Chapter 3

105 28 3
                                    

“appa jahat dia menghukum jin jinnie sampai sakit hoonnie benci appa”ucap jihoon sambil melepas pelukannya pada woojin.

Yoona dan woojin terkejut dengan penuturan jihoon yang tiba tiba. Karena biasanya jihoon sangat manja kepada sang ayah kini malah berkata membenci sang ayah karena ayahnya telah menghukum woojin hingga menyebabkan woojin jatuh sakit. Chanyeol yang awalnya ingin masuk ke kamar woojin untuk melihat keadaan woojin menjadi terdiam setelah mendengar perkataan jihoon.

“hoonnie tidak boleh begitu, appa menghukum jinnie karena appa khawatir padamu jadi jangan benci appa hmm. “ucap woojin.

Yoona terharu melihat sisi dewasa woojin meskipun usianya baru 7 tahun tapi woojin sudah bisa bersikap dewasa,  Begitu pula dengan chanyeol dia menangis dalam diam meratapi kesalahannya karena telah menyakiti sang putra, ia terharu dengan sikap woojin disaat ia telah berbuat salah hingga menyebabkan jihoon membencinya karena telah menghukum woojin, woojin sendiri malah menyuruh jihoon untuk memaafkan ayahnya.

Dengan perlahan chanyeol memberanikan diri untuk masuk ke kamar woojin, tanpa aba aba Chanyeol langsung memeluk woojin.

Woojin yang mendapat perlakuan tiba tiba dari Chanyeol hanya terdiam dalam kebingungan tetap pada posisinya, tanpa langsung membalas pelukan Chanyeol.

“maafkan appa, appa sudah membuat woojin sakit maafkan appa. “ucap chanyeol sambil memeluk woojin erat.

“sudahlah, woojin sudah memaafkan appa, eomma woojin lapar, bisakah woojin makan? “ucap woojin sambil melepaskan pelukan chanyeol pada dirinya.

“tentu saja eomma ambilkan dulu buburmu ya”ucap yoona lalu pergi menuju dapur.

Kini jihoon, woojin, dan chanyeol berada di kamar woojin. Tapi sejak kepergian yoona mereka bertiga tidak mengeluarkan sepatah kata alasan jihoon mendiami sang ayah karena ia masih kesal pada chanyeol perihal woojin yg dikurung, sedangkan woojin mendiami jihoon karena ia merasa bersalah mengajak jihoon keluar hingga ia masuk rumah sakit, dan untuk chanyeol ia tak tau harus bicara apa.





Seminggu kemudian


Setelah kejadian minggu lalu kini sikap woojin berubah menjadi dingin dan pendiam, dia bahkan kini lebih protektif kepada jihoon. Ia tak mau kejadian minggu lalu terulang lagi karena kelalaiannya menjaga jihoon. Ia tak mau sang ayah marah lagi dan menghukumnya.

Woojin menjadi pribadi yang sangat dingin kepada orang lain dengan pengecualian  pada jihoon, ibu, dan daniel sahabat woojin.

Hari ini woojin lebih memilih untuk bermain bersama jihoon dari pada dengan teman temannya. Tiba tiba terdengar suara panggilan dari arah gerbang rumah woojin.

“woojin na. “

Woojin pun keluar dan diikuti oleh jihoon dari belakang. Dan ternyata yang memanggil woojin adalah daniel.

“eoh niel, ada apa kemari? “tanya woojin sambil membuka gerbang.

“aku ingin mengajakmu bermain sepak bola dilapangan, kurasa teman teman sudah menunggu. Sekarang kita akan melakukan tanding”ucap daniel.

“hmm bagaimana ya sebenarnya aku ingin ikut tapi......... “ucapan woojin menggantung lalu ia melirik ke arah jihoon yang terlihat sedang menunduk menahan tangis karena jihoon mengira woojin akan meninggalkannya. Jihoon pun masuk kembali ke dalam rumah.

“tapi aku tidak bisa meninggalkan jihoon, dia pasti akan sedih jika kutinggal sendiri. Aku harus menemani jihoon bermain. Jadi maaf aku tidak bisa ikut niel, “ucap woojin

“hmm baiklah kalau begitu aku juga tidak jadi pergi ke lapangan. Aku ingin menemanimu bermain bersama jihoon kita bisa bermain bersama kan? “ucap daniel sambil tersenyum.

Dan woojin hanya tertawa lalu mengangguk. Didalam rumah jihoon kini sedang menangis sambil memeluk sang ibu karena ia mengira woojin akan meninggalkan dirinya untuk bermain bersama daniel, hingga woojin masuk bersama daniel. Woojin yang melihat jihoon menangis segera memeluk sang kakak dan menanyakan apa yang terjadi hingga membuat jihoon menangis.

“wae? Kenapa hoonnie menangis eoh? “tanya woojin.

“hiks........... Hiks........ Jinnie akan meninggalkan hoonnie sendirian niel mengajak jinnie main di lapangan hiks”ucap jihoon sambil terisak.

“tidak kami tidak jadi pergi ke lapangan. Niel ingin main disini bersama jihoon dan woojin, kita bisa main sama sama”ucap daniel sambil tersenyum dan menampakkan gigi kelincinya.

Yoona yang melihat kejadian itu pun hanya bisa tersenyum,ternyata woojin lebih memilih sang kakak dari pada bermain di lapangan. Perlahan jihoon mulai melepas pelukannya pada woojin, dan melirik ke arah sang ibu seolah meminta izin untuk bermain dan yoona pun mengangguk.

“ayo kita main di belakang niel, jinnie”ucap jihoon senang sambil menarik tangan daniel dan woojin menuju ke taman di belakang rumah.

Jihoon tampak sangat bahagia bisa bermain bersama woojin dan daniel, yoona yang melihatnya hanya tersenyum cerah. Karena terlalu asik melihat tingkah sang putra ia tak sadar jika chanyeol sudah ada disampingnya dan ia juga melihat sang putra yang sedang asik bermain.

“Kuharap kebahagiaan mereka yang seperti ini akan berlangsung lama hingga mereka besar nanti”ucap chanyeol. Yoona yang mendengarnya hanya tersenyun mengiyakan perkataan chanyeol lalu memeluk sang suami.

TBC

Komen gaes aku tuh suka klo ada yg komen biar aku tambah semangat nulisnya. Sory klo banyak typo
See you next chapter

Dont Say Goodbye (2park-kim sohyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang