ONE

6K 207 8
                                    

Suasana di sebuah ruangan tampak ramai dengan hiruk-pikuk yang berasal dari beberapa pria yang tengah asyik mengobrol satu sama lain. Sekumpulan pria yang jika dilihat dari penampilannya, bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka mengenakan pakaian mewah berbahan sutra ciri khas para petinggi kerajaan.

Suasana ramai itu seketika berubah menjadi hening saat daun pintu yang sejak tadi tertutup kini terbuka, menimbulkan suara deritan yang membuat telinga siapapun yang mendengarnya terasa ngilu.

Semua orang terdiam, begitu sosok pria berusia 30 tahunan, melangkah tegap masuk ke dalam ruangan. Ia berjalan menyusuri para pria tadi yang seketika membentuk sebuah barisan yang rapi.

Pria itu, Pangeran Reegon dari Kerajaan Vincentius, menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah kursi mewah dengan ukiran rumit khas kerajaan. Lantas dia pun duduk dengan angkuh di kursi tersebut. Memandang tajam pada sekumpulan pria yang kini menunduk, tak berani menatap ke arahnya.

" Aku senang kalian memenuhi undanganku." Ucapnya memecah keheningan.

" Tentu saja Pangeran, undangan anda suatu kehormatan untuk kami." sahut salah seorang pria paruh baya, sebagian rambutnya tampak memutih. Dia adalah menteri Keamanan di Kerajaan tersebut.

" Aku menghargai kesetiaan kalian sebagai pengikutku."

" Kami juga merasa terhormat karena anda mengajak kami untuk ikut serta dalam rencana kudeta ini, Pangeran. Kami mempercayai anda sepenuhnya. Hanya anda yang pantas menjadi penguasa kerajaan Vincentius." Kini seorang pria tua yang merupakan menteri perpajakan di kerajaan Vincentius yang menyahut.

Pangeran Reegon mendengus, tersenyum tipis, kentara begitu puas mendengar jawaban dari para pengikutnya.

" Jadi bagaimana persiapannya?"

" Sudah maksimal Pangeran, kami hanya perlu menunggu perintah dari anda." Jawab Menteri Keamanan lagi.

" Kalau begitu tidak ada waktu untuk mengulur-ngulur lagi. Besok siang, kita lancarkan rencana kita." Titahnya tegas dan lantang.

" BAIK PENGERAN." Sahut semua Menteri itu serempak.

Pangeran Reegon tersenyum miring, seringaian tercipta di wajahnya. Dia menopang dagunya dengan satu tangannya, bayangan dirinya yang sesaat lagi akan menjadi Raja tak ayal membuat senyuman itu berubah seketika menjadi tawa riang yang membahana.

Semua Menteri yang awalnya kebingungan dengan reaksi berlebihan dari sang pangeran, akhirnya ikut tertawa. Mereka sudah memutuskan untuk mengikuti Raja mereka yang baru serta menggulingkan Raja yang kini tengah berkuasa di Kerajaan Vincentius.

' Kakak, sebentar lagi aku lah yang akan menduduki tahtamu. Tahta yang seharusnya sejak awal menjadi milikku. Orang lemah sepertimu tidak pantas menjadi seorang penguasa.'

Pangeran Reegon bergumam dalam hati setelah berhasil menghentikan tawanya.

***

Gadis cantik nan anggun itu tengah berlari-lari riang di sepanjang koridor, hingga rambut hitam sepunggungnya ikut bergoyang seirama dengan gerakan tubuhnya. Kedua kakinya tampak lincah melompati karpet merah empuk yang membungkus lantai. Sesekali dia bersiul dan balas tersenyum ketika tanpa sengaja berpapasan dengan beberapa dayang istana.

Dia baru menghentikan langkahnya begitu tiba di tempat tujuannya.

" Apa ibunda masih ada di dalam?" tanyanya pada salah seorang prajurit yang mengenakan baju besi. Prajurit itu tengah berdiri di depan sebuah pintu berukuran besar dengan ukiran mewah di sepanjang daun pintu.

" Yang mulia Ratu masih ada di dalam, Tuan Putri." Sahut sang prajurit.

" Bagus. Kalau begitu tolong bukakan pintunya untukku."

STORY OF SNAKE QUEEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang