Jumat

220 7 2
                                    

----

Hiruk pikuk Jakarta membuat Ester kesel, gimana enggak? telat dikit macet, telat dikit lemot angkutan umumnya. Beda dengan Tj, alias Transjakarta. Aman dan tepat waktu!

Cewek tomboy berkuncir kuda ini tengah sibuk melangkah, ia berlari menaiki tangga reyot Transjakarta yang bunyinya mengalahkan titan saat berlari.
BADUMP..DUMP..DUMP..DUPS..DUPS..DUPS...

Ia mengeluarkan Transpass yang kemudian dikantonginya saat melewati mesin pemeriksa si kartu.

Suasana terminal TJ masih terlihat sepi, hanya ada beberapa pegawai kantor dan mahasiswa yang ikut turun bersamanya nanti ke kampus. Dari vest putih berlogo seni batik dengan tulisan UNDHAR juga sudah kelihatan kalo dia anak Universitas Dharma.

Sambil menunggu harap-harap cemas semoga busway tidak terlalu rame, takutnya gak dapet tempat duduk sehingga bersanding hands up dengan para ketek-ketek bau si abang. tidaaaaaak..! jumat pagiku, please be nice.. paling enggak setengah hariiii aja.

"Ah! datang juga kau! " decakku dalam hati
Tj memang datang tepat waktu, itulah yang membuat Tj menjadi kendaraan umum favorit warga Jakarta. Selain full AC karena om Ahok dan om Owie sudah memberantas kasus korupsi Tj, eh kok jadi ngomongin ini.. ah sudahlah

Pintu Tj terbuka mengeluarkan beberapa penumpang, tapi masih tetap saja padat.
uwaaa... gak dapet tempat di gerbong perempuan, mau gak mau di gerbong umum deh.

Aku menyalakan Playlist drama cd yang membuatku berpikir untuk di translate. Sambil melantunkan beberapa kalimat, aku juga menulisnya di notepad handphone agar tidak lupa.

Kerja sambilanku menjadi translator drama CD, yaah walaupun gaji gak seberapa tapi lumayan lah buat jajan. Keahlianku di bahasa Jepang, karena itulah aku memilih jurusan 日本語専攻 alias Nihongo senkō. Pasti beberapa kalian berkata: sugoi kakkoi sasuga Esta-san (hebat kerenn sudah pasti Ester) tapi nggak! aku memilih jurusan ini karena tidak ada yang bisa kulakukan selain bergelut di bidang bahasa.

kembali ke Tj, aku mendapatkan tempat duduk yang strategis karena dekat dengan pintu keluar, karena kalau Tj ada apa-apa aku bisa mendobrak atau memecahkan kaca. Keasyikanku men-translate terusik karena ada beberapa orang lagi yang masuk ke gerbong umum ini dan nyaris menginjak sepatuku. Berhubung aku tidak suka diintip saat bekerja, aku menaruh tasku di samping kosong supaya mereka kira ada orang disampingku. hahaha aku jahat sekali ya.

"Oi, gue liat lho. minggirin tas lu dong, gue mau duduk"
eeh? siapa sih? tumben ada strangers yang nyapa.

terpaksa aku mengangkat kepalaku dan menemukan sosok yang sering digilai para cewek, Ikemen alias cowo ganteng.

Karena malas berbicara, aku memangku tasku untuk mempersilakannya duduk. Sigh.. seandainya dia ga liat waktu gue naro tas.
.....
eh kayaknya gue pernah liat cowo ini tapi dimana ya....

tanpa dikomando aku menoleh ke samping untuk melihatnya lagi.

Pantatnya terhempas ke kursi sehingga membuat lonjakan kecil kepada penumpang lain, seberat itukah dia?

Tatapan matanya tajam, tapi mempesona. Berwarna coklat hazel, ber-alis tebal rapih, dan wangi sabun mint dari Original Source masih tersisa dan terhirup olehku.

Rambutnya hitam legam tanpa belang, juga lurus dibiarkannya bereksperimen dengan gel menjadikannya keras dan tersisir keatas. Juga... oh shit, dia satu universitas denganku. Lihat vest putih itu. Pantesan pernah liat.

TeransJekateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang