Terlepas dari semuanya, aku hanya ingin menjadi apa yang aku Mau. Jadi tolong, jangan memaksaku untuk kembali.
Masa Lalu itu telah berlalu, bukan Lagi menjadi objek yang harus dituju._Risa Hanindya_
____________//__________________________
Risa POV
17.30
Aku menggeliat kecil. Meregangkan otot, lalu duduk bersila diatas kasur empukku. Mataku menatap keluar jendela. Memandangi seekor burung merpati yang tengah bertengger manis diatas genting. di belakangnya nampak seberkas cahaya jingga yg mulai memudar. Bersembunyi dibalik rumpunnya bangunan perumahan ini.Ingatanku berputar tentang kejadian disekolah siang tadi. Saat...
Flashback on.
Langkah kaki Risa terhenti tepat saat ia berada di depan pintu kelasnya.
Seperti ada yang menahan tangannya.
Ia menoleh menatap sebuah tangan yang dengan erat mencekalnya. Beralih menatap sosok yg kini telah berhadapan dengan dirinya.Ekspresi yang ia keluarkan hanya datar. Karena ia Tau, cepat atau lambat ini akan terjadi.
Sedangkan Gita yang berada di belakang sosok itu memasang wajah cengo. ia bingung.
"Hanin..?" ucap lelaki dengan tinggi satu kepala diatas Risa. Mata coklat tuanya memandang lekat manik hitam gadis itu.
"Maaf anda Salah orang." ketus Risa membuang mukanya. Ia melirik tangan yang masih mencekalnya.
"Bisa lepaskan? Saya mau masuk."
"Kapan pulang?" lelaki itu malah balik tanya.
"Ck.anda tidak mengerti Bahasa manusia?.Tolong. Lepaskan. Saya.!" kata Risa dengan penekanan di kalimat terakhir.
Tak ada respon. Ia lalu menghentakkan tangannya keras. Terlepas. Kemudian beranjak masuk kelas.
"Maaf Nin.." lirih lelaki jangkung kuning langsat tersebut. Terdapat nada penyesalan yang membuat Risa menghentikan langkahnya sesaat. 1 detik. Ia melanjutkan langkahnya lagi. Hampir saja ia menoleh kebelakang. Tapi otaknya menolak mentah mentah.
Menduduki bangkunya, memasang earphone, lalu memejamkan mata. Sama sekali tak tertarik melihat sosok yang masih berdiri di depan pintu kelasnya.