"Mau ke rumah atau ke rumah sakit?" Tanya fernand saat mereka berada di tengah perjalanan pulang
"Ngapain ke RS? Gue kan sehat wal'afiat, lahir batin juga okeh"
"Maksudnya ketemu bokap lo, keknya dia jaga sampe malem"
"Rumah aja, males gak ada temen"
Sebenarnya alasan utamanya bukan itu, Frans maupun fernand sangat tau jika paris begitu benci dengan suasana rumah sakit, selain karna bau obat2an yang menyengat ke dalam penciumannya, ia tau jika tempat serba putih itu adalah tempat mamahnya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.
"Padahal tuyul disana banyak lohh, gak ada satupun yang mau jadi temen lo gitu? Watirr sekalii" Fernand menggelengkan kepalanya pelan
"Kok tiba2 laper ya denger bacotan lo, heran"
"Bilang aja pengen beli Kfc depan sana"
"Tepat sekali, gue gak nyangka lo bakalan sepinter dan sepeka ini, gak sia2 oma kuliahin lo di kampus yang berkualitas tinggi. Ternyata ini hasilnya" Ucap paris salut sambil menepuk2 bahu fernand pelan
"Tunggu disini, gue beliin dulu pesenan tuan raja yang terhormat" Ucap fernand penuh dengan penekanan
"Siapp!! GPL" Balasnya sambil menyengir. Rasanya fernand ingin sekali menabok wajah polos keponakannya itu, namun apa boleh buat, ia tidak berani. Bisa2 frans menghajarnya tanpa ampun.
Paris mengetuk2an jari jemarinya di atas pahanya dengan sesekali bersiul untuk menghilangkan rasa bosannya dalam hal menunggu. Namun kegiatannya tak berlanjut lama saat ia merasakan getaran yang berasal dari saku celananya
"Hallo pah?" Ucapnya setelah menekan tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya
"Udah pulang?"
"Belum, lagi beli makan sama si om"
"Mau kesini gak?"
"Enggak, takut di gangguin sama tante centil"
Paris dapat mendengar kekehan pelan dari sebrang sana. Papah nya memang slalu diam saja saat anak kesayangannya ini di godai oleh beberapa suster yang hobi sekali mengganggunya
"Yaudah nanti kalo udah pulang langsung makan ya, hari ini keknya papah bakalan pulang malem. Kalo gak bisa tidur minta di temenin sama bang fernand aja"
"Jangan terlalu malem, paris mau di temenin papah"
"Iyaa lopekuu"
Paris tersenyum setelah ia memutuskan sambungannnya. Jika saja ia boleh egois, ia tidak ingin papahnya slalu lembur bekerja dan memiliki waktu lebih banyak untuk bersamanya dibandingkan dengan pasien2nya. Namun ia sadar satu hal, frans seperti itu untuk dirinya, apapun yang papahnya lakukan semuanya hanya untuknya. Ya itu.
🗼🗼🗼
Fernand menghampiri paris yang sedang rebahan di kasurnya sambil membaca buku yang berisi tentang para ilmuwan tokoh terkenal. Kadang ia heran kenapa bocah pemalas seperti paris memiliki hobi membaca dengan selera tinggi seperti itu
"Ris, ke bioskop yukk"
"Ngapain?"
"Dagang cuangki. Ya nontonlah, pake nanya segala"
"Nonton apa? Koki2 cilik?"
"Apa aja kek. danur, kuntilanak, makmum, pokoknya yang serem2"