hal yang paling menyedihkan bukanlah ditinggalkan tapi dibuat kecewa dangan keputusan yang jelas-jelas kita yang memilihnya
aku bukan kecewa karna akhir yang telah kupilih melainkan merutukkin kebodohanku yang mengira kalau dia mulai membuka pintu hatinya padaku lalu melupakan cinta pertamanya
dan bodohnya aku melupakan satu hal kalau melupakan sesuatu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan
aku akan menganggap semua ini hanya sebuah mimpi, yang akan terlupakan keesokkan harinya
karna memang pada awalnya tidak ada sesuatu spesial yang terjadi
"maaf" suara seseorang berhasil mengalihkan lamunanku kutolehkan kepalaku ke asal suara tunggu sejak kapan dia disana?
"aku sudah mengingatkanmu soal aku akan menyakitimu suatu hari nanti bukan? dan semua terjadi begitu cepat dari yang kupikirkan"
"tidak papa lagi pula ini adalah pilihanku kan "
"dan kurasa ini saatnya aku berhenti"
"iren-"
"sunbae gumawo dan aku yakin kau akan bahagia walau ada tidak ada nya diriku bersamamu annyeong"
.
.
.
entah kenapa setelah kejadian itu aku selalu menemukan suho sunbae dimana saja, tapi aku fokus dengan tujuan awalku yaitu melukan dia
bukannya apa aku hanya tidak ingin terlalu berharap, seperti sekarang
"hujan, bersamaku saja aku lagi bawa payung" apa yang harus ku lakukan? menunggu hujannya reda? pasti akan membutuhkan waktu yang lama
apa aku ikut saja? tapi bagaimana dengan masa depan perasaanku?
"kau terlalu banyak berpikir" kutarik tanganku yang digenggamnya, sebaiknya aku tidak melakukan kontak fisik dengannya untuk saat ini dan selamanya
"sunbae kita hanya akan pulang bukan menyebrangi jalan" ucapku sedikit canggung
"ah iya kajja" setelahnya kami berjalan bersama dibawah derasnya hujan tapi itu tidak berjalan lama sebelum
"SUNBAE!!" orang itu tak lain adalah jisoo, memakai jas hujannya berdiri tepat didepan kami
"sunbae aku pulang denganmu ya" dapatku lihat suho sunbae tidak menjawab hanya menatapku, sepertinya aku mengerti maksudnya
"tap-"
"sunbae aku kehujanan" kudorong pelan tangan suho sunbae yang memegang payung mengarahkannya kejisoo karna bagaimana pun dia lebih berhak
entah mengapa semua tujuan pelarianku adalah taman, masih dengan taman yang sama hanya kondisinya yang berbeda
sepertinya langit ikut menangis bersamaku, seolah-olah langit ingi menutupi segala rasa sakitku. semua terjadi begitu saja tidak ada yang bisa dicegah ataupun disesali
"uljima (jangan menangis)"
"sunbae" gumamku bingung akan kehadirannya
"aku sudah sering memperingatkanmu bukan"
"nee dan setiap kau memperingatkanku aku selalu mengatakan kalau aku akan berhenti jika aku lelah, dan saat ini aku lelah!!!. aku ingin pergi jauh darimu tapi bagaimana caranya jika saja aku menganggapmu rumah untuku pulang"
"irene-ah"
"kenapa saat aku berusaha lari darimu tapi kau malah menarikku kembali kearahmu? AKU MUAK DENGAN SEMUA INI!!!"
"mari akhiri seperti tidak pernah terjadi ap-"
"PERGI!!!" terkejut bahkan sangat, dapat kulihat pancaran amarah dikedua matanya, mungkin ini memang yang terbaik
kulangkahkan kakiku pergi tanpa sadar menangis dalam diam, sepasang tangan seseorang menyelipkannya diantra pinggangku, dapatkah aku berharap kembali?
kurasa tidak
"bodoh, siapa yang menyuruhmu pergi?"
"ta... tadi ka-"
"aku menyuruh ingatanku tentang dirimu diganggu jisoo untuk pergi karna kali ini aku tidak akan goyah lagi"
"lagi?"
"aku terlalu pengecut" diam untuk sesaat membiarkannya melanjutkan ucapannya
"pengecut saat melihat sumberku tersenyum kehilangan senyumannya"
"kau tau?" suho sunbae membalik tubuhku membuatku mau tidak mau menatapnya menghapus sisi air dipipiku
"bagiku kau adalah switer rajutan ibuku, mungkin orang lain akan beranggapan bahwa itu hanya switer biasa tapi bagiku itu adalah benda yang paling berharga bagiku dan alasanku tetap terjaga hangat" kumenangis bukan sedih melainkan rasa bahagia dan hangat menyelimuti hatiku
"irene-ah"
"hmmm" balasku tanpa melepaskan pelukanku jangan lupakan air mataku yang tidak berhenti mengalir
"berhentilah menangis lihat.... ingusmu mengotori seragamku"
yaa dia tetaplah suho sunbae yang menyebalkan
mungkin kisah cintaku seperti permen karet manis, hambar dan berakhir pahit
tapi suho sunbae bilang 'kalau sudah pahit aku akan menambahakan gula jika perlu akan kubeli semua yang ada ditoko dimuka bumi ini'
'kalo dirubung semut gimana?'
'ya udah gak jadi'
'owh jadi bakalan pahit terus dong?'
'gk papa yang penting gak direbut sama sisemut enak aja dia asal rebut-rebut mana bawa pasukkan lagi'
END
YUHUUUUUUU DAH END NIH MAKASIH YAH BUAT READER YANG UDAH NGELUANGIN WAKTU BUAT BACA DAN VOTE CERITA AUTHOR
DAN BUAT YG CUMAN NUMPANG BACA ATAU NUMPANG LEWAT DOANG SEMOGA DIBUKAKAN PINTU HATINYA
PELUK ONLEN UNTUK KALIAN DAN JIKA BERKENAN BOLELAH MAMPIR KELAPAK AUTHOR YG ANO NOH
OK BYE-BYE ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
first love (surene)
Romancehanya cerita manis masa sma seorang gadis periang dengan cinta pertamanya Tapi harus diingat, semua yg berawal manis tidak selamanya berakhir manis bukan?