7 - Bad Day

90 29 119
                                    

Entah hanya sebuah
kebetulan atau memang
takdir yang menentukan.
Hari ini, semesta kembali mempertemukan kami---
Seseorang yang kuharapkan
kepergiannya.

***

Setelan navy berpadu dalam balutan blezer dan celana high twist. Kakinya yang jenjang melangkah bak seorang model Korea berperawakan tinggi semampai manakala melewati koridor disambut decak kagum yang diterjemahkan melalui tatapan mata sebagai saksi bisu. Bersama sekretaris Park Sajang-nim, lelaki itu berdiri di luar menunggu instruksi yang mempersilahkannya untuk masuk.

"Permisi Tuan, beliau sudah datang." lapor Sekretaris Kang pada atasannya. Di sana sudah ada Jimin selaku CEO baru serta Yoo Ra yang sejujurnya masih mempertanyakan alasan mengapa dirinya diminta mengikuti pertemuan ini.

"Suruh dia masuk."

"Baik Tuan."

Suara ketukan sepatu beradu pada lantai mendominasi keheningan. Derap langkahnya begitu dinanti-nantikan oleh Park Sajang-nim, sosok yang muncul dari balik pintu itu menyapa ketiga orang di hadapannya dengan senyum hangat.

"Maaf membuat kalian menunggu." Suara bariton tertangkap rungu menarik atensi tatkala sepasang mata menyorotinya penuh praduga. Pada kenyataannya Yoo Ra menegang di tempat tanpa diketahui oleh rekan-rekannya. Sambutan baik dari Park Sajang-nim semakin meneguhkan hati Yoo Ra yang memberi kesimpulan bahwa semua ini hanya bagian dari drama yang dia buat.

Dalam satu waktu air muka lelaki itu lantas berubah dingin di mana mata sehitam jelaga itu menantang tatap pada wanita di hadapannya.

Park Sajang-nim mengulas smirk saat memperhatikan eye contact antara Yoo Ra dan lelaki itu. "Aku rasa kalian berdua sudah saling mengenal, sehingga aku tidak perlu repot-repot untuk memperkenalkan kalian satu sama lain. Benar begitu, Choi Jung Hyun Sajangnim?" Dia sengaja memberi penekanan saat menyebut nama Jung Hyun. Mungkin niatnya ingin memberi kode kepada Yoo Ra selaku mantan sekretaris Jung Hyun.

Lelaki itu menanggapinya penuh jenaka berbanding terbalik dengan ekspresi dingin Yoo Ra yang tak beranjak pandang. "Anda tenang saja Park Sajangnim, aku bahkan lebih mengenalnya." Lirikan mata Jung Hyun akhirnya memaksa Yoo Ra untuk membuang muka saat itu juga.

Pertemuan hari ini benar-benar membuatnya geram. Ketiga lelaki itu terlibat percakapan seru bahkan di awal pertemuan mereka yang belum terhitung 3 menit lamanya--- pengecualian bagi Yoo Ra, selain malas terlibat Ia juga tidak suka berada dalam satu ruangan apalagi bersama lelaki itu.

Meski raga seutuhnya di sana, namun tidak dengan pikiran Yoo Ra yang tengah berkelana. Bergeming tak merespon hingga suara tegas Park Sajang-nim menyapanya. "Aku tidak menyuruhmu untuk diam saja Manajer Han."

Yoo Ra menoleh. "Maaf.. tapi saya masih tidak mengerti mengapa saya bergabung dalam pertemuan ini?"

Jimin hanya memonitoring. Sejujurnya Ia pun heran untuk apa Ayahnya memanggil Yoo Ra yang jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan topik yang akan mereka bahas.

"Aku tau kau memiliki pengalaman yang cukup luas mengenai kesekretarisan, untuk itu kau diperlukan di sini." Jimin yang baru mengetahuinya hanya bisa berdecak kagum dalam hati. Pantas saja sosok wanita yang satu ini kelihatan berbeda, jelas keahlian Jimin tidak sebanding dengannya.

Apa yang ada di benak kalian jika melihat kedua perusahaan yang selama ini saling bersaing tiba-tiba mengkonfirmasi kerjasama? Hanya ada 2 kemungkinan. Jika tidak murni berbisnis maka bermuka 2, dengan cara mendukung kemudian saling menjatuhkan.

[ Don't ] Let Go _       [ Jimin Version ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang