Childhood

3 1 0
                                    

Aku terbangun karena sebuah mimpi, aku bermimpi sebuah kejadian dari masa kecil ku dan seseorang dari masa itu, seseorang yang kini sudah tuhan pertemukan kembali setelah tak bertemu sekian lama. Aku ingin kembali tidur tapi mataku tak mau terpejam, sepertinya menghirup udara malam akan membuat ku tenang kembali, kubuka pintu penghubung antara kamar dan balkon dan bersandar pada pembatas balkon. Segarnya udara malam memang selalu ampuh untuk membuat ku tenang, aku terkejut ketika ada seseorang yang duduk pada bangku di balkon sebelah kamarku.

Dia. Dia orang yang ku maksud, seorang gadis yang aku rindukan. Aku senang saat pertama kali melihatnya di halte depan sekolah, bahkan rasanya ingin meloncat-loncat kegirangan. Jujur saat menyapanya pertama kali, jantung ku seakan ingin meledak, aku sangat bahagia. Tapi saat menjawab sapaan ku, dia seperti kebingungan, apa dia lupa padaku? Dia berubah, dari Thata yang ceria, dan cerewet, menjadi Thata yang pendiam. Aku tak mempermasalahkan perubahan Thata, mungkin saja dia berubah karena sudah semakin dewasa, tapi di satu sisi aku merindukan Thata yang cerewet dan pecicilan.

Ini sudah larut malam, mengapa dia belum tidur? Apakah dia tidak betah disini? Atau sedang ada masalah? Dan ku putuskan untuk bertanya.

"Thata? Kok belum tidur?"

Dia terlonjak kaget bahkan hampir terjatuh dari kursinya

Eehh kenapa responnya begitu?

Apa aku membuatnya terkejut? Dia terlihat sedikit terlonjak di kursinya. Aahh benar, siapa juga yang tidak akan kaget jika tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Larut malam pula.

Dia sedang membaca novel milikku, dia sepertinya sangat suka membaca. Apa aku coba untuk mengajaknya ke toko buku saja? Atau ke perpustakaan kota? Pasti dia akan senang. Aku akan mengajaknya jalan-jalan besok, itu ide yang sangat brilian.

"Iya, gak bisa tidur jadi aku baca buku deh" Dia menunjukkan novel yang sedang dia baca. Syukurlah dia senang, aku bahkan tak bisa menyembunyikan senyum ku.

Tiba-tiba saat aku menikmati indahnya gemintang, aku malah teringat kejadian di masa lalu. Kejadian yang membuat ku pernah berpikir bahwa keluarga ku pindah karena kejadian itu.

'Malam pun datang, para penghuni kegelapan mulai keluar dari sarangnya. Seorang gadis kecil tengah berlari di pematang sawah yang luas sambil membawa senter kecil. Dia menghampiri seorang anak laki-laki yang terlihat lebih kecil darinya di pinggir sebuah ladang.

Mereka sudah membuat janji untuk bertemu dan menangkap kunang-kunang. Tentu saja mereka pergi dengan cara sembunyi-sembunyi.

"Dean, kamu gak ketahuan kan kalau keluar rumah?" Gadis kecil bermata  gelap itu bertanya dengan wajah serius.

"Iya kok, ibu gak tahu kalau aku keluar dari kamar. Ayo cepetan kita tangkap kunang-kunang nya Tha"  pinta Dean tak sabaran.

Mereka berdua berlarian menangkap kunang-kunang dan memasukkan kedalam sebuah wadah dari bambu. Mata mereka berbinar, takjub dengan apa yang mereka lihat.

"Wah kunang-kunangnya banyak Tha, kayak lampu. Boleh aku ambil semua kan Tha?"

"Iya boleh kok, ambil aja semua. Tapi jangan sampai ibu kamu tahu ya, nanti kita bisa kena marah."

Mereka masih sangat polos, tidak memikirkan  bahaya yang ada di luar rumah, apalagi hari sudah gelap tak sepantasnya bagi anak kecil untuk keluar rumah. Mereka tak sadar ada yang memerhatikan mereka sedari tadi, bersembunyi dibalik semak belukar dan gelapnya malam.

Kress kresek

"Tha itu apa? A-aku takut" Dean menunjuk semak yang ada di belakang Thata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thata's DairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang