Bara menyibakkan selimutnya. Ia keluar kamar dengan langkah pelan-pelan takut membangunkan Rety dan lainnya. Menuju ruang kerja. Setiap malam pria itu duduk di kursi seraya memandangi sebuah frame foto yang terpajang di atas meja kerjanya. Dimana almarhum sang istri bersama kedua anaknya tersenyum lebar. Hatinya mencelos saat mengingat kenangan tersebut. Ia yang memotretnya di taman bermain.
Bara tidak tidur di kamarnya melainkan di ruang kerja tanpa sepengetahuan Rety. Ia tertidur di kursi kerjanya. Dirinya selalu mengingat perjuangan istrinya melawan kanker payudara. Bara selalu mendampingi saat kemoterapi dan lainnya. Ia tidak tega sebenarnya melihat Tiwi begitu kesakitan dan rambutnya mulai rontok. Bara menyemangatinya agar tidak putus asa. Apalagi anak kedua mereka masih kecil. Namun takdir berkata lain. Tiwi tidak sanggup lagi dan akhirnya menyerah. Di saat koma, Bara pasrah merelakan istrinya untuk pergi selama-lamanya. Inilah yang terbaik, ia tidak mau melihat Tiwi kesakitan lagi.
Andai saja bisa dirinya yang mengantikan rasa sakit itu. Saat Bara mengucapkan kata-kata. "Ma, kalau ini kehendak Nya. Aku merelakanmu, mungkin Tuhan lebih sayang kamu karena aku nggak bisa menjagamu dengan baik. Terima kasih Ma, udah mendampingiku selama ini. Aku dan anak-anak mencintaimu." Air mata Bara jatuh tidak kuasa menahan kesedihan dan kesesakan di dadanya. Dan alat yang terpasang di tubuh istrinya berbunyi panjang, detak jantung Tiwi berhenti. Pria itu menangis meraung-raung saat menyadari istri tercinta telah pergi. Kenangan pahit itu tidak bisa dilupakannya.
Perjodohan di antara Rety dan Bara lakukan demi orang-orang di sekitarnya. Bukan demi dirinya sendiri begitupun Rety. Gadis itu menerima karena malu jika pernikahannya batal sedangkan Bara bosan di jodohkan oleh ibunya. Pria itu akui jika Rety, gadis cantik dan masih muda. Usianya cukup jauh dengannya yang 34 tahun sedangkan Rety 27 tahun. Ia sudah mempunyai anak dua. Tapi gadis itu justru menerima perjodohan orang tuanya. Padahal tidak ada yang istimewa darinya. Terpaksa? Mungkin.
Ada alasan kenapa Bara melarang Rety untuk mengenakan gaun tidurnya yang seksi. Ia hanya ingin menjaga jarak. Bara tidak ingin terlibat lebih jauh lagi dengan Rety. Ia masih mencintai istrinya hingga detik ini. Pernikahan barunya bukanlah berati melupakan istri pertamanya. Ia khawatir jika hatinya terjerat oleh Rety.
Bara menghela napas, "Tiwi, kamu percaya aku kan?" tanyanya seorang diri sambil memegang foto. "Aku nggak akan ngekhianatin kamu. Aku janji." Ia menyenderkan punggungnya ke kursi dan memeluk foto tersebut di dadanya. Baru 1 tahun sulit melupakan wanita yang mencintainya. Mereka berpisah bukan perceraian melainkan meninggalkan untuk selama-selamanya. Dan itu lebih sakit dari perceraian hidup. Selama membina rumah tangga dengan Tiwi. Istrinya yang lebih banyak mengalah karena Bara itu keras kepala. Betapa sabarnya Tiwi menghadapinya.
Paginya, saat membuka mata Rety melihat suaminya sudah mengenakan pakaian rapi ingin bekerja. Gadis itu menguap lebar. Bara yang sedang memasang dasi melihatnya dari cermin. Kenapa ia harus menikahi gadis semacam itu.
Rety bangun lalu duduk. "Anak-anak udah bangun?"
"Menurutmu?" Bara mengambil jas hitam di atas sofa lalu memakainya.
Rety mendelik, "aku nggak bisa tidur semalam. Akhir-akhir ini aku sering nggak bisa tidur kenapa ya?" tanyanya.
Bara menaikkan bahunya, "mana aku tau." Ia berjalan ke pintu, saat memegang knop.
Rety berbicara kembali. "Mungkin gara-gara kamu yang selalu ngajak ribut sebelum tidur," sindirnya. "Aku bisa stres kalau begini terus. Aku mau konsultasi ke psikolog nanti."
Bara menghela napas. "Terserah." Ia membuka pintu lalu pergi.
Rety menahan kekesalannya. "Siapa yang tahan punya suami seperti itu? Kalau dia mau hubungan kita baik. Dia pasti ngerayu aku. Tunggu dulu," meralat ucapannya. "Apa kataku tadi? Ngerayu??! Ih amit-amit, maksudku perhatian sedikit. Iya, perhatian bukannya ngerayu." Ia menggelengkan kepalanya. "Apa model laki-laki seperti Bara bisa merayu? Jangan-jangan dulu pas mau ena-ena, dia maksa istrinya lagi." Gadis itu tertawa membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengganti Dirinya (GOOGLE PLAY BOOK)
Tiểu Thuyết ChungSudah tersedia di GOOGLE PLAY BOOK, KUBACA & KARYAKARSA! Sekuel "Sebuah Perjumpaan" Rety sudah lima tahun bertunangan. Menjelang dua bulan pernikahannya, video Rety tersebar dan menjadi viral. Keluarga Mario, tunangannya, tidak terima dan membatalk...