Perkemahan sekolah Mila di adakan di Bogor. Lebih tepatnya terletak di kawasan Puncak. Tempat camping di Bogor hanya berjarak sekitar 400 meter sebelum gerbang wisata Gunung Mas. Di Wisata Citamiang, disana bisa melihat indahnya hutan pinus dan perkebunan teh. Udaranya juga terasa segar karena suhunya yang berkisar antara 17 – 25 derajat celcius. Tidak hanya menyediakan area berkemah saja, Wisata Citamiang juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti toilet, musholla, padepokan hingga jalur tracking.
Sore itu udara begitu sejuk dengan pemandangan awan yang lebih mendominasi di atas langit. Matahari mulai malu-malu menampakkan dirinya dan lebih memilih bersembunyi di balik awan. Sang angin semilir dengan pelan. Rindangnya barisan pohon pinus. Betapa sejuknya angin sore itu.
Ternyata tidak hanya Rety dan Bara yang ikut ada beberapa orang tua murid lainnya. Mereka mungkin khawatir sama seperti Rety. Melepaskan anak kesayangan mereka untuk camping. Kevin tidak ikut dititipkan di rumah ibunya Bara. Pria itu tidak mau Kevin jatuh sakit tinggal di tenda dan tidak ada perlengkapan seperti di rumah hanya seadanya. Putranya pasti rewel.
Tenda para orangtua ternyata di pisah. Guru-guru tidak mau muridnya menjadi tidak konsentrasi dengan adanya orang tua mereka. Sedari tadi Rety cemberut pada Bara. Bagaimana tidak, tendanya kebagian di pinggir karena Bara mengalah pada orang tua murid yang lain. Rasanya Rety ingin menjitak kepala suaminya saja saat ini. Bara yang memasang tenda sendirian tidak di bantu olehnya. Rety keburu malas.
"Rety, mau sampai kapan kamu duduk disitu terus tanpa bantuin aku? Lagian siapa yang ngeyel mau ikut camping?" tanya Bara sambil bertolak pinggang pada Rety yang duduk di atas potongan kayu.
Gadis itu mendelik. "Salah kamu sendiri kenapa harus ngalah. Aku udah buru-buru milih sama nempatin tadi. Sekarang kita jadi kebagian di pinggir gini, susah buat tendanya. Yang ada nanti kita jatoh kebawah," omel Rety sebal.
"Mereka udah tua, kita yang muda harus ngalah. Udah jangan banyak ngomong. Sebentar lagi malam. Nanti memangnya kamu mau tidur di luar?" Bara merakit tenda kembali. Rety beranjak dengan menghentakkan kakinya. Ia membantu suaminya dengan mendumel tidak jelas. Setelah selesai Rety kelelahan. Ternyata tidak mudah membuat tenda. Bara memasukan selimut dan barang-lainnya ke dalam tenda. Sengaja tidak semua di bawa beberapa ada di dalam mobil. Pria itu berpikir tidak ada gunanya di bawa juga. Rety yang mempersiapkannya jadi begitulah. Repotnya saja tapi tidak melihat apa kegunaannya.
"Kamu mau mandi nggak?" tanya Bara. Ia sudah keringatan. Jarak ke mobil lumayan cukup jauh.
Rety sedang duduk di atas kayu. "Mandi dimana?"
"Di rumah! Ya disini ada kamar mandinya tapi giliran gitu. Nunggu anak-anak sekolah baru kita bisa mandi. Kalau mau ada sungai di sana. Tadi aku nanya ke orang sini."
"Ih, nggak mau. Udah mau malem gini. Aku takut ada yang ngintip," ucap Rety menolak.
"Ya udah tunggu aja," Bara duduk di depan tenda. Rety menatap tajam pada tenda lain yang enak sekali sudah disediakan tenda sehingga tidak perlu merakit.
"Mas Bara ya?" seorang wanita berusia 35 tahun menghampiri mereka. "Aku kira bukan Mas Bara, ikut juga?" tanyanya. Wanita itu sangat ganjen sekali padahal sudah bersuami juga.
"Iya, Mbak." Mereka bersalaman. "Oia, ini istri saya," Rety ogah-ogahan mengulurkan tangannya. Ia tidak suka dengan tipe wanita penggoda seperti Dewi ini.
"Belum mandi, Mas?" tanyanya.
Sontak saja Rety murka sudah kesal di tambah wanita genit ini. Untuk apa menanyakan suaminya mandi, seru batinnya. "Kami mau mandi berdua nanti, Mbak. Biar mempersingkat waktu," celetuk Rety ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengganti Dirinya (GOOGLE PLAY BOOK)
Genel KurguSudah tersedia di GOOGLE PLAY BOOK, KUBACA & KARYAKARSA! Sekuel "Sebuah Perjumpaan" Rety sudah lima tahun bertunangan. Menjelang dua bulan pernikahannya, video Rety tersebar dan menjadi viral. Keluarga Mario, tunangannya, tidak terima dan membatalk...