Chapter 1

141 29 2
                                    

7 tahun kemudian...........
.

.

.


Kini woojin telah tumbuh menjadi anak laki-laki yang ceria begitu pula dengan jihoon, meskipun ia telah divonis memiliki kelainan pada jantungnya sejak masih bayi, ia tetap menjadi anak yang sangat ceria.

Memang Jihoon di sekolah memiliki banyak teman, tetapi meskipun begitu ia tak bisa bermain dengan bebas bersama dengan teman sebayanya dikarenakan ia tak boleh terlalu lelah. Terkadang jihoon merasa iri kepada woojin yang diperbolehkan bermain sampai puas diluar sana dengan tetangga mereka sedangkan dirinya tidak diperbolehkan bermain diluar rumah, untuk itu hari ini entah naluri apa yang memaksakan kehendak nya Jihoon terus merengek kepada woojin agar dia diajak bermain dengan teman-teman woojin di taman.

Awalnya tentu saja woojin menolak dengan tegas pada jihoon agar tidak ikut bermain keluar, tapi karena jihoon terus merengek hingga menangis, woojin yang melihatnya pun menjadi tidak tega pada kakaknya itu, dan pada akhirnya Woojin menyetujui permintaan jihoon dengan satu syarat.

"baiklah hoonnie boleh ikut denganku tapi dengan syarat hoonnie tidak boleh ikut bermain dan jangan bilang kepada ayah dan ibu jika hoonnie ikut keluar woojinnie,mengerti?" ucap woojin, dan jihoon hanya mengangguk sambil mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

Keduanya tampak melangkahkan kakinya keluar rumah menuju taman terdekat untuk bermain bersama teman-teman woojin.

Sesampainya ditaman jihoon melihat banyak sekali anak-anak bermain bersama, dan ada juga beberapa orang tua yang sedang mengantarkan anaknya untuk bermain di taman itu.

Awalnya jihoon menuruti woojin dengan tidak ikut serta bermain, namun berhubung jihoon anak yang keras kepala dia pun melupakan perkataan Woojin, dan ikut bermain kejar-kejaran bersama anak-anak yang ada disana tanpa sepengetahuan woojin.

Jihoon sangat bahagia karena akhirnya dia bisa bermain dengan anak-anak lain selain woojin, hingga beberapa saat kemudian jihoon merasakan nyeri di bagian dadanya,ia pun berhenti berlari lalu memegangi dadanya yang terasa sakit. Ia terus menggumamkan nama woojin berharap woojin datang untuk menolongnya. Anak-anak yang merasa jihoon tidak mengejar lagi berbalik dan melihat jihoon yang sedang merintih kesakitan sambil memegangi dadanya,salah satu dari mereka segera menghampiri jihoon.

"hey kau tidak apa-apa kan?" tanya seorang anak.

"woo......woojinnie"gumam jihoon.

"hey kalian cepat panggil woojin"titah anak itu, dan anak yang lain segera memanggil woojin. Tak lama kemudian woojin pun datang bersama dengan salah satu orang tua yang ada ditaman itu ia meminta bantuan agar jihoon segera di bawa ke rumah sakit terdekat.

"ahjussi tolong antar kakakku ke rumah sakit" pinta woojin sambil menangis dihadapan seorang pria yang tak lain adalah tetangganya, pria itu mengangguk lalu ia menggendong jihoon dan langsung pergi menuju rumah sakit dengan menggunakan mobilnya.

Disepanjang perjalanan woojin terus menangis, ia merasa bersalah karena lalai menjaga sang kakak.beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah sakit. Jihoon yang sudah tak sadarkan diri langsung dilarikan ke ruang UGD untuk diperiksa.

Di depan ruang UGD woojin tak henti-hentinya menangis dan menyalahkan dirinya sendiri hingga sang ayah dan ibu datang. Yoona di beritahu oleh dokter joowon kalau jihoon masuk rumah sakit.


Yoona yang melihat woojin sedang memeluk lututnya sambil menangis sesenggukan, langsung menghampiri woojin dan memeluknya putranya itu yang justru membuat woojin semakin terisak, Lain hal nya dengan chanyeol yang terlihat sedang menahan emosi saat mengetahui bahwa jihoon keluar rumah bersama woojin hingga berakhir di rumah sakit.

Chanyeol pun akhirnya membawa woojin pulang kerumah dan meninggalkan yoona dirumah sakit untuk menemani jihoon.


Sesampainya dirumah chanyeol tanpa basa basi ia langsung memarahi woojin.

"KENAPA KAU MENGAJAK JIHOON KELUAR RUMAH? BUKANKAH AYAH SUDAH BILANG JANGAN PERNAH MENGAJAK JIHOON KELUAR RUMAH TANPA AYAH DAN IBU.KENAPA KAU MEMBAWANYA KELUAR RUMAH EOH!" bentak chanyeol. Woojin hanya menunduk ia merasa takut kepada sang ayah hari ini entah kenapa ayahnya akan berubah 180° jika mengenai keadaan jihoon.

"AYO JAWAB KENAPA KAU MEMBAWANYA KELUAR EOH" bentak chanyeol lagi.

"ji..jihoonnie yang ingin keluar di.....dia memohon sampai menangis kepadaku, woojin tahu woojin salah, ayah boleh menghukum woojin, seharusnya woojin tidak meninggalkan jihoon"ucap woojin sambil terisak.

Jujur ia sangat takut kepada sang ayah sampai- sampai seluruh tubuhnya bergetar ketakutan saat chanyeol membentaknya.

"yah kau memang harus dihukum karena sudah melanggar perintah ayah dan membuat jihoon masuk rumah sakit. "ucap chanyeol sambil menarik paksa tangan mungil woojin mengikuti langkahnya.

Ternyata chanyeol membawa woojin ke gudang, ia pun membuka pintu gudang lalu menyuruh woojin untuk masuk,

"masuk" ucap chanyeol dingin.

"a....ayah akan mengurung woojin disini?" tanya woojin takut-takut. Tanpa basa-basi chanyeol pun mendorong woojin untuk masuk kedalam gudang yang gelap itu lalu menguncinya dari luar. Lalu pergi meninggalkan woojin.

"ayah... jangan tinggalkan woojin disini woojin takut gelap. Ayah boleh memukul woojin tapi jangan tinggalkan woojin disini ayah" teriak woojin sambil menggedor-gedor pintu gudang.

Perlahan woojin duduk dibelakang pintu dengan posisi memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara lutut sambil menangis sesenggukan didalam gudang yang gelap, berharap ada yang membukakan pintu dan ia bisa keluar dari gudang yang gelap dan menakutkan itu.


TBC
hai hai ketemu lagi
See you next chapter

Dont Say Goodbye (2park-kim sohyun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang