Keributan di kelas 12 IPA 1 membuat tetangga kelas agak marah pada mereka. Pasalnya keributan mereka setara dengan keributan pasar membuat penghuni tetangga kelas kehilangan konsentrasi.
Kelas 12 IPA 2 adalah kelas yang paling tenang dan sunyi. Terkadang beberapa orang yang berlalu lalang didepan kelas 12 IPA 2 mengira kelas itu tak berpenghuni. Padahal ada banyak murid yang berada didalam.
Beberapa dari mereka terkesan cuek dan datar sebagiannya lagi begitu pendiam. Satu fakta yang harus kalian tahu. Tak ada satupun murid jaya nusantara yang pernah mengobrol dengan salah satu murid kelas 12 IPA 2 ditambah mereka jarang terlihat di tempat tempat sekolah kecuali sarangnya. Kelas itu misterius begitu juga dengan para penghuninya.
50% keributan berasal dari para cewek yang tengah bergosip menanti kedatangan calon teman kelasnya. 30% keributan lagi lagi berasal dari para cewek kalangan kpopers yang sedang mengadakan konser dadakan. Dan terakhir 20% keributan berasal dari para cowok yang sebagian bermain game online, sisanya lagi tengah asyik menonton sesuatu dipojok kelas.
"Ley, kira kira cowoknya ganteng gak?" Tanya metta, menoleh kearah Leysa yang fokus membaca buku tebalnya. Gadis itu sepertinya tidak mendengar ucapan Metta terbukti dengan dia yang tidak merespon. Metta mengerucutkan bibirnya kesal. Sekilas terlintas dibenaknya sebuah ide untuk menjahili sahabatnya. Tangannya bergerak cepat menarik buku tersebut dari pangkuan lengan gadis itu.
"Metta gue harus belajar!" Kata Leysa, tangannya sibuk meraih bukunya dari genggaman Metta yang bergerak liar.
"Nge gosip yuk"
"Nggak mau" ucap Leysa lalu merebut bukunya kembali.
Baru saja gadis itu membuka halaman bukunya. Bunyi bel terdengar menggema. Leysa menghela napasnya lalu melirik tajam kearah Metta yang dibalas wajah polos tak berdosa.
Semua murid bergegas ketempat masing masing. Duduk dengan tenang. Beberapa saat kemudian terdengar derap langkah kaki. Pak Handoko masuk ke dalam kelas. Menapakkan wajah keriputnya. eits jangan lupakan tatapan tajamnya yang seolah mengintimidasi setiap jiwa jiwa yang tertangkap di indra penglihatannya.
"Selamat pagi anak anak" sapanya yang langsung dijawab serempak oleh para murid.
"Oke, sebelum kita bahas materi kali ini saya akan memperkenalkan seorang murid baru, silahkan masuk"
Semua murid menoleh kearah pintu dengan kompak layaknya barisan paskibraka. Terlihat seorang murid laki laki yang terbilang sangat tinggi untuk ukuran anak SMA, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, alisnya tebal, bibirnya tipis, serta bola mata berwarna hitam pekat. Dia western atau mungkin asli barat.
Leysa hanya melirik sekilas dan lebih memilih membaca bukunya kembali. Sedangkan Metta. Gadis tak berkedip. Mulutnya agak sedikit terbuka. mungkin sebentar lagi air liurnya akan menetes atau tersedak lalat yang salah alamat.
"Mulutnya ditutup neng, air liurnya mau netes" Bisik Leysa membuat Metta merona karena malu. Mukanya sudah seperti kepiting rebus. Leysa terkekeh.
"Perkenalkan nama saya Alanial Raynand, pindahan dari New york, terima kasih"
"Oke, kamu bisa duduk Alan"
Alan bergegas menuju tempatnya yang berada disamping bagas. Risih dengan tatapan para cewek yang kelaparan. Terdengar bisik bisik dari mereka.
Wow sitampan duduk sama sitampan
Emang ya kalo orang tampan duduknya juga sama yang tampan
Neni lo pindah tempat gih, Alan duduk disini
Lo pengen mati huh!!!
Punya pacar nggak dia?