BAB 24

3.4K 96 0
                                    

Pagi ini semua siswa sedang sibuk dengan kegiatannya masih-masing dikarenakan setelah upacara selesai semua guru mengadakan rapat.

"Di ruang osis" ucap Firman dari samping meja Diana.

"Ngapain?"

"Cek grup" Firman mengacungkan hpnya.

Diana membuka grup osis.

"Tungguin bentar" Diana membuka tasnya mengambil buku osis khusus sekretaris.

Diana dan Firman berjalan melewati sekumpulan siswa yang sedang sibuk dengan kegiatannya.

"Di"

Diana memberhentikan langkahnya, membalikan badan menuju arah suara.

"Iya"

"Mau kemana?" Tanya Brian.

"Ruang osis"

"Di gue duluan ya" Firman berjalan meninggalkan Diana.

"Tadi berangkat sama siapa?"

"Di anter abang"

"Nanti pulang sama aku ya"

"Aku ada rapat pulang sekolah. Gak tau sampai jam berapa. Kamu duluan aja"

Brian berfikir tanpa menjawab.

"Cepat" ucap ka Rendy sambil berjalan melewati Diana dan Brian.

"Eh iya ka" Diana menoleh mengikuti arah ka Rendy berjalan "Aku duluan" lalu berpamitan pada Brian.

Mata Brian mengikuti arah Diana dan ka Rendy berjalan.

"Oi" panggil Ara menepuk pundak Brian.

Brian membalikan badan melihat Ara yang sekarang sudah di depannya.

"Kantin yuk. Kopi"

"Mati lu"

"Belum minum kopi kok hari ini"

"Udah makan?"

Ara menggeleng.

"Beneran mati" Brian berjalan meninggalkan Ara.

"Sekalian makan. Minumnya kopi. Lu yang bayarin haha" Ara berjalan disamping Brian menuju kantin.

Brian memberhentikan langkahnya "Kok gue?"

"Masih mau nyembunyiin dari gue?" Ara menatap Brian.

Brian diam.

"Pajak jadian. Ayo!" Kali ini Ara yang berjalan meninggalkan Brian.

"Lu tau darimana gue jadian?" Brian membuka suara setelah sampai di kantin belakang.

"Lu gak bisa bohong yan. Kita sahabatan udah lama" Ara duduk di depan Brian.

"Lu gak apa-apa?"

Ara menyeritkan dahi "Ya gak apa-apa lah. Berarti sahabat gue bukan homo".

Brian memperhatian Ara yang sedang tertawa.

"Pesan sana. Gue yang bayar"

"Gini gue suka. Lu mau apa?"

"Nasi goreng sama es teh"

"Oke" Ara berdiri dari bangkunya.

"Jangan kopi dulu ra" teriak Brian yang pasti masih dapat di dengar oleh Ara.

"Ke sini gak ngajak lu" ucap Angga yang sudah duduk di bangku depan Brian.

Brian hanya menoleh.

"Traktir Bri" Angga memelas.

"Ogah" jawab Brian tanpa melihat lawan bicaranya.

"Pelit banget. Pajak jadian"

Kali ini Brian menoleh "Tau darimana gue jadian?"

"Yaelah keliatan kali bro" Angga menaikan suaranya.

Brian diam.

"Traktir ya. Asli gue lagi gak ada duit" Angga semakin memelas.

"Sana"

"Asik. Terbaik temanku" Angga berjalan meninggalkan Brian.

Brian menggelengkan kepalanya.

"Pesanan datang" Ara datang dengan nampan di tangannya.

Brian membantu Ara meletakan nampan tersebut.

"Kok sama?"

"Gak tau mau makan apa hahaha"

"Misi-misi" Angga datang membawa nampannya dan duduk disamping Ara.

Ara dan Brian melihat kedatangan Angga.

"Ada Ara ternyata" ucap Angga.

"Ngapain lu?" Tanya Ara.

"Makan" Angga menjawab sambil melihat makanannya.

"Udah makan" perintah Brian melihat Ara.

"Tes tes.. pengumuman kepada seluruh ketua dan sekretaris kelas 10 diharap kehadirannya pada jam istirahat pertama di ruang osis. Sekali lagi .. "

Terdengar pengumuman dari pengeras suara yang terdapat di setiap sudut sekolah.

"Ada

Hello Manja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang