"Mau ke kantin?" tawar siswi itu."Nggak. Duluan aja."
____________________________________________"Yakin? gapapa gue tinggal?".
"Ya. Gapapa." jawab Risa dingin.
"Ntar kalo lo mau ke kantin terus tersesat gimana?"
"Ck, banyak mulut lo." Risa memutar bola matanya malas lalu menempelkan kepalanya diatas meja.
"Serasa di kutub utara ya,..dingin."
"Hm"
"Yauda sih kalo lo ngga mau. Gue duluan ya, ehmm Ri..sa? eh ya Risa?" kata siswi itu memperbaiki kalimatnya lalu berdiri ingin beranjak pergi.
"Hm" Risa masih dengan posisinya. Hingga suara sepatu menjauh membuat ia mendongakkan kepala memastikan.
Siswi itu berjalan menjauh menuju pintu. Risa pun kembali ke posisi semula, menyembunyikan kepalanya diantara kedua lengannya yang melipat diatas meja.
"Nih. Nama plus nomer telpon gue. Ya kali aja lo butuh. Nanyain jadwal pelajaran atau mau kepoin yang lain mungkin." ucap siswi itu yang tiba-tiba kembali sambil menyodorkan selembar note kecil disertai cengiran jelek.
Risa yang mendengarnya pun mendongak kembali. Menatap 'teman sebangkunya' itu dengan tatapan jengah. Sekilas melirik note kecil yang masih setia disodorkan kepadanya. Tanpa ada niatan mengambil, ia malah memakaikan earphone di kedua telinganya. Kembali ke posisi awalnya. Dasar:')
"Eumm...GUE TARUH DISINI YAH !!. GUE KE KANTIN DULUAN SA! NTAR KALO BUTUH TINGGAL TELPON AJA, GUE TAKUT KALO LO NYASAR". teriak siswi itu takut kalau Risa tak mendengar. Mmbuat siswa lain yg masih didalam kelas ikut berteriak memarahinya.
"WOI GURITA! JANGAN TERIAK2..KAYAK ORANG GILA TAU NGGAK !?".
"YEEEE...GUE NGGAK NGOMONG SAMA LO YA.!DASAR KUDANIL LO.!"
"APA LO BILANG??!.WAH...BERANI YA LO SAMA GUE?!".
"BODO AH BODO.WEEKKK".ia pun berlari keluar kelas,disusul siswa tadi yang sepertinya akan mengejarnya.
"Drama rumah tangga dimulai broo.." ujar teman-teman siswa tadi disertai cekikikan tak jelas memegangi hpnya. Apalagi yang mereka lakukan jika tidak ke kantin pasti ya mabar dikelas:')
Cewek bego. Gue kan nggak muter lagunya. Ya pasti dengerlah. Seenggaknya kuping gue agak kesumpel, jadi nggak tuli denger dia teriak2. Dasar. _batin Risa.
Kok gue malah penasaran._sambungnya lagi.
Ia pun memposisikan dirinya duduk tegak. Mengamati sebuah note kecil berwarna pink yang tergeletak tak berdaya diatas meja. Tangannya terulur untuk meraih, lalu membacanya.
"Gita Ambarita."
"Pantes dipanggil Gurita." ucapnya menggelengkan kepala pelan.
Melipat note itu menjadi 2 lipatan dan memasukkan di saku seragamnya. Kali aja butuh.Karena jenuh hanya duduk-duduk Risa pun bangkit dari kursinya, berjalan mengelilingi kelas melihat lihat karya yang terpajang di dinding. Lalu beranjak pergi ke..
Kantin. Oke sekarang ia mengakui kalau perutnya butuh asupan.
"Gue nyerah. Perut model apa sih lo. Laperan mulu perasaan." gumamnya
Kakinya menyusuri koridor mencari letak kantin.
Menuruni tangga. Setibanya dibawah ia agak bingung.
"Ke kanan atau ke kiri? gue tadi masuk ke sini dari kanan, berarti gue harus ke kiri buat nyari. Oke."
Ia berbelok ke kiri lalu jalan lurus lagi.
"Lah gimana gue bisa tersesat, setiap ruang ada tulisannya. Cewek tadi emang aneh." katanya sambil melihat arah anak panah yang menunjukkan kantin berada.
Kakinya terus melangkah. Berbelok ke kiri. Menuju kantin.
Setibanya dikantin, Tanpa basa basi ia menuju stand jus dan siomay.
Memesan, membayar, lalu membawanya ke bangku yang kosong.
Matanya tajam menelisik isi kantin. Banyak stand terjejer disini. Meja kursi tertata rapi, tapi sudah penuh dengan makhluk kelaparan.
Hingga suara tak asing memecahkan pencariannya."Risa!!.sini!!" teriak Gita melambaikan tangannya.
Risa hanya diam tak beranjak. Masih menormalkan degup jantungnya yang kembali cepat seperti 2 tahun lalu.
Kau. Kenapa kau membawaku sampai ke tahap ini tuhan? aku tak mau terulang lagi.
Sreeett..
Entah sejak kapan gita sudah berada disampingnya dan menarik tangannya. Membuat jus dan siomay yang ia bawa hampir jatuh. Risa? ia hanya menurut. kepalanya menunduk memandangi sepatu kets hitam yang terus beriringan didepannya, milik gita."Duduk disini ya Risa. untung lo dateng, gue kira lo bakal betah dikelas, kalo nggak gue kesepian disini. lo tau kenapa?" tanya Gita
Sedang yang mendapat pertanyaan hanya diam. Pikirannya masih melayang, benarkah? malah pertanyaan itu yang berputar-putar dikepalanya. Jika benar, ia mau semuanya cukup sampai disini. Atau setidaknya 'dia' tak menyadari jika ia juga ada. Tak jauh dari radiusnya.
"Hallooo Risa?? lo kenapa? hei!.lo kenapa Risa?" tanya Gita panik.
"Eh. Gu-gue nggak papa kok."
"Yaudah..dimakan dulu itu siomaynya, keburu dingin. setelah itu, jawab pertanyaan gue ya?"
"Yang mana."
"Ish. Jangan-jangan lo nggak dengerin gue ya?" tanya gita.
"Ya gitu."
"Jahat banget lo." ucap gita dramatis.
"Lah., emang lo siapanya gue?" tanya Risa dingin.
"Temen lah."
"Dih. Sejak kapan?"
"Sejak lo nanya ruang Kepsek tadi pagi, trus gue tarik lo kesini dan lo nggak nolak. nah, sejak itu." jelas Gita dengan satu tarikan nafas.
Risa yang memakan siomaynya tenang sampai mendelik. Bahkan ia baru sadar, ternyata gita yang ia tanyai tadi pagi. Baiklah, Gita menganggapnya teman. Tapi Risa? siapa yang tau isi hatinya.
"Oh." hanya kata itu yang keluar dari mulut Risa.
"Kok gitu sih..?" tanya Gita sebal. Memakan kripik kentang yang sedari tadi ia biarkan setelah Risa datang. Padahal ia menunggu jawaban yang lebih dari itu.
"Emang mesti gue jawab apa?" tanya Risa balik sambil mengaduk-aduk jus dengan sedotan, lalu menyedotnya perlahan.
"Ya apa kek, misalnya,.."ia meletakkan snacknya lalu melanjutkan kalimatnya. "Oohh jadi elo yang tadi pagi? makasih yaa udah ngasih tau, makasih juga udah mau jadi temen gue. Padahal gue masih baru disini .Gitu mbak cantik.." jelas gita panjang lebar lalu menjilati bumbu-bumbu yang menempel dijarinya.
Risa mengangkat sebelah alisnya. lalu berkata. "Ok. Makasih."
"Terserah deh." dengus Gita menyerah karna yg diajak bicara nggak bisa lumer dari tadi.tetep dingin:'(
Dia Risa.seperti biasa, tak terlalu menggubris lawan bicaranya. Kembali menyesap jus dan menghabiskannya, sekarang hanya tersisa gelas plastik berisi es batu juga sedotan. Ia lalu berdiri merapihkan seragamnya beranjak pergi ke kelas.
"Eh..eh mau kemana Sa?".
"Kelas."
".Emang udah bel?". tanyanya berdiri merapihkan roknya yang terkena remahan kripik kentang.
Teeett teett tettt....
"elah. Bel beneran..iihh tungguin dong sa.?!"
Risa berhenti. Menoleh kebelakang, nampak Gita yang lari terbirit-birit mengejarnya dan meneriakkan namanya. Saat mulai dekat, ia pun kembali berjalan. Pikirannya sekarang adalah, jangan sampai ia melihat orang itu lagi.
_'--
TBC.
Terimakasih readers😘😂..
ku revisi, banyak salahnya
lama juga ngga update. perbaiki chap2 sebelumnyaa, banyak banget salah penulisan😭 mon maap yak😫
