"PAGI BUNDAA!!" teriak seorang gadis.
Gadis itu terteriak sambil berlari kecil menuruni tangga.
"Jangan lari sayang," jawab sang bunda sambil menggelengkan kepalanya.
Auna hanya membalasnya dengan cengiran andalannya, "maaf bun, Auna nggak sabar. Ayo berangakat bundaa" rengeknya sambil memeluk tangan Bunda nya itu yang membuat Sowon tersenyum geli.
"Iya ayo, panggil Ayah dulu sana," katanya sambil mematikan TV.
Auna berdiri dari duduknya dan segera memanggil ayahnya untuk cepat-cepat berangakat ke vila milik kakeknya, "Ayah? udah siap kan, ayo yah cepet, Aun mau ketemu Kak Somi." katanya sambil menyembulkan kepalanya dibalik pintu sambil memperhatikan ayah nya yang sedang merapihkan rambut hitam nya dengan sisir, walau pun umurnya sudah semakin tua tetapi ayah nya tetap tampan.
Ayahnya -Kim Seokjin- tersenyum menanggapi perkataan anaknya yang sangat semangat, memang mereka sudah 3 tahun tidak mengunjungi Desa tempat Kakek Auna dan anak dari adik istrinya tinggal, "Semangat banget, gak sabar mau ketemu kak Somi ya?"
Auna meringis, "Iya nih, Kak Somi galak, tapi ngangenin" Ucapnya sambil tertawa kecil.
➖➖➖➖➖
"KAK SOMAYYY!!!" teriaknya sambil melambai lambaikan tangan kurus dan pendek miliknya, Auna berada didalam mobil dengan kaca mobilnya yang terbuka lebar.
Saat mobil berhenti, dengan cepat gadis itu membuka pintu mobil dan berlari untuk memeluk tubuh Somi.
Somi membalas pelukannya. "Heh? masih aja manggil kakak kak somay"
Auna hanya terkekeh, "lebih enak gitu" balasnya sambil melepaskan pelukannya.
Somi hanya memutar matanya malas, "iya terserah"
Lalu Somi mencapit hidung Auna gemas menggunakan jari tengah dan telunjuknya.
"Ayo masuk kalian, disini dingin, udah mau malam." kata bunda Sowon sambil membawa barang dari mobil kedalam rumah.
Rumah Kakek Auna berada diperdesaan, ada hutan dan gunung. Saat malam hari udara disini sangat dingin, bahkan Sowon harus memakai berlapis lapis selimut karna dingin. Ini memang rumah Kakek Auna, Ayah dari Bundanya. Tapi Kakek tidak tinggal disini, Kakek dirawat oleh Adik Sowon, Kim Taehyung.
"Ayo masuk dek." Kata Somi sambil merangkul auna yang lebih pendek darinya
Auna mengingat sesuatu.
"Aduh Kak, Auna mau pipis" Kata Auna.
"Yaudah ayo kakak-" Ucapan Aomi terpotong,
"nggak usah kak, Auna bisa sendiri, lagian juga belum terlalu gelap, dadah kak Somi." Kata Auna sambil melambaikan tangannya dan berlari keluar rumah.
Auna berlari masuk kedalam hutan dengan senyum yang mengembang dipipi tembamnya.
Auna berhenti saat dipikir sudah lumayan jauh dari desa. Kepalanya menoleh kesana kemari, seperti memastikan sesuatu.
"Aman." Katanya.
Auna menutup matanya sambil berkata, "Taeyong kamu dimana?" Auna berkata sangat pelan, bahkan terdengar seperti bisikan.
Tak lama setelah Auna berbicara seperti itu, muncul laki-laki berrambut merah darah sedang berlari sangat cepat ke arahnya.
"Aun? kamu disini?" Laki-laki itu sambil memegang kedua pundak kecil Auna.
Auna membuka matanya dan tersenyum sangat lebar, "Tiwai! aku kangen kamu," Katanya sambil memeluk tubuh dingin laki-laki yang dia panggil tiwai itu.
"Kenapa gak bilang mau kesini, hm?" Tanya Taeyong sambil membalas pelukan gadis kecil didapannya ini.
"Biar suprise hehe" Kata Auna sambil tersenyum sambil memperlihatkan gigi putih dan rapihnya.
Taeyong hanya membalasnya dengan gelengan, "sekarang kamu pulang dulu, nanti dicariin Bunda"
Auna mengangguk. "Iya. Oh iya, 3 tahun yang lalu kan kamu bilang mau kenalin aku ke temen-temen kamu kalau aku kesini lagi, jadi besok bawa temen-temen kamu ya?" Kata Auna sambil tersenyum sampai memperlihatkan pipi bolongnya yang terlihat sangat manis.
Taeyong tersenyum sambil mengelus kepala Auna menggunakan tangan dinginnya dan pucatnya, "iya, janji." Katanya.
"Sekarang pulang ya." Taeyong menggenggam tangan mungil gadis itu.
Auna menutup matanya dan mengeratkan genggaman pada tangan dingin laki-laki dihadapannya, lalu setelahnya pemandangan hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon besar itu berubah menjadi sebuah rumah dengan halaman yang luas.
➖Tbc➖
HAI MAMANK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Black On Black
Mystery / Thriller"Enggak Auna! Aku bukan manusia." Cinta itu menguji, tidak peduli siapapun dia. Kalau kau menyerah, artinya kau kalah dalam permainan ini.