Bocah menyebalkan

4.5K 280 9
                                    

Paris mendengus kesal setelah hampir sepuluh menit ia berdiri di samping mobil berwarna merah itu terparkir. Ia berdecak saat seseorang yang sedari tadi ia tunggu akhirnya muncul dari balik pintu yang berjalan dengan santainya sambil sesekali bersiul riang

"Lo skincare.an dulu apa gimana? Ngaret banget sumpah! Coba dehh manfaatan dikit jadi orang, biar di bumi bener2 hidup nggak sekedar bernyawa"

"Shut up! Gue gak butuh bacotan lo yang gak bermutu itu" Fernand, om nya itu memang sangat menyebalkan. Walaupun mereka terpaut 5 tahun, namun paris tidak segan2 melontarkan kekesalannya dengan frontal, ia memang tidak peenah peduli tentang umur.

"Lo lagi nyetir mobil apa ngayuh roda bayi sih? Lelet amat kaya otak lo" Ujar paris yang merasa gemas sendiri karna mobil yang ia tumpangi melaju sangat  lambat. Bahkan kendaran lain sudah mengklakson beberapa kali dan mengumpat di balik helm nya saat melewati mereka.

"Lambat tapi selamat itu lebih baik dari pada ngebut tapi cepet, ehh celaka!. Emangnya lo mau? Gue mah ogah. Udah mah belum lulus kuliah, belum nikah, belum punya anak, belum punya cucu..,"

"Belum punya pacar juga sok2an mikir jauh kek gitu" Celetuk paris yang di hadiahi cubitan pelan di pipinya

"Lucu dehh lo kaya singa"

"Udah cepetan nyetirnya nanti gue telat, bisa2 di hukum ngepel atap genting sama pak dinosaurus" Ucap paris sebari mengelap pipinya menggunakan dasi bekas cubitan dari fernand

"Murid terlaknat lo"

"Lo lebih"

Fernand membuang nafasnya pelan, meladani keponakannya ini memang membutuhkan kesabaran yang extra, bahkan ia harus beristigfar setiap saat karna hatinya slalu saja ingin mengumpat

"Cepet turun, mobil gue udah kebanyakan kuman yang keluar dari mulut lo" Usir fernand setelah sampai di gerbang sekolah paris

Namun anak itu malah tersenyum tidak jelas dengan mengamprahkan tangan kanannya di hadapan fernand.

"Nahh gitu dong, lo harus salim dulu sama gue biar makin pinter"

"Apa sihh orang gue mau minta uang jajan" Balas paris saat tangan fernand menyuruhnya untuk menyalaminya

"Gue masih anak kuliahan, dapet duit dari mana ganteng?" Geramnya

"Ckk boke, pantesan jomblo" Ujar paris lalu buru2 keluar dari mobil sebelum jitakan manis dari fernand mendarat di kepalanya

"Heran, tuhh bocah titisan dari siapa coba? Perasaan bang frans gak gitu amat" Gumam fernand lalu kembali melajukan mobilnya menuju kampusnya

🗼🗼🗼

Setelah pelajaran pak dino selesai, pelajaran selanjutnya pun di mulai. Sejujurnya paris malas dengan guru mapel ini, alasannya karna ia sangat tidak suka dengan orangtua semacam bu ratna yang begitu centil dan juga genit. Seharusnya guru itu sudah sadar usia, namun entahlah mungkin ini efek kisah cintanya dari masa lalu

"Selamat malam anak2" Sapa bu guru yang slalu terlihat hewir itu

"Keknya kebanyakan makan micin jadinya linglung" Bisik sakti teman sebangku paris

"Coba deh lo nasehatin biar nurut" Lanjutnya

Paris berdeham sebelum berkata "Wahai guruku tercinta, hari ini matahari bersinar begitu cerah, alangkah baiknya kacamata hitam itu ibu lepaskan agar kecantikannya bisa terlihat dengan jelas, Eaaakk"

Seisi kelas sontak terbahak mendengarnya, bahkan bu ratna pun tersipu malu karna gombalan receh paris

"Sudah diam. Sekarang buka buku undangan saya dengan paris"

"Hhuuuu" Semua murid menyurakinya, bahkan ada yang memukul meja dan membuat suasana semakin riuh. Sedangkan Paris bergidik geli mendengar peruturan itu, lebih tepatnya jijik

"Maksud saya buka buku halaman 4218"

"Itu buku paket apa undang2??" Tanya sakti

"Gak ada bu, Ahh gak lengkap nihh buku. Gak modal banget sekolah buat beli buku yang bagus. Bayarannya aja mahal tapi fasilitasnya gak tercukupi" Ujar Dito yang terlihat kesal tidak jelas

"Hehh diam kamu. Tadi saya salah ngomong, Harusnya halaman 28"

Mereka menghela nafasnya pelan, kadang mereka berpikir kenapa orang seperti bu ratna bisa menjadi guru?? Padahal ia saja melakukan berbagai kesalahan dalam hal apapun, Aneh.

🗼🗼🗼

"Ris, kantin kuy" Ajak sakti setelah bel istirahat berbunyi

"Mager"

"Elahh cuma ke kantin bukan ke Newzealand, 100 meteran doang gak nyampe 150 kilometer"

"Tetep aja butuh energi"

"Terus lo mau biarin gue berjalan sendiri kesana dan kesini sendiri gitu?" Tanya sakti tak terpercaya

"Lo borojol dari rahim emak lo juga sendiri, gak bareng gue" Celetuk paris

"Yakan itu beda, udah yuk ahh kebanyakan pidato lo mah" Sakti menarik tangan paris dengan paksa agar anak itu bangkit dan menemaninya makan di kantin. Jika tidak seperti ini, pasti ia tidak akan pernah mau.

Paris tidak suka keramaian, seharusnya sakti tidak lupa tentang itu. Lebih baik ia kelaparan saja di banding harus melihat banyak orang berlalu lalang di hadapannya seperti ini.

"Mau makan apa?" Tanya sakti

"Nggak, gue puasa"

"Lahh lo kan gak pms, kok punya utang puasa?"

"Gue puasa sunnah senin kamis"

"Sekarangkan rabu idoyyy"

"Ck, maksudnya puasa nabi daud, jadinya selang seling"

"Lo tau kalo gajah terbang keliatan apa nya??" Tanya sakti yang di balas gelengan pelan oleh paris

"Bohongnya! Sama kaya muka lo. udah cepetan mau pesen apa? Lama amat tinggal ngomong doang"

"Marugame udon sama sukiya"

Sakti menghela nafasnya berat untuk mencoba kembali sabar "Cari aja sono di TB"

"Emang ada?" Tanya paris polos

"Ada. Paku, palu sama besi" Balas sakti geram lalu pergi untuk memesan makanannya. Sedangkan paris tertawa puas, membuat sakti kesal adalah hal favoritnya. Setidaknya ia masih punya alasan untuk bisa tertawa setelah bertengkar dengan pikirannya yang kacau tentang betapa kejamnya dunia.












Selamat datang di dunia paris💞💕💖 yang penuh dengan lika liku kehidupan💔💘

P 🗼 R I STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang