New merubah dirinya secara perlahan menjadi kuda putih dengan rambut panjang yang terurai kesamping, disertai sayap didaerah punggungnya.
Tay kaget sekaligus takjub, kulitnya meremang melihat transformasi New.
Kemudian, ia berusaha berdiri namun lagi–lagi terjatuh.
"Tidak usah bangun. Kau bisa berubah ke wujud manusia lagi." ujar Tay.
New kembali ke wujud manusia.
"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Tay.
New mengerjap heran mendengar pertanyaan Tay, "Aku memang hidup disini, kau pikir aku hidup dimana? Kami hidup di bumi, hanya saja di tempat yang berbeda." jawab New.
"Bukankah makhluk sepertimu hanya ada dalam dongeng?" tanya Tay lagi.
"Aku nyata dan kau sedang berhadapan dengan salah satu makhluk mitologi sekarang." jawab New bangga.
"Kenapa kau bisa ada disini bersamaku? Seharusnya kau berada di tempat yang berbeda bukan?" tanya Tay penasaran.
Pertanyaan Tay menusuk hati New. Entah perasaannya yang sensitif atau memang pertanyaan Tay tidak New sukai. Yang jelas, ia tidak merasa nyaman dengan pertanyaan yang Tay lontarkan.
New melamun, sedikit menerawang kejadian sebelum ia dihempaskan ke bumi.
Tay mendekat ke arah New dan mengibas–ngibaskan tangannya dihadapan wajah New.
"Uh! Mencari sebuah mahkota. Mahkotaku, tanpa itu aku tidak bisa kembali ketempat asalku berada." jawab New.
"Kenapa sebuah mahkota begitu penting untuk kembali ke tempat asalmu? Sebenarnya, apa gunanya sebuah mahkota itu untukmu?" tanya Tay bertubi-tubi.
New terdiam, ia teringat sesuatu. Beberapa kalimat yang Zeus ucapkan ketika membuatnya.
'Keagungan ada dalam darahmu, kebijaksanaan ada dalam sayapmu, tekad yang kuat ada dalam kakimu. Kasih dan sayang ada dalam hatimu.'
'Aku memberikan sebuah hadiah kecil untukmu New.'
Mahkota dengan berlapis emas putih disertai sebuah permata berwana putih dengan campuran merah muda.
'Lambangmu sebagai makhluk agung yang pernah ada.' ujar Zeus.
"Mahkota bukan hanya sebagai lambang keagungan dari sebuah makhluk. Hanya makhluk dan dewa tertentu yang memiliki mahkota. Dan, bisa dibilang mahkota merupakan setengah dari nyawa pemilikinya. Ketika benda tersebut hancur maka, aku hanya kuda putih biasa dan lambat laun aku akan meninggal." jelas New.
Tay mengangguk mengerti.
"Kekuatan apa saja yang kau miliki?" tanya Tay.
"Itu rahasia. Jika aku memberitahu hal ini padamu maka kau tidak akan terkejut lagi. Aku menyukai respon mu saat terkejut melihatku melakukan hal–hal yang menurutmu tak masuk akal." jawab New.
Perut New berbunyi, ia kelaparan.
Tay mengambil daging kelinci yang telah ia bakar dan memberikannya pada New. Namun New kembali menolak.
"Kau ingin mati tuan kuda terbang?" tanya Tay.
"Aku tidak ingin daging kelinci itu." Jawab New.
"Lalu aku harus bagaimana? Kau kelaparan, dan tidak ingin makan apapun?" tanya Tay gemas.
"Aku ingin sebuah buah. Aku bisa mencarinya sendiri, kondisiku baik–baik saja sekarang." jawab New.
Tay membalikan badannya memunggungi New, membuka ransel-nya dan memberikan kaos yang ia bawa juga sebuah celana pendek dan memberikan-nya pada New.