1 - City Of Sin

320 70 161
                                    

Ibiza Town-

Salah satu di antara lima kota terbesar di dunia yang mendapat julukan 'City Of Sin'. Kota Madya dengan populasi ± 49.400 jiwa, terletak di Kepulauan Balearic.

Layaknya kota yang tidak pernah tidur, menjelang petang hingga subuh mendatang semua klub memutar keras-keras musik disko. Hanyut dalam ketidaksadaraan pengaruh alkohol. Dan setelah kelelahan, barulah pesta berakhir. Semua orang berbondong-bondong untuk kembali ke kediaman mereka, tidur sampai matahari di atas kepala. Begitulah, kehidupan surga dunia yang ada di Kota Ibiza. Kota di mana penghuninya lupa akan kematian.

***


Seoul, Hannam-dong UN Village
March 7th, 2020
19.30 KST
Spring, 6°C 🌸

~ Call 📲

"Aku berhasil menemukan lokasinya."

Gumpalan daging bertekstur kenyal kian terangkat, menyunggingkan seulas senyum pada si pembawa kabar gembira meskipun ia tidak melihatnya.

Menatap dari kejauhan bagaimana gemerlapnya malam di pertengahan musim semi. Dengan punggung yang bersandar santai pada bingkai jendela raksasa tanpa tirai penutup, merasakan semilir angin dari sisi timur yang menyelinap masuk melalui celah ventilasi--- menerpa wajah rupawannya, meniup tiap helai rambut yang sengaja dibiarkan memanjang hingga menutupi sebagian mata.

Sebut saja Park Yoongi--- CEO THE SHILLA HOTEL.

Pemuda Park berusia 27 tahun yang teguh akan pendiriannya.  Ketika keinginannya berkata A maka kehendak yang terjadipun A. Satu hal yang membuatnya berubah 180° dari Park Yoongi yang dulu adalah, kejadian kelam di masa lalu. Lee Hye Sung. Entah mengapa darahnya selalu berdesir tiap kali mendengar nama itu hinggap di benaknya.

"Ibiza Town..." Pemuda itu menjeda kalimatnya, terdiam beberapa seconds, memandang lurus ke depan dengan pikiran jauh menerawang, baru kemudian menyeringai, "... ternyata kau ada di sana."

___

Yoongi merasa hatinya miris melihat lautan manusia yang hidup layaknya anai-anai yang beterbangan. Mereka bernyawa, namun seperti tidak memiliki tujuan hidup. Ke mana dan bagaimana di masa depan, itu bukan poin utamanya, yang terpenting adalah--- mereka bebas. Kesenangan sematalah yang mereka cari. Tidak hanya masyarakat menengah kebawah yang menjadi pengunjung setianya, tapi juga kalangan artis yang wajahnya kerap menghiasi layar televisi.

Sayangnya, Yoongi tidak suka berlama-lama di tempat penuh dosa itu. Hanya sejemang memonitoring, lantas menghela napas sembari memasrahkan diri membawa tungkai untuk kembali ke dalam mobil. Sejak empat tahun terakhir, Yoongi sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah menginjakkan kaki di lantai pendosa. Dulu, memang ia rajanya--- penikmat minuman keras tanpa berpikir bisa lepas. Wine, brandy, wisky, bahkan vodka teramat sering menebar kenikmatan rasa yang begitu kompleks. Dengan keseimbangan antara asam, pahit, manis, hingga asin, mengubah dirinya menuju proses pendewasaan- namun tidak untuk sekarang. Yoongi sadar, kalau usianya semakin bertambah, alkohol hanya akan merusak segala hal yang ia miliki. Berawal dari kebiasaan.

"Kenapa kau kembali?" Suara tak asing menyapa indera pendengarannya. Berakhir pada Yoongi yang memilih duduk di kursi kemudi seraya memijat pelipisnya. "Aku tidak suka suasana di sana, begitu banyak orang-orang menjijikan." Kalimat penuh kebencian yang Yoongi lontarkan, jelas mengundang tawa bagi pemuda Kim di sebelahnya. Kim Namjoon--- satu-satunya sahabat yang Yoongi miliki sejak kecil. Selama ini dialah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya, senantiasa menasehati juga memberi masukan manakala Yoongi membutuhkannya.

"Kau menyebut mereka sebagai orang-orang yang menjijikan? Bukankah dulu kau salah satunya?" Cibiran pedas Namjoon lantas membuat Yoongi menatapnya nyalang. Memang benar, tapi itu dulu, jauh sebelum Yoongi menemukan tujuan hidup yang sebenarnya. Berterimakasih kepada Tuhan patut ia syukuri, jika saja Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk berubah, mungkin sampai sekarang Yoongi masih menjadi sampah masyarakat. "Jangan mengungkit masa lalu, Yoongi yang dulu kau kenal sekarang sudah mati."

Lagi dan lagi, Namjoon tertawa renyah, menanggapi perkataan Yoongi sebagai candaan. Tidak ada yang tau seperti apa buruknya Yoongi di masa lalu, bahkan wajah tampannya saja tidak mampu menutupi sejuta keburukannya itu. Pemabuk, brandal, penipu ulung, dan masih banyak lagi kejahatan tersirat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

"Baiklah... kalau begitu kau tunggu di sini, biar aku yang mencarinya ke dalam." Kali ini Yoongi setuju akan ucapan Namjoon. Sahabatnya yang satu ini memang paling bisa diandalkan, tidak sia-sia Yoongi memeliharanya.

Menunggu kembalinya Namjoon rasanya cukup membosankan, tidak ada salahnya jika ia berkeliling sebentar, sekedar mencari udara halal dari tempat yang haram. Tak sadar, tungkainya telah membawa ia pada sebuah taman berukuran tidak terlalu luas namun ramai pengunjung. Nuraninya meyakini, bahwa pengunjung itu tidak lain dan tidak bukan merupakan kaum penghuni club tadi. Setidaknya di taman ini suasananya lebih tenang, tidak ada musik, dan yang pasti semuanya masih dalam keadaan sadar.

Yoongi menepikan bokongnya pada kursi besi, satu diantara beberapa kursi yang kosong. Sesekali netranya menangkap pemandangan jengah, ternyata gaya berpacaran orang Spanyol seperti ini--- terlampau bebas dengan bercumbu serta meraba di depan umum. Entah memang sah-sah saja, atau hanya terjadi di Kota Ibiza.

Saat baru saja bernapas lega, menghirup udara segar, tiba-tiba handphonenya menerima panggilan masuk. Dari siapa lagi kalau bukannya Namjoon.

"Di mana kau sekarang? Aku menemukan mobilmu dalam keadaan kosong."

Yoongi hanya menjawabnya dengan helaan napas. Percaya atau tidak, seorang Namjoon tidak akan kembali sebelum sesuatu yang ia cari berhasil ditemukan. Ya, Yoongi sangat paham. Dan mungkin sekarang Namjoon sudah bersamanya.

Dari kejauhan Yoongi melihat perempuan berpakaian mini berdiri sejajar dengan Namjoon. Maniknya berhasil menangkap sosok Yoongi dengan tubuh tegapnya tengah berjalan menghampiri mereka. Perempuan itu terus mengamati sosoknya, memandangi dari sepatu hingga ujung rambut seperti sedang memberi penilaian. Satu langkah di hadapannya, Yoongi berpijak kali ini. Melihat langsung secara lebih dekat ternyata berhasil memacu degup jantungnya menjadi semakin cepat.

Berdiri dari posisinya dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celana--- menyeringai. "Lama tidak bertemu--- Lee Hye Sung."

***

Ini baru pemanasan yah kawan-kawan.

Boleh tau gimana first impressionnya setelah baca cerita di atas?

Next akan fokus sama kehidupannya Jimin sebagai main cast.

Jangan bosan menunggu.

Thanks For Voment
See You!

[ Don't ] Let Go _       [ Jimin Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang