Tentang Mereka

3.2K 186 31
                                    

Mark Siwat Jumlongkul, laki - laki berusia 23 tahun ini baru saja lulus kuliah satu tahun yang lalu dengan hasil memuaskan dan sekarang dia sudah bekerja di salah satu perusahaan sebagai design grafis. Tampan, pintar, dan berduit membuat dia cukup terkenal di kantor.

"Hari ini kau akan presentasi kan?" Tanya salah satu teman karyawannya.

Mark mengangguk lalu mengambil ransel dan seluruh barang yang di perlukan.

"Aku duluan ya." Mark melambai sebentar lalu pergi meninggalkan ruangan.

Diruangan rapat sudah berkumpul beberapa orang dari perusahaan yang akan menggunakan jasa nya untuk mempromosikan produk sabun cuci baru milik perusahaan mereka. Mark dan dua anggota timnya sudah duduk di hadapan mereka siap untuk memulai presentasi hari ini . Mark mulai menjelaskan apa saja yang sudah dia persiapkan dan mendapat respon baik dari klien.

"Itu sangat bagus tuan Siwat, saya harap kita sudah bisa memulainya paling tidak minggu depan?"

"Iya. Tidak masalah tuan." Setelah saling beri hormat dan bersalaman mereka meninggalkan ruang rapat dan Mark buru - buru berjalan menuju parkiran karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan.

DDRRTT

Ponselnya bergetar, melirik layar persegi itu dan menemukan nama kontak ibu disana.

"Ada apa bu?" Jawab Mark sambil memasang sabuk pengamannya.

"Ibu akan ke bangkok besok."

Mark mengerutkan dahinya

"Mendadak sekali, ada apa?"

"Nanti saja di jelaskan jika ibu sudah disana. Besok kan sabtu jadi jangan kemana mana ya." Mark mengangguk walau dia tau ibunya tidak akan bisa melihat itu.

"Baiklah. Sampai jumpa besok."

Mark mulai menghidupkan mesin mobilnya dan mulai pergi meninggalkan parkiran.

.
.
.

Pria paruh baya itu memijit keningnya dengan perlahan. Pusing, itu yang iya rasakan saat mendapat laporan kenakalan yang telah di perbuat anak semata wayangnya.

"Jadi bagaimana dia? Sudah di pulangkan?" Tanya pria itu kepada pria paruh baya lainnya yang sedang berdiri di hadapannya.

"Sudah pak. Perth sudah di bebaskan tapi dia masuk catatan berkelakuan buruk di kantor polisi."

Sekali lagi pusing mendatanginya dan helaan napas berat terdengar memenuhi ruang kerja direktur hotel ternama di pattaya itu. Putranya baru saja di tangkap polisi bersama remaja lain akibat ikut balapan liar tadi malam

"Apa yang harus ayah lakukan agar kau berhenti berulah nak." Monolognya sambil memejamkan mata.

Dia jadi tak tenang melepas anaknya yang akan melanjutkan pendidikannya di kota bangkok jika kelakuan putranya masih sekacau ini.

Lama terdiam akhirnya Tuan Phalat , direktur Hotel Lotus itu mengangkat wajah lelahnya dan menatap wajah asistennya dengan serius.

"Panggil pak Jumlongkul, aku butuh bantuannya." Perintahnya yang langsung di lakukan detik itu juga oleh asistennya.

.
.
.

Mark Siwat Jumlongkul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark Siwat Jumlongkul

Perth Tanapon Sukumpantanasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perth Tanapon Sukumpantanasan






Halo!!! Vanilla latte bawa book baru. Kali ini buka OS/Ficlet. Tapi mungkin gak bakal banyak chapter juga.

Ini dulu nih. Gimana ?

Apartment 05ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang