BAB 35

3.4K 119 5
                                    

Malam minggu kesekian, Diana jomblo atau bukan tetap tidak ada perubahan, malam minggu Diana selalu dihabiskan dirumah berleha-leha menonton drama korea di laptop hingga bosan.

"Udah pacaran hampir 3 bulan tetap aja malam minggu dirumah gini terus" ucap Diana pada dirinya sendiri.

"Boro-boro diapelin, di telp aja jarang" ucap Diana terus menerus pada dirinya.

Diana mulai bosan menonton drakor yang sudah ia liat sejak siang. "Kasian mataku" ucap Diana mengucek matanya.

Diana turun menuju dapur untuk mengambil minum. Langkahnya terhenti melihat tv ruang tamu menyala menunjukan pertandingan bola dari playstation.

"Tumben dirumah bang?" Tanya Diana melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Chandra mencari sang adik, ia tau suara siapa kalau bukan adiknya. "Sini" panggil chandra.

"Mau ke atas lagi" ucap Diana tanpa melihat kearah sang kaka.

"Serius?" Ucap sang kaka.

"Serius" ucap Diana melangkahkan kaki menuju kamarnya tanpa memperdulikan sang kaka.

"Mampus ditinggalin" ucap sang kaka.

Diana duduk kembali diatas tempat tidurnya dan melanjutkan menonton drakor yang sedang ia liat.

Drettt.. Drett..

"Halo" ucap Diana

"...."

"Hah"

"..."

"Turun kemana?"

Panggilan terputus.

"Apaan sih Brian" ucap Diana sambil melihat panggilan yang terputus.

Drettt..

Brian💙

Turun cepetan

Diana membaca chat yang dikirimkan oleh Brian kemudian berjalan menuju jendela kamarnya melihat kebawah.

"Apaan sih ga ada siapa-siapa"

Diana penasaran dan berjalan turun menuju kakanya yang sedang bermain game. "Ka ada Brian?"

Diam.

Diana berjalan mendekati sang kaka. Diana terkejut melihat Brian yang duduk tepat disamping sang kaka. "Eh kamu sejak kapan disitu" tanya Diana yang berdiri terhalang sofa.

"Sejak tadi" jawab Brian.

"Tadi ga ada" ucap Diana.

"Emang tadi lu liat kesini?" Tanya Chandra sinis kepada sang adik.

"Emm engga sih"

"Lu masih mau aja sih Bri sama dia" ucap Chandra malas.

"Ih ko Abang gitu sih" Diana berjalan menuju sofa dan duduk di belakang Chandra dan Brian yang asik duduk dilantai sambil memainkan game.

"Kamu dari kapan disini?" Tanya Diana lagi mendekatkan kepalanya tepat di pundak Brian.

"Daritadi dibilang!" jawab Chandra kesal.

Diana tidak menghiraukan sang kaka dan tetap melihat kearah Brian "dari jam berapa?"

"Tujuh!"

Diana menatap sang kaka terkejut mendengar jawaban tersebut, dan kembali menatap Brian. "Serius?"

Brian mengangguk.

"Kok ga bilang?"

Brian diam.

"Brian aku lagi ngomong" Diana mengambil stik ps yang berada di tangan Brian.

"Diana apaan sih!" Bentak sang kaka.

"Bentar bang" ucap Brian dan duduk menghadap Diana.

"Kenapa? Apa yang mau ditanyain?" Ucap Brian lembut.

"Kamu dari kapan disini?" Tanya Diana.

"Dari jam 7an"

"Kenapa ga bilang?"

"Kan kamu lagi marah"

Diana diam menunduk.

"Tapi kan bisa bilang biar ga nunggu gini"

"Drama!" Ucap bang Chandra.

"Apaan sih bang ga di ajak ngomong ya!" Ucap Diana menatap sinis sang Abang.

"Heh" Brian mengelus tangan Diana menenangkan. "Gapapa aku juga lagi main game kan ini"

"Oh kamu kesini mau main game?"

"Aku kira mau ketemu aku" lanjut Diana yang tidak mendapat jawaban dari Brian.

Brian tersenyum "Mau ketemu kamu kok"

Diana menatap Brian tanpa suara.

"Maaf ya" ucap Brian.

"Maaf kenapa?"

"Masalah kemarin-kemarin"

Diana reflek melihat ke arah sang abang.

"Udah lanjutin gue pake headset nih" ucap Chandra sambil memakai headset ditelinganya.

Brian menggenggam tangan Diana erat benar-benar erat. "Maaf aku malah ngikutin kemauan kamu buat ngejauh. Seharusnya aku ngejar kamu. Selesaiin semua masalah yang ada" jelas Brian.

Diana menunduk.

"Aku gak suka masalah kita semakin larut. Aku beneran ga bisa jauh dari kamu. Kangen"

Diana menatap Brian intens menahan senyumnya.

"Maaf ya" ucap Brian tulus.

"Aku juga minta maaf udah egois. Maaf sifat manja aku bikin kita malah jauh. Maaf aku ga ngertiin kamu dan Ara"

"Kamu tau kan aku sama Ara sahabatan?" Tanya Brian.

"Iya aku tau"

"Kalau aku minta kamu buat percaya sama aku bisa?" Tanya Brian menatap intens mata Diana dan reflek genggaman tangan Brian semakin erat. Menguatkan.

Diana diam.

"Aku tau kalau Ara suka sama aku. Aku juga pria aku pasti tau gimana tanda-tanda orang suka tapi kamu harus tau .."

Brian membawa tangan Diana ke dadanya merasakan jantungnya yang berdetak kencang. "Disini ada kamu, bukan Ara"

Diana menangis.

"Jangan nangis. Aku ga bisa liat kamu nangis. Udah cukup" Brian menghapus airmata Diana.

"Maaf" ucap Diana lirih sambil menangis.

"Udah ya" Brian menghapus airmata Brian. "Mulai semuanya dari awal oke? Percaya sama aku" Brian membawa Diana kedalam pelukannya. Memeluk Diana.

"Percaya sama aku ya" ucap Brian yang masih memeluk Diana erat.

Diana mengangguk. Brian merasakan itu.

"Udah udah meluk Ade gue" tegas Chandra yang sudah membuka headset ditelinganya.

Diana buru-buru menghapus airmatanya dan melepas pelukan Brian.

🔷🔹🔷

Yang minta panjang nih.
Udah ya percaya sama aku.

Hello Manja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang