Hari minggu ini, gue ga ada kerjaan. Seharian gue bingung mau kemana, mau keluar juga ga ada duit, bokek.
Mau minta ke Kak Gala atau Kak Feliks juga ga enak, ya gimana lagi. Kakak-kakak semua udah kerja buat kehidupan sehari-hari kita. Dan seharusnya gue juga ikut kerja. Tapi Kak Gala ga ijinin gue.
Alasannya sih ya, harusnya gue itu belajar, ga neko-neko supaya gedenya gue bisa sukses ngalahin kedua kakak gue itu. Tapi ya tetep aja gue ngelanggar, bukan kah tujuan peraturan itu dibuat untuk di langgar?
Kalau gue sih, iya.
Gue diem-diem ikut kerja sama Asia dan Fidelya. Kerja olshop, kerja serabutan lah. Apapun gue jual, dari makanan, kosmetik sampai pakaian dan peralatan rumah.
Serius, dan hasilnya lumayan, gue jadi dapat tabungan dan bisa kasih uang jajan tambahan. Apalagi gue sebagai fangirl yang budiman, gue harus punya penghasilan lebih supaya saat pacar gue, emmm maaf maksudnya pacar kita comeback dan keluarin album baru, duit gue udah siap.
Gue ARMY, dan asal kalian semua tau, Jungkook udah gue cap sebagai pacar gue ya. Kak Gio lewat.
Gue bokek, belum ada orderan, dan sialnya lagi. Gue di tinggal sendirian dirumah tanpa di kasih uang pegangan. Iya gue ada uang tabungan, gue paham.
Tapi kan itu buat kebutuhan gue sendiri, kebutuhan feminim. Bayangin deh lo, kalau pembalut gue habis masa gue kudu minta ke Kak Gala, iya dia bakal beli pembalut. Tapi kalau pembalut yang ga sesuai sama gue gimana hayoo? Nanti kalau gue bocor gimana?
Terus, kalau gue mau beli bedak, beli krim, beli masker, beli lipstik dan maskara, masa gue kudu nitip di belanja bulanan sama Kak Gala lagi? Bisa-bisa gue di tendang keluar rumah.
Mamah sama Papah udah ga ada, makanya gue harus mandiri. Santai aja gue ga maksud nyari muka kok, emang Danita itu seperti ini.
Berhubung perut gue kelaparan, gue pergi ke rumah tetangga, tentu saja rumah Ridwan. Punya tetangga itu buat apa kalau tidak di manfaatkan.
Tanpa menunggu atau mengetuk, gue langsung buka pintu rumahnya, "ASSALAMUALAIKUM MAS RIDWAN! KIA MAU MAKAN!"
Hal yang gue jumpai pertama kali adalah Ridwan lagi leha-leha sama Giselle. Giselle lagi tiduran di pahanya.
Dasar kucing cabe, gue juga mau kali!
Enggak deng, canda.
Ridwan mengernyit, "ngapain lo kemari?"
Gue mendengus kesal, "minta makan, sekalian nyari temen, rumah gue sepi."
Gue jalan masuk dan menutup kembali pintu tadi, habis itu, jalan menuju dapur, membuat makanan disana. Karena gue tau, si Bakwan Gosong itu pasti tidak mau masak.
"Lo dari tadi belom makan? Kak Gio ga masak?" tanya gue sambil mencari bahan masakan di kulkas buat di masak.
Ridwan masih mengelus bulus Giselle disana, sambil matanya fokus melihat ke layar televisi.
"Woy gue tanya!"
Ridwan mendengus, "udah makan tadi sama mie."
"Lah terus kak Gio kemana?"
"Kosan temen."
Gue membalik badan, "lo tuh ya bisa masak, setidaknya pagi-pagi jangan makan micin kek, telor ceplok gitu atau apa, itu perut lo isinya micin terus, ga kasian besok apa istri sama anak lo entar, kalau tiba-tiba bapaknya kena serangan jantung mendadak?"
Ridwan mendelik tak terima, "Astagfirullah jahat banget, doain gue kek gitu," katanya sampai nyebut.
Gue yang mendengar itu jelas mendelik tak terima, "nih baru gue kasih tau udah istighfar, coba ga ada gue, lo pasti udah makan micin terus, habis itu lupa makan sa, —"
"Udah diem, mending lo masak," katanya yang tiba-tiba ada di depan gue, sambil bekap mulut gue.
"IHHH APASIH, TANGAN LO TUH BEKAS BULU NYA GISELLE, CUCI TANGAN DULU KEK!"
"Sensi amat sih lo, Giselle kesayangan nya gue tuh bersih ya, ga kayak lo yang jarang mandi."
"Eh gitu ya, ngajak gelud?"
"Ayo!"
Detik berikutnya, Ridwan rangkul pinggang gue, dan gue di gelitikin. Wajah gue udah terbenam di dadanya sambil ketawa puas, "udah anjir geli, woy diem!"
Bukannya diem, Ridwan malah nambah ganas buat gelitikin gue. Dan badan gue yang tadinya hadap dia sekarang enggak, dia dibelakang gue.
"Rid please, udah geli, gue ga bisa masak nih," kata gue sambil setengah lemas karena ketawa terus daritadi.
Ridwan berhenti, tapi tangannya ga turun dari pinggang gue. Gue merasa dia malah melakukan back hug. "Ee tangan nya mas, turunin, kalau Kak Gio tau habis gue dimatanya."
"Biarin aja kak Gio tau."
"Loh loh!"
"Yang bakal nikah sama lo itu bukan Kak Gio."
"Siapa dong?" tanya gue heran.
"Gue," katanya dengan mengecup kepala gue singkat, lalu pergi dari dapur
Gue yang ga siap dengan perlakuan dia jadi kaget, membatu disana.
"MASAK YANG BENER YA CALON ISTRI!"
Gue mengerjapkan mata lagi, dasar Ridwan, ini dia lagi nguji gue apa bagaimana?
A/n
Gue kebut dah semoga cepat selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPS 1 ( TAMAT )
Teen Fiction[ S E L E S A I] Series of DC Highschool 11 IPS 1 bukanlah kelas yang banyak diceritakan seperti kelas-kelas lain. Kelas pojokan di koridor lantai dua ini seakan punya dunia sendiri. Dijuluki kelas aneh dan yang paling beda di seluruh penjuru DC Hi...