Percikan Persaingan Sang Penguasa
"Kariiinnnnn...""Ish rin nengok dongggg"
"IIHHH KARINN!! NENGOK DOOONGGGG"
Jera. Sudah hampir 10 menit Zahra meminta maaf kepadanya. Temannya itu meminta Karin untuk meminta maaf kepada Geran si Dongkol itu? Apakah masuk akal? Terpaksa ia harus mendiami perempuan yang menjadi teman sebangkunya itu.
"Rin gue minta maaf oke? Gue kan gak tau kalian dari awal udah musuhan! Ayoooo maafin gueee," Zahra mencoba mendesak dengan berbagai cara.
"Kalau gak tau gak usah ikut campur zah. Ini bukan perkara mudah bagi lo. Dia bener-bener bikin rusak harga diri gue. Brengsek gila."
"Iya-iya gue minta maaf, maafin yaaaa."
Helaan terdengar dari bibir mungilnya. Akhirnya, Karin memaafkan temannya yang super cerewet itu. Kata-kata tulusnya tidak bisa ia tolak.
"Tapi inget, gue gak bisa toleran lagi menyangkut si Geran-geran itu. Sumpek banget liat mukanya heran."
"Tapi rin, lo cewek pertama yang bilang enek liat mukanya bang Geran. Gue lebih heran ke lo deh,"
Zahra menyengir melihat tatapan datar temannya.
"KARIINNNN!!"
Mereka berdua terlonjak. Mengapa tidak ada hari tenang setelah memasuki sekolah ini?!
"Kenapa Vi? Gak perlu teriak-teriak kok."
Evi Lestari, perempuan itu tampak terengah-engah saat ini.
"Tadi gue liat di mading, lo lulus seleksi ikut olimpiade sains!"
Karin tampak bahagia mendengar kabar tersebut. Perjuangaannya baru saja dimulai.
***
"Bukan itu anjir"
"Terus yang mana bego!"
"Kanan dikit, ya terus! Sebelah lo kampret!"
"Anjing yang mana?!"
"Siwer bangke, tangan lo maju dikitan sue!"
Reza dan Dimas masih saja adu mulut. Mereka berdua dihukum karna ketahuan mabar saat kelas Matematika berlangsung. Membersihkan perpustakaan dan meletakkan susunan buku-buku pada tempatnya, mungkin hukuman yang setimpal.
"Dim, mabar lagi yok," ucap Reza sambil merogoh saku kanan celananya.
"Buset, kita diawasi sama mbak perpusnya bego. Ntar nambah hukumannya gue mah gak mau,"
Reza terpukau melihat kerajinan teman seperbegoannya itu. Apakah hari ini teman-temannya semua sedang insyaf?
"Apa?," Dimas melihat Reza melamun dengan tatapan bersyukur?
"Lo udah tobat man! Gila! Gue mau posting dulu."
Cukup. Dimas tidak tahan dengan sikap absurd temannya yang satu ini. Dia sudah berkali-kali beristighfar, semoga Tuhan memberikannya kewarasan walau sehari saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
GERAN ADHIYAKSA
Novela Juvenil[BRAVKA] - Bacot Lo Sampah Lo Geran Putra Adhiyaksa, anak-anak pada manggilnya Geger, karna kalau dia lewat pasti geger. Anak yang ndugal tapi nggak pernah dapet sanksi. Paling ditakuti seantero SMA Cakrawala karna sifat bringasnya. Namun, semua seo...