Episode 02
Masing-masing pejuang di bagi menjadi dua rute objek yang nantinya akan membagi-bagikan nasi ke kaum duafa, sedikit informasi tentang istilah "pejuang" yaitu para pembagi nasi yang diperankan oleh anak-anak komunitas Berbagi Nasi. Setelah dibagi menjadi dua kelompok akhirnya Mai Munah memutuskan untuk bergabung di rute pertama yang dipimpin oleh Sumanto, banyak yang menyayangkan hal tersebut kenapa Mai Munah lebih memilih di rute pertama khususnya para laki-laki karena bagi mereka sangat kecil sekali peluang untuk berkomunikasi tetapi mereka sedikit lega karena di rute pertama hanya ada satu pria yaitu Sumanto yang tidak begitu mengancam dalam persaingan mereka. Sedikit informasi mengenai Sumanto yang berkulit hitam, gigi hitam, kuku hitam, bibir hitam, aliran ilmu hitam...maaf...maaf...terlalu berlebihan yang jelas Sumanto merupakan pria yang kurang berprestasi dalam bidang percintaan dengan IPK 1,23 karena baginya rezeki dan jodoh sudah dikemas oleh Tuhan yang Maha Esa.
Kegiatan pun berlangsung masing-masing pejuang sibuk mencari target untuk diberikan nasi, ada yang sibuk juga mengabadikan momen berbagi dengan berfoto kepada kaum duafa, ada juga yang sibuk berkomunikasi kepada kaum duafa dan lain sebagainya.
Terlihat begitu beribawanya Sumanto ketika memberikan arahan kepada teman-teman kelompoknya dan terlihat dinginnya ketika ia berdialog dengan kaum duafa yang memiliki tutur bahasa yang santun, lemah lembut dan terkesan penuh kasih sayang, itulah yang membuat Sumanto dinanti-nantikan kedatangannya oleh kaum duafa, walau hal itu terkesan baik namun tak dapat menggetarkan hati para kaum hawa yang ia pimpin pada saat itu terkecuali si Mai Munah yang terpukau dengan tindakan si Sumanto karena laki-laki spesies ini sangat sulit ditemukan, seharusnya pemerinta membuat undang-undang perlindungan agar spesies seperti Sumanto tidak punah.
Mungkin saat sekarang ini hanya Sumanto lah yang mampu masuk di memori Mai Munah karena bagi Mai Munah memori terindah adalah memori yang mampu memberikan kesan yang berarti walau belum mampu menjadi pemenang hati dan percayalah bahwa cinta sejati akan datang dengan sendiri,,,Assek,,,
Tak begitu lama datang lah Sumanto yang menghampiri si Mai Munah
Sumanto : Mbak,,, kenapa termenung,,, sono bagiin nasi yang kamu bawa itu ke target
Mai Munah : i...i..i ia bang (padahal ingin sekali Mai Munah berkata bahwa aku termenung lantaran memikirkan mu)
Sumanto : yaudah setelah itu kita pindah ke rute lain karena masih banyak target yang menunggu kedatangan kita
Mai Munah : oya bang,,, ternyata banyak sekali orang-orang di sini yang sulit mendapatkan makan, kenapa selama ini aku tidak mengetahui hal tersebut
Sumanto : yang jelas tugas kita sebagai orang yang mampu selayaknya meluangkan waktu untuk mereka, bukan berdasarkan tujuan tertentu untuk kepentingan pribadi.
Kata-kata Sumanto memberikan tamparan keras pada Mai Munah, entah kenapa kalimat tersebut membuat Mai Munah sadar untuk tidak mengutamakan kepentingan pribadinya.
Kegiatan berbagi nasi akhirnya selesai dilakukan, masing-masing pejuang meminta izin pada Sumanto untuk pulang ke rumah, hanya tersisa dua pejuang yaitu Sumanto dan Mai Munah.
Bersambung...
YOU ARE READING
Dari Nasi Turun ke Hati
Teen FictionKisah ini terjadi di sebuah komunitas sosial yang mayoritasnya diikuti oleh anak-anak muda baik dari kalangan pekerja, pengangguran, mahasiswa, mahadewi, maharoko, makantoko, sampailah makan nasi atau apalalah itu yang jelas membuat pembaca sedikit...