BAB 37

2.6K 135 4
                                    

"Siapa kok ga di angkat?" Tanya Diana memperhatikan handphone Brian.

"Ara" jawab Brian singkat dan kembali membaca buku yang ada ditangannya.

"Gapapa angkat aja"

"Gak mau"

"Kenapa? Aku gapapa kok kalau kamu jawab juga"

Brian menghela nafas kasar "Kita lagi di perpus Diana" ucapnya sambil mengacak rambut Diana.

"Eh iya lupa" ucap Diana sambil menutup mulutnya.

Brian memperhatikan senyum Diana yang dengan jelas walau tertutup ditutupi tangan. "Menggemaskan" ucap Brian dalam hatinya.

Diana meletakan kepalanya diatas tumpukan buku yang berada di meja. Brian yang merasa diperhatikan pun tersadar dan menutup bukunya. "Kenapa?"

"Masa aku laper" ucap Diana memelas.

"Yaudah ayo rapihin bukunya kita ke kantin" perintah Brian sambil merapikan buku yang sedang digunakan Diana untuk menahan kepalanya.

"A-w" ucapan Diana berhenti karena kepalanya ternyata tidak mengenai meja namun tangan Brian yang sekarang menggantikan tumpukan buku sebelumnya.

Brian tersenyum melihat Diana dengan wajah malu-malunya.

"Pipi kamu merah"

"Brian ih" Diana menegakan tubuhnya tidak lupa memukul bahu Brian yang membuatnya malu.

Brian hanya tersenyum kemudian mengenggam tangan Diana untuk ikut berdiri bersamanya. "Ayo"

Diana dan Brian berjalan menuju kantin yang dekat dengan perpustakaan. Langkah Brian terhenti yang membuat Diana ikut terdiam.

"Ada Ara disana, mau ke kantin sini atau sana?" Tanya Brian menatap kearah kantin.

"Disini aja"

Brian membalikan badan mendengar jawaban Diana, "Serius?"

Diana mengangguk.

Melihat respon Diana membuat Brian mengeratkan genggamannya menuju kantin.

"Yan"

Diana dan Brian menghentikan langkahnya.

"Gue mau ngomong" ucap Ara yang sudah berjalan mendekati Diana dan Brian.

"Harus sekarang?" Tanya Brian.

"Iya"

"Lain kali ya. Gue mau makan udah hampir habis jam istirahatnya" jelas Brian.

Ara melihat jam dinding kemudian tersenyum "Oke deh"

Brian mengangguk dan berjalan melewati Ara dengan tangan Diana yang masih berada di genggamannya.

Brian membawa Diana duduk di pojok agak jauh dari tempat Ara.

"Kamu.."

"Makan dulu" ucap Brian menghentikan suara Diana.

Diana mengangguk.

Setelah dari kantin dan kembali ke kelas Brian tidak berbicara apapun, ia diam membuat Diana pun diam hingga sekarang di parkiran tidak ada yang berniat untuk mulai berbicara seolah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Diana menerima helm yang diberikan Brian. Kini motor Brian meninggalkan sekolah.

"Bri" panggil Diana mencoba memulai.

"Ya" jawab Brian singkat.

"Are u okey?" Tanya Diana memelankan suaranya takut melihat Brian yang diam sejak di kantin.

Tidak ada jawaban. Brian diam hingga tiba di rumah Diana.

"Aku langsung pulang ya" ucap Brian mengambil helm Diana.

Diana mengangguk dengan senyum diwajahnya.

Brian menghidupkan motornya dan membalas senyum Diana.

Diana menggenggam tangan Brian "Kamu kalau mau ngobrol sama Ara gapapa kok"

Brian menatap Diana intens.

"Kamu selesaiin semuanya sama Ara. Ara sahabat kamu. Aku ga mau kamu sama Ara jadi kaya musuhan gini"

"Mau kamu gimana?"

"Hah?" Diana bingung mendengar pertanyaan Brian.

"Mau kamu gimana? Kamu mau aku dekat sama Ara lagi?" Jelas Brian.

"Emm.. kalau kamu mau ngobrol ya gapapa tapi ya jangan emm terlalu deket boleh" jawab Diana menundukkan kepalanya "aku egois ya?" Tanya Diana.

Brian mematikan motornya.

"Sini" Brian menarik Diana ke pelukannya. "Kamu ga egois kok, kan emang seharusnya gitu" ucap brian mengelus kepala Diana.

Diana menangis.

"Habis dari sini aku izin ketemu Ara ya" ucap Brian yang masih setia memeluk dan mengelus kepala Diana.

Diana mengangguk.

"Kamu ga egois, kamu inget itu ya"

Diana mengangguk.

Brian melepaskan pelukannya merasakan tubuh Diana yang bergetar ia tau Diana menangis.

"Kok nangis. Kenapa?"

Diana menggeleng "gak tau. Airmatanya keluar sendiri" ucap Diana membersihkan airmata di wajahnya.

Brian gemas membawa Diana kembali ke pelukannya.

🔷🔹🔷

Diana nangis kenapa oi ada yang bisa jelasin? 🤭

Hello Manja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang