Jaemin yang merasa kesakitan, lantas memegang kedua tangan Renjun untuk menghentikan aksi anarkis si manis. Hei.. kecil begitu tenaga Renjun juga besar, jangan salah. Aksi Jaemin tentu saja membuat Renjun semakin mengerucutkan bibirnya lucu.
Jaemin tersenyum melihat wajah kesal Renjun dengan matanya bengkak, wajah dan hidungnya yang merah, dan jangan lupakan bibir tipis Renjun yang maju membuat Jaemin ingin menerkamnya saat itu juga.
Keduanya saling mengungkapkan perasaan yang sudah sejak lama terpendam. Renjun juga sudah lama suka dengan Jaemin.
"Jaem, kamu tidak pergi kan?"
Jaemin terkekeh, "Ren, aku harus pergi. Hanya satu tahun. Aku janji akan kembali. Lagian aku tidak kuat lama – lama jauh darimu."
"aku sudah sepakat, jika lulus nanti akan kembali ke Korea untuk melanjutkan kuliah. Mama dan Papa juga setuju."
Jaemin menangkup kedua pipi Renjun, mengecup kening kesayangannya itu lama. "jadi... tunggu aku, hmm?"
Renjun hanya mengangguk pasrah, apa yang bisa ia lakukan jika begini. Renjun juga tidak ingin egois menahan Jaemin untuk terus di sisinya. Toh ini juga demi kebaikan Jaemin.
Lagipula Jaemin akan kembali bukan?
Siang itu, Renjun melepas kepergian Jaemin menuju ke negeri orang dengan senyuman. Kini status mereka bukan lagi sahabat kecil, melainkan kekasih.
Apa yang lebih menyenangkan, mempunyai seorang kekasih yang sudah tahu luar dalam dan bahkan menjadi sahabat dari kecil?
Aaah semoga Renjun dan Jaemin bisa melewati sisa hari mereka selama berhubungan jarak jauh.
end
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestie [JaemRen] ✔
RandomTentang Renjun dan secret admirer nya .. short story.. 190924 🍃