Bertemu

877 112 24
                                    

Maaf kalo Vanilla slow update belakangam ini🙏

Ini untuk kalian
Maafkan jika ada typo yang terlewatkan untuk di koreksi.






Pagi - pagi sekali Perth sudah rapi dengan pakaian santainya dan bersiap untuk pergi menuju kediaman keluarga Jumlongkul. Niatnya dalam hati adalah untuk bertemu dengan ibu dan ayah Mark. Bisa dikatakan dia ingin mencuri hati dari orang tua lelaki yang belakangan membuat pusing kepalanya karena selalu muncul dalam pikiran. Tapi bayangan akan ada Blue disana membuat moodnya sedikit menurun.

Dia keluar kamar berjalan menuruni tangga dan merasakan betapa sepinya rumah ini. Tidak ada siapapun selain dia dan asisten rumah tangga. Ayahnya sudah pergi keluar kota sejak tadi malam untuk urusan bisnis.

Sejak ibunya pergi kembali pada tuhan, rumah ini tidak terasa hangat lagi. Biasanya akan ada suara lembut yang menyambutnya ketika dia sampai di lantai bawah. Biasanya akan ada suara lembut yang akan memarahinya jika dia malas untuk sarapan. Biasanya dia tidak akan kesepian jika ayah pergi keluar kota. Sekarang semua hanya kehampaan. Rumah besar ini, hanya akan menjadi tempat untuk memejamkan mata dimalam hari.

Mengenyampingkan perasaan rindunya, Perth mulai masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya. Sebelumnya dia sudah mengirim pesan pada Mark kalau dia akan datang dan lelaki itu terlihat sangat senang terbukti dengan banyaknya stiker yang dia kirimkan untuk membalas Perth. Perth bahkan tidak berhenti tersenyum tadi. Mobil itu berjalan perlahan keluar dari halaman rumah.

.
.
.

Blue sedang berbincang dengan sang kepala keluarga Jumlongkul di halaman belakang. Mereka membicarakan banyak hal mulai dari sport, dunia bisnis bahkan politik. Ditemani dengan dua gelas kopi mereka terlihat seperti teman lama yang sangat akrab.

Mark masuk menghampiri keduanya dengan nampan berisi sepiring cake pisang. Dia tersenyum melihat kekasih dan ayahnya berbincang hangat di pagi ini.

Blue tersenyum menyambut Mark yang merunduk meletakkan cake yang dia bawa.

"Terima kasih." Blue tersenyum

Mark mengangguk lalu meninggalkan keduanya kembali. Di dapur dia dibuat terkejut dengan keberadaan Perth. Dia sudah duduk di kursi meja makan dengan ibunya yang memberikan secangkir teh hangat.

"Kapan kau datang?" Mark berjalan menghampirinya.

"Baru saja phi."

Tangan Mark terangkat untuk menepuk pelan bahu Perth lalu meletakkan kembali nampan kosong kedalam lemari. Mereka mengobrol beberapa saat sampai Mark izin untuk mandi.

Perth bangkit berjalan menuju halaman belakang untuk menghampiri dua pria lain setelah izin kepada ibu Mark. Di depan pintu dia bisa melihat keduanya sedang tertawa bersama. Oh melihatnya saja Perth sudah merasa kecil. Banyak ketakutan yang muncul. Bagaimana jika dia tidak bisa berbaur dengan obrolan mereka? Perth terus membuang napas gugup.

"Selamat lagi paman. Halo P'Blue." Sapa Perth dengan senyum tampan di wajahnya.

"Oh! Perth kapan datang? Ayo bergabung." Tuan Wirote memeluk Perth sebentar lalu mempersilahkan lelaki tampan itu duduk bersama dirinya dan Blue.

"Pagi sekali Perth." Ucap Blue dengan senyum dipaksakan.

"Iya P'Mark bilang aku harus ikut sarapan bersama. Ada menu spesial begitu katanya." Mata mereka saling melemparkan tatapan tak suka.

"Ah iya ayahmu sudah pergi ke Phuket ya? Kau bisa kapanpun datang Perth." Perth tertawa pelan merasa menang.

"Terima kasih paman." Lalu suasana sedikit terasa canggung.

Apartment 05ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang