis itu hingga ia mencapai sebuah gubuk. Ia pernah melihat gubuk itu namun tidak pernah dalam jarak sedekat ini ataupun mencoba masuk. Karena ia tahu ada seorang gadis muda yang tinggal di dalamnya.

Puimek mencoba masuk melalui celah. Terlihat seorang gadis yang biasa ia lihat dan dihadapannya ada pria dengan luka lebam di wajahnya sedangkan satu lagi pria yang terbujur lemas di atas tempat tidur.

Puimek tahu bahwa pria yang terbujur lemas itu merupakan makhluk magis, karena tercium samar samar semilir aroma manis dari tubuhnya.

Puimek dengan wujud kupu-kupunya mendekati pria itu dan bertengger di hidung New.

Pria dan gadis di hadapannya nampak sedang berdebat tentang sesuatu. Lalu, ketika pria dan gadis tersebut berhenti berdebat. Puimek merubah wujudnya menjadi manusia dan membuat dua insan manusia di hadapannya terkejut bukan main.

"SIAPA KAU?" Tanya Mild terkejut sekaligus takut.

"MAU APA KAU?" Tanya Tay kaget, dan menarik perempuan asing yang berdiri di hadapan New agar menjauh.

"Aku Puimek. Kalian siapa? Dan kenapa seorang makhluk agung seperti pria ini ada disini dengan penuh luka di sekujur tubuhnya?" Ujar Puimek kebingungan.

"Kami diserang warga, dia temanku. Kami tersesat disini. Aku kesini hanya ingin berlindung hingga temanku datang." jawab Tay lemah dengan suara paraunya.

"Aku akan membantumu dan pria ini hingga ia sadar." ujar Puimek lagi.

Tay menatap Puimek tidak percaya, "Bagaimana caranya?" tanya Tay.

"Kenapa kau mau membantunya? Siapa kau sebenarnya?" tanya Mild menyelidik tak percaya

Puimek melirik Mild, lalu tersenyum dan mulai fokus pada New.

Tangan Puimek terdapat cahaya biru dan putih yang berpadu menjadi satu, bola mata Puimek bersinar putih. Ia mengarahkan tangannya pada tubuh New. Tay dan Mild yang melihat kejadian ini sangat terkejut. Namun karena ini kali pertama untuk Mild, ia jatuh terduduk.

Perlahan luka yang ada pada pelipis, sudut bibir, leher, tangan serta kaki New pulih begitu saja. Tidak menimbulkan bekas sama sekali. Begitu juga dengan luka bakar yang ada padanya. Tay menatap Puimek dengan pandangan takjub.

"Berikan tanganmu." ujar Puimek sambil mengulurkan tangannya.

Tay hanya diam, namun Puimek menarik tangan Tay dan luka yang ada di tubuhnya hilang. Puimek mengusap pelan lebam yang ada di wajah Tay dan lebam itu pun ikut menghilang.

Namun, Cahaya yang ditimbulkan Puimek membuat gubuk menjadi lebih bersinar dalam keadaan menjelang malam. Salah satu warga yang yang melihat itu penasaran dan memanggil warga lainnya hingga gubuk itu di kelilingi oleh warga yang ada disana.

"KELUAR KALIAN IBLIS!!" teriak warga dari luar gubuk.

Mendengar teriakan dari luar, Puimek menatap Tay dan Mild bergantian. Raut wajah terkejut masih nampak di wajah keduanya.

"Bagaimana ini?" ujar Mild panik

"Mereka melihat cahaya yang ada di tubuhku. Ini salahku." ujar Puimek diliputi rasa bersalah

"Jika mereka mendobrak maka aku akan melawan mereka. Bisa kah kalian membawa New pergi?" tanya Tay pada keduanya.

Puimek menarik nafasnya dalam, lalu menyentuh tanah. Kedua bola matanya mulai bercahaya lagi.

Akar-akar yang besar tumbuh mengelilingi gubuk, menjadi pelindung untuk mereka.

"Apa itu cukup? Hingga kita menemukam jalan keluar lainnya?" tanya Puimek.

Lemparan tombak mengenai atap gubuk. Para warga menyerang mereka dengan lemparan tombak dan golok yang mencoba memotong akar besar yang melindungi gubuk tersebut.

Mereka berempat terkepung, Tay tidak bisa berpikir jernih, begitu juga Puimek dan Mild. Puimek tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk melawan manusia terkecuali jika hanya menahan serangan dari manusia.


TBC

Northern SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang