BAB 9

6.3K 161 2
                                    

Hari sabtu merupakan hari khusus ekstrakulikuler. Hanya klub seperti Bahasa, Matematika, English, dan komputer yang boleh dilaksanakan pada hari biasa. Beda halnya dengan osis, osis tidak mengenal hari.

Diana berjalan melewati lapangan yang ramai dengan siswa eskul baset dan futsal. Melewati ruang musik yang juga ramai menuju ke ruang osis disamping ruang musik.

"Assalamualaikum" salam orang dibelakang Diana.

Diana sedikit menyamping membiarkan orang dibelakangnya masuk terlebih dahulu. Namun gerakannya terhenti karena tangan orang tersebut sudah berada dipundak Diana dan mendorongnya masuk.

"Masuk aja ngapain malah minggir"

"Iya ka" jawab Diana karna tulisan nis di dada kiri jaket laki-laki tersebut.

"Duduk sana"

Seperti sihir Diana langsung berjalan melewati orang-orang yang telah duduk melingkar untuk mencari tempat duduk yang kosong. Dan laki-laki itu berjalan ke barisan depan dimana semua kaka osis duduk.

"Kiw"

Diana menoleh ke sampingnya. Ternyata Firmansyah.

"Lu osis juga?"

"Seperti yang lu liat" Firmansyah menyombongkan diri.

"Selamat pagi semuanya" sapa ka Febri.

"Pagi ka" jawab semua kompak.

"Selamat datang dikepengurusan osis. Kayanya ga afdol kalo kita ga kenalan deh. Kenalan dulu ya dari kakanya coba"

"Perkenalkan saya .. "

"Sambil berdiri ka" ucap ka Febri usil.

"Ribet lu" ucap ka Nova sinis tanpa berdiri. Lalu melanjutkan perkenalannya "Saya Novaqueen Alice jabatannya sebagai koor. sekretaris"

"Kaka ini emang galak. Keliatan kan" ketawa ka Febri dan semua orang diruang osis kecuali ka Nova pastinya.

"Saya Wisnu Dimasta sebagai koor. Pengembangan minat dan bakat"

"Saya Citra Wulandari sebagai Koor. Bendahara"

"Saya Kevin Leonaldy sebagai ketua osis"

Omg ketua osis ternyata.

"Sekarang udah saling kenal semua kan. Saya minta keluarkan kertas dan tulis jabatan apa yang kalian mau di osis dan apa yang mau kalian kembangkan" printah ka Febri.

Semua menulis. Diana tahu apa yang akan dia tulis karena Diana sebelumnya menjabat posisi ini saat SMP.

"Masukan sini ke kotak. Dan untuk hari ini kita hanya pengenalan. Jabatan kalian bisa kalian liat hari senin sehabis istirahat kedua di mading ya. Terimakasih"

Semua keluar dari ruang osis ada yang menuju kantin, ada juga yang menton eskul basket dan futsal.

Diana berjalan menuju parkiran. Iya hari ini Diana membawa si Rio motor kesayangannya karena sang abang sedang mengerjakan tugas bersama temannya.

"Diana"

Langkah Diana terhenti dan mencari arah suara yang memanggilnya. Disana ada Ara sedang melambaikan tangan menyuruhkan Diana mendekat.

Diana mengangguk dan berjalan kearah Ara.

"Lu ikut apa? Band?" Tanya Ara.

"Bukan. Ikut osis. Kamu basket?"

Ara mengangguk dan menunjukan baju bernomer 2 yang sedang dia pakai.

"Brian juga"

"Brian kenapa" tanya Diana Bingung.

"Ikut basket. Dia mantan ketua basket pas Smp"

Diana mengangguk sudah mengiranya karena tubuh Brian yang proporsional sebagai pemain basket.

"Di. Lu tunggu samping lapangan dulu ya gue mau ganti baju dulu. Nanti kita ke warung deket sini" Ara mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan Diana.

Diana mencari tempat duduk dipinggir lapangan. Dibawah pohon agar menutupi sinar matahari yang cukup terik lalu memainkan hpnya membuat aplikasi instagram.

"Ngapain"

Diana melihat kearah suara yang pas di atas kepalanya. Diana menoleh ke arah.

"Hai" cuma itu jawaban Diana.

"Ngapain"

"Duduk"

Sang penanya hanya menghela nafas dan melihat hp yang sedang dipegang Diana.

"Brianmahendra"

"Kenapa?" Tanya Diana lagi tidak mengerti apa yang Brian bicarakan. Kenapa dia menyebutkan nama lengkapnya.

"Sini duduk ih. Lu suka banget berdiri ya" kali ini Diana menarik tangan Brian agar duduk disampingnya.

"Follow ig gue"

Diana mengerti. Lalu menyerahkan hpnya pada Brian.

"Ketik sendiri"

"Ayo Di .. " ucapan Ara terputus.

"Lu udah disini juga yan. Ayo lah ke tempat biasa" sekarang Ara menarik tangan Diana agar berjalan bersamanya.

"Eh iyaa sabar ra" Diana berdiri karena tarikan tangan Ara pada tangan kanannya.

Brian melihat Diana dan Ara sudah berjalan ke parkiran segera menyusulnya.

Setelah sampai diparkiran tangan Diana dipegang oleh Brian. Brian mengembalikan hp Diana yang tadi ia pakai. Ara memperhatikan Diana yang melihat Brian secara intens.

"Ayo" suara Brian memecahkan kegiatan yang sedang mereka lakukan masing-masing.

Hello Manja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang