Impian besar

2.4K 272 26
                                    

Paris berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai, sungguh ia sangat tidak bersemangat hari ini. Apakah ini awal untuknya menjadi murid yang pendiam karna tanpa kehadiran sakti? Ahh apakah ia harus meminta frans agar fernand di sekolahkan lagi agar bisa menemaninya?

Bukannya paris tidak punya teman, hanya saja ia sangat sulit berinteraksi dengan oranglain dengan mudah.

Saat berada di ambang pintu, paris melongo karna melihat sakti yang sedang memakan permen lolipop dengan santainya

"Ini sakti asli atau kembaran sakti atau roh sakti?" Tanya paris saat mereka sudah berhadapan

"Sialan, di kira gue udah isdet apa" Balasnya

"Kok lo masih ada di muka bumi?"

"Ya terus menurut lo gue harus kemana? Ke luar angkasa?? Cita2 gue kan jadi tentara bukan pilot"

"Lo bukannya mau hijrah ke bandung?" Tanya paris

"Ternyata pindahnya nanti kalo udah lulus kuliah hehe" Balasnya sambil nyengir, sedangkan paris memutar bola matanya malas

"Nyesel gue udah galauin lo"

"Ciee yang gak mau di tinggal gue" Goda sakti sambil mencolek2 tangan paris

"Jijik! Lo tau gak sihh? Gue rela gak makan, gak minum, gak mandi, gak pipis, gak pup. Gara2 mikirin lo, gak guna bangetkan hidup gue?"

"Amazing!! Dede terharu sangat tersentuh bang, Thank you so much brother fillah" Ucap sakti yang hendak akan memeluk paris namun langsung di tepis

"Najis"

🗼🗼🗼

Tangan yang memiliki jemari panjang itu dengan lincah memainkan rambut seseorang yang sedang tiduran di pahanya. Sedangkan si empunya sibuk menatap langit yang begitu cerah siang ini.

Paris menyunggingkan senyumannya saat awan yang sedari ia tatap bergerak dengan cepat dan saling berpencar dan menghasilkan bentuk masing2

"Cerah ya, kek masa depan gue" Ujarnya yang masih terdiam walaupun tangan sakti terus mengacak rambutnya

"Aamiin aja deh"

Paris tersenyum lalu mengubah posisinya memunggunggi sakti dan memainkan sepatu sahabatnya itu

"Emangnya ngerokok itu enak ya?" Tanyanya tiba2 saat netranya melihat beberapa puntum rokok yang bergelatakan di hadapannya

Rooftop memang menjadi tempat yang di jadikan untuk bolos di jamkos oleh sebagian pelajar laki2, dan mereka adalah salah satunya.

"Cobain kuy, biar keliatan laki banget" Ujar sakti dengan semangat

"Tidak akan di sebut laki2 jika mereka tidak melakukan sunnah, jadi yang membuat kita terlihat seperti kaum adam itu bukan barang nikotin itu" Balas paris sambil menyabut bulu kaki sakti, dengan refleks anak itu membalasnya dengan menjambak rambut paris

"Kalo gue botak tanggung jawab lo" Ucap paris lalu merubah posisinya menjadi duduk

"Kalo gue lumpuh juga lo tanggung jawab" Balasnya sambil mengusap kaki kanannya

Kini pandangan keduanya tertuju ke arah depan dengan pemikiran masing2

"Kenapa nama lo paris? Kenapa gak rizal, abdul atau mahmud gitu biar religius" Tanya sakti tiba2

P 🗼 R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang