Zayn's POV
Aku segera pulang setelah mengantarkan gadis itu. Aku memutuskan menggunakan bus untuk kembali ke flatku -flat milik Niall sebenarnya-
Setelah tiba di flatku, aku merebahkan tubuhku diatas sofa sambil memijat pelan keningku. Mataku pun mulai terpejam.
"Darimana saja? Tumben kau pulang malam" aku terperanjat setelah mendengar suara Niall, padahal barusaja aku mau masuk dunia mimpi. Dasar Niall tidak tau orang sedang lelah apa.
"Seperti biasa. Aku jalan-jalan. Duduk dibangku sambil meratapi nasib. Bedanya sekarang aku bertemu seorang gadis" aku menjawab sambil mencoba memejamkan mata kembali.
"Seorang gadis?" Tanya Niall kembali. Dia terlihat sekali penasarannya. Sampai-sampai ia rela mengintip dari dapur haha.
"Iya seorang gadis. Hah sudahlah lebih baik aku mandi. Kau ini mengacaukan mood orang ingin tidur saja" aku melongos masuk kedalam kamar.
"Haha yasudah sana cepat mandi. Bau badanmu sudah tercium sampai dapur hahaha" ujar Niall sambil terkekeh. "Habis mandi langsung makan ya. Aku sudah masak untukmu" lanjut Niall.
Niall memang pandai sekali memasak makanan apapun. Niall juga pandai sekali memakan makanan apapun. Hahahaha.
Normal POV
"Tadi kau bilang kau bertemu seorang gadis?" Niall bertanya sambil menyiapkan makanan keatas meja.
"Iya" jawab Zayn sembari menuangkan air putih kedalam gelasnya.
"Bagaimana kau bisa bertemu dengannya?" Niall menarik kursi disebelah Zayn. Terlihat sekali kalau dia benar-benar penasaran.
"Ya awalnya aku sedang duduk di bangku lalu dia datang dan duduk disebelahku, lalu dia bilang padaku kalau dia tersesat dan dia memohon untuk ikut denganku. Lalu kami ke kedai kopi, mengobrol. Dan tadi aku mengantarnya pulang" jelas Zayn panjang lebar.
"Bagaimana orangnya? Apa dia cantik?"
"Ya dia cantik, lucu, kelihatannya juga baik, dia juga orangnya banyak bertanya sepertimu. Dan ya mengobrol denganmya membuatku sedikit bisa melupakan Patricia" ucap Zayn sambil memotong roasted chicken yang dibuatkan Niall untuknya. Tanpa sadar, Zayn tersenyum saat menceritakan gadis itu.
"Sepertinya kau sedang jatuh cinta Zayn" goda Niall sambil memainkan alisnya.
"Sok tau kau ini" jawab Zayn dengan salah tingkah.
"Aku tidak sok tau. Lagipula terdengar dari suaramu saat kau menceritakannya kalau kau mempunyai rasa untuknya. Tanpa kau sadari tadi kau baru saja memujinya" Niall tertawa melihat ekspresi Zayn yang salah tingkah.
"Aku tadi tidak memujinya. Semua yang tadi aku ucapkan memang benar. Gadis itu memang benar-benar cantik" ujar Zayn mencoba mengelak. Padahal dari perkataanya sudah jelas dia sedang memuji gadis itu.
"Tuh kan kau mengaku kalau gadis itu cantik" tawa Niall semakin pecah setelah mendengar pernyataan Zayn.
"Aku ini baru bertemu dengannya, mana mungkin aku jatuh cinta padanya" jelas Zayn sekali lagi.
"Memangnya kau tidak percaya love at the first sight? Tanya Niall dengan nada serius
"Love at the first sight?" Bukannya menjawab pertanyaan Niall, Zayn malah bertanya balik. Setelah itu Zayn melanjutkan makan malamnya.
"Ohya! Nama gadis itu siapa? Kau mendapatkan nomor ponselnya kan?" Niall kembali bertanya kepada Zayn.
"Aku tidak tau. Kami belum sempat berkenalan" ujar Zayn
"Ah kau ini. Kau harus cari tau siapa namanya Zayn!" Perintah Niall dengan bersemangat.
-
-
"Kira-kira nama gadis itu siapa ya? Apa benar tentang love at the first sight itu? Apa benar aku ada rasa padanya?" Zayn bertanya pada dirinya sendiri sambil duduk di balkon dan memandangi langit Paris di malam hari.
"Mungkin aku harus pergi ke hotelnya besok pagi. Kalau tidak salah dengar besok gadis itu akan pulang ke Australia" Zayn kembali berbicara pada dirinya sendiri. Lalu dia beranjak dari balkon dan berjalan menuju kamarnya.
.....
"Sudah yakin tak ada yang tertinggal" tanya Nathan memastikan.
"Ayolah kau sudah bertanya sebanyak 17 kali sejak tadi" ucap Alanna yang mulai lelah dengan pertanyaan Nathan.
"Benar? Aku tidak mau saat sampai bandara nanti kau akan merengek meminta kembali kehotel karna barangmu tertinggal"
"Iya benar"
"Yasudah ayo kita berangkat" Nathan dengan sigap membawa semua koper dan segera memasuki lift.
Zayn's POV
Aku berangkat sepagi mungkin agar bisa bertemu gadis itu.
Aku menunggu di lobby. Sesekali aku melirik kearah lift. Ya siapa tau gadis itu masih ada dihotel ini.
Satu jam
Dua jam
Tiga jam
Sudah tiga jam lebih aku menunggu di hotel ini. Aku mulai tidak sabar.
Aku pun memutuskan untuk mencari informasi ke receptionist. Kuingat kemarin gadis itu menyebutkan nama Nathan.
"Permisi, bolehkah saya tau dimana kamar atas nama Nathan?"
"Boleh saya tahu nama lengkapnya?" Receptionist itu bertanya kepada Zayn.
Sial! Aku kan tidak tau nama lengkapnya.
"Aku tidak tau" ucap Zayn sambil tercengir.
-
-
"Pasti gadis itu sudah pergi" Zayn berjalan kembali menuju flatnya dengan perasaan kecewa.
"Bodoh sekali aku. Kenapa kemarin aku tidak cepat-cepat menanyakan namanya"
"Sekarang aku tak akan pernah bertemu gadis itu lagi"
Zayn menggerutu di sepanjang jalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
FanfictionCinta itu rumit. Sangatlah rumit. Kita tak pernah tau kita akan mencintai siapa dan siapa yang akan mencintai kita. Terkadang cinta pun tak harus memiliki sehingga harus ada yang mengalah dalam cinta. Entah itu hati ataupun ego.