Dulu hari liburlah yang selalu Alanna tunggu. Karna saat hari liburlah sejuta rencana Alanna dan Jared akan dilaksanakan.
Sebelum hubungan mereka berakhir, Jared sempat mengajak Alanna untuk berlibur di sekitar Gold Coast. Tapi semuanya hanya sekedar rencana sekarang.
Akhirnya Alanna memutuskan untuk menghabiskan hari liburnya di kota Paris bersama Nathan, kakak laki-lakinya.
Walaupun Alanna sedang tidak bersemangat untuk pergi kemana-mana, tapi mungkin inilah cara untuk sedikit menyembuhkan luka dihatinya.
.....
Hari ini adalah hari terakhir Alanna berada di Paris. Besok ia harus kembali karna masa liburannya telah habis.
Alanna merasa bosan mengingat sedari tadi ia hanya menonton tv dengan bahasa yang ia tidak mengerti. Sedangkan Nathan sedang tertidur pulas diatas sofa.
Alanna pun memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia berjalan keluar lobby hotel. Awalnya Alanna bingung akan kemana, tapi ia melanjutkan langkah kakinya dan berjalan menjauhi hotel.
Setelah sekian lama Alanna berjalan, ia baru sadar kalau ia sudah berjalan sangat jauh. Alanna hendak kembali ke hotel, tapi Alanna sama sekali tidak tahu-menahu soal jalan di Paris. Alanna sangat buta tentang Paris.
Alanna merogoh saku jaketnya. Ia berencana menelpon Nathan untuk menjemputnya. Tapi sial, Alanna lupa membawa ponselnya. Alanna hendak menanyakan bus yang menuju hotelnya kepada seseorang, tapi lebih sialnya lagi Alanna lupa membawa uang dan ia tidak bisa bahasa Prancis.
"Bodoh! Benar-benar bodoh! Kenapa kau bisa sebodoh dan seceroboh ini Alanna!" Umpat Alanna dalam hati.
Alanna berjalan semakin menjauh dari hotel tempatnya menginap. Alanna pun sudah merasa tidak sanggup lagi berjalan. Dan ia memutuskan untuk duduk dibangku yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Di bangku itu terlihat seorang pria tengah terduduk sembari menundukkan kepalanya.
Awalnya Alanna mau langsung saja duduk di sebelah pria itu. Tapi mengingat ia sedang berada di negara orang jadi Alanna harus menjaga tatakrama.
Alanna mencoba menyapa pria ini. Tapi Alanna teringat sesuatu kalau ia tidak bisa bahasa Prancis. Bodoh.
Alanna berdehem "haloo" sapa Alanna mencoba seramah mungkin. Tapi pria itu tidak berkutik sama sekali.
"Emmm..excuse me..." aduh bagaimana ini? Bisik Alanna pelan.
Alanna berpikir sejenak lalu ia mendapatkan ide. Sekali lagi Alanna berdehem membuat pria itu mendongakkan kepalanya kearah Alanna. Dan menatap Alanna dengan heran.
Alanna langsung memperagakan gerakan seperti orang yang minta izin ingin duduk. Dengan susah payah Alanna melakukannya agar si pria mengerti yang dia maksud.
"Kalau kau mau duduk, duduk saja" ucap pria itu singkat. Alanna terkejut dan dengan raut wajah yang bingung, ia pun duduk disebelah pria itu.
Selang beberapa detik setelah Alanna duduk, pria itu beranjak dari bangku dan melangkah pergi.
"Hei tunggu.. kau mau kemana?" Cegah Alanna
"Aku ingin pergi" jawab pria itu dingin. "Emmm apakah kau pergi karna kehadiranku menganggumu?" Tanya Alanna dengan nada sedikit merasa bersalah.
"Tidak. Aku pergi karna yaa aku ingin pergi" pria itu tersenyum.
Saat pria itu hendak meneruskan langkahnya, Alanna kembali mencegahnya.
"Em hei! Em aku ini kan bukan orang Prancis. Dan em aku ini sedang berjalan-jalan dan yaa aku sekarang emmm tersesat" ucap Alanna sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanfictionCinta itu rumit. Sangatlah rumit. Kita tak pernah tau kita akan mencintai siapa dan siapa yang akan mencintai kita. Terkadang cinta pun tak harus memiliki sehingga harus ada yang mengalah dalam cinta. Entah itu hati ataupun ego.