Selamat mengarungi samudera dengan kapal masing2
***
{ Sekarang }
Jalanan Barvely Blvd, Los Angeles cukup ramai di lihat dari jendela salah satu Restoran Italia lantai 2. Matanya tetap mengamati jalanan, melihat apapun yang bisa ia jangkau. Aktivitas nya ini dilakukan untuk membuang kebosanan karena menunggu relasi kerjanya yang belum datang. Ia mengambil ponselnya yang ada di meja, sesekali mengambil gambar jalanan yang ia lihat, puas dengan itu ia melakukan hal yang biasa dilakukan perempuan di dunia, 95% jika mereka bosan menunggu sesuatu pasti akan melakukan S-E-L-F-I-E, begitupun Jessica, untuk menghilangkan rasa bosannya ia berniat membagikan hasil foto nya di media sosial.
Ia berfoto dengan senyum meski hatinya masih belum sembuh dari sakit. Saat ia akan menekan tombol untuk mengambil gambar, ponselnya berdering secara otomatis dan tanpa sengaja ia menjawab panggilan masuk itu yang ternyata dari--
'Chickie❤'
"Hello, Sooyeonnnnn??????"
Jessica terdiam sesaat, membodohi diri sendiri yang tanpa sengaja sudah menjawab panggilan dari orang yang sedang ia hindari.
"Ya?"
Ia memutuskan bersuara, meski berat.
"Ahh~ akhirnya kau menjawab juga. Sooyeon-ah aku rindu padamu, kenapa kau sampai melibatkan Manajemen mengenai hubungan kita?"
Suara itu, suara yang dua minggu tidak ia dengar, suara yang masih sama dengan nada manja nya, suara yang biasanya ia sukai ketika bernyanyi atau ketika berbincang dengannya. Ya Tuhan, aku harus kuat, batin Jessica berteriak.
"Iya."
Cukup singkat semoga yang di seberang sana akan peka bahwa ia tidak ingin ada obrolan panjang, ia tidak ingin lemah. Dua minggu sangat berat untuk Jessica melawan rasa sakit dan rasa rindu yang menjadi satu.
"Jangan hanya iya, kajja kita bertemu, aku ingin bicara denganmu, Sooyeon-ah."
Jessica memijit kepalanya, merasa pening seketika.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Chi-- Kim Taeyeon-ssi."
"Sooyeon-ah, kau harus mendengarkanku lebih dulu, ya? Please Sooyeon."
Jessica mendesah panjang, si keras kepala mulai dengan aksinya memohon demikian yang biasanya akan membuat Jessica luluh.
"Aku sudah mendengar semua dari mu, aku juga sudah menerima alasanmu. Jadi, tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, aku harap kau bisa mengerti. Kita fokus masing-masing, itu yang terbaik."
Jessica menggigit bibirnya kuat, menyembunyikan napas beratnya setelah mengatakan hal itu. Memang, ini yang terbaik dan ia harus bisa.
"Sekali saja aku ingin bertemu denganmu Sayang, aku mohon."
Jessica menutup matanya begitu mendengar Taeyeon masih saja memohon, pertahanannya tidak boleh runtuh kali ini.
"Maaf, aku tidak bisa lagi, karena aku tidak ingin mendengar janji yang akan kau katakan, aku tahu siapa kau, Kim Taeyeon. Janji mu di Milan dan janji-janji mu yang lain sangat membuatku percaya dan itu justru bodoh buatku. Kau paham kan? Jika kau sayang padaku, maka aku ingin kau berhenti menghubungiku."
"Aku sibuk sekarang."
Jessica akan mengakhiri panggilannya agar mereka tidak terlibat obrolan lebih jauh.
"Tunggu!!!! Tidak kah kau merindukan ku, Sooyeon? Jangan membohongi dirimu dan aku. Kau tahu kan hubungan kita bukan hanya satu atau dua tahun saja, tapi lebih dari itu. Apa sekarang benar-benar tidak ada kesempatan untuk bertemu meski itu yang terakhir hemm?"