yang sebenarnya

807 98 28
                                    

⚠mohon maaf jika ada typo yang terlewat di edit.⚠


Perth yakin saat ini wajahnya pasti terlihat sangat konyol. Senyum lebar tidak bisa dia hilangkan dari wajahnya sejak bangun tidur. Matanya terbuka bersamaan dengan aroma manis yang datang dari arah dapur. Wajah setengah mengantuknya dia bawa sampai dekat kulkas dan mendapati punggung Mark yang sedang membelakanginya. Semua kembali seperti semula. Mark yang kembali bersenandung di tengah kegiatannya membuat sarapan. Mark yang tersenyum dengan mata melengkung seperti bulan sabit dan Mark yang suka mengomel.

"Aku tidak tahu apa yang salah dengan otakmu, jadi bisakah kau berhenti tersenyum?" Ucapan sarkas itu sampai ke telinga Perth.

Perth? Dia bahkan semakin melebarkan senyumnya.

Mark berdecak kesal, "lebih baik kau bantu aku ambil piring dan gelas. Lalu isi gelas dengan susu di kulkas."

Tanpa protes pria tampan itu bangkit dari duduknya untuk melakukan semua perintah Mark. Setelah beberapa menit mereka akhirnya bisa sarapan dengan tenang atau mungkin tidak untuk Mark.

"Ada apa diwajahku?" Mark mengerutkan keningnya kesal.

"Tidak ada. Kenapa?" Wajah itu polos sekali.

"Kau terus terusan menatapku." Rona merah muda tidak mampu ditutupinya.

Perth tersenyum kecil melihat itu merasa gemas ingin mencubit namun harus menahannya. Mereka kan baru saja baikan.

"Tidak ada. Aku hanya senang."

"Senang?"

"Senang karena kita sudah berbaikan." Suasana jadi sedikit canggung.

Mark berdeham untuk menghilangkan rasa canggungnya. Piring kosong miliknya fia bawa menuju wastafel berpura - pura menyibukkan diri dengan menuang kembali susu kedalam gelas untuk dia minum. Dan menyesal saat perutnya sudah penuh sekarang.

"Aku akan berbelanja sore nanti. Kebutuhan bulanan kita sudah banyak yang habis. Juga kulkas kita sudah kosong." Mark memulai obrolan baru.

Dia dapat melihat badan Perth yang tersentak karena terkejut dia berbicara tiba-tiba.

"Biar aku temani."

"Okay. Tapi sebelum itu tolong bantu aku sedot debu di lantai apartment ini selagi aku mencuci pakaian?" Perth tersenyum lalu mengangguk.

"Senang sudah berbaikan denganmu Perth." Keduanya saling melemparkan senyuman canggung.

.
.
.

Blue membuka matanya ketika merasakan kasurnya bergerak. Sebuah usapan lembut dia terima di pipi tirusnya. Tersenyum kecil saat tahu siapa pelakunya. Wajah cantik itu semakin cantik saat tersenyum. Tangannya melingkar di pinggang kecil wanita itu.

"Selamat pagi cantik."

Tawa kecilnya terdengar membuat Blue ikut tertawa bersamanya.

"Selamat lagi jelek." Tangannya mengacak pelan rambut Blue yang memang sudah berantakan.

"Bohong sekali." Dia tertawa kembali lalu bangkit berdiri di samping tempat tidur.

Tangannya menarik pelan lengan Blue menyuruhnya untuk bangkit.

"Ayo bangun lalu mandi. Aku lapar kita harus cari sarapan sayang." Bibir merah itu mencebik lucu.

"Iya iya. Sebentar yaaa."

"Kulkasmu sepi sekali seperti kuburan. Nanti aku akan isi banyak bahan makanan." Blue tersenyum saja menanggapinya lalu meraih tangan kekasihnya dan mengelusnya sayang

Apartment 05ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang